Episoder

  • Di awal abad 19, tersebutkan Mak Emper yang memiliki dua anak perempuan. Anak kedua bernama Siti Ariah, cantik, berkulit sawo matang. Mereka bertiga tinggal di emper (paviliun) juragan kaya Semper yang memiliki kekuatan sosial ekonomi dan beristri banyak. Saat Ariah 16 tahun, pemilik rumah terpikat pada Ariah, berniat menikahi. Tidak sudi dijadikan selir, Ariah minggat. Sialnya, Ariah terperangkap Oey Tambah Sia. Selain menyimpan banyak perempuan, Oey punya rumah pelacuran di Bintang Mas (kini Ancol). Ariah kembali melarikan diri. Tambah Sia menyuruh dua centengnya untuk menangkap Ariah yang melawan sampai mati. Jasad Si Manis dibuang dekat Jembatan Ancol. Sejak itu kerap muncul sosok mirip Si Manis di jembatan yang sepi bila malam dan mencelakakan para lelaki. Padahal tujuan Si Manis adalah meminta tolong untuk menyampaikan pesan kepada ibunya. Akhirnya ia bertemu Yulia, penjual kue. Sisterhood menjadi medium kemunculan si Manis dengan memberikan resep kepada Yulia yang sohor karena kue kayu manisnya laris.

    Dimainkan oleh Chelsea Islan sebagai Ariyah, Marcella Zalianty sebagai Yulia, Yustiansyah Lesmana sebagai Narator. Penulis Naskah Kurnia Effendi. Sutradara Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Kisah ini terinspirasi dari mitos yang berkembang di Jawa Barat. Seorang anak laki-laki bernama Layung, hidup berdua bersama Ibunya yang tegas dan sangat disiplin. Ayahnya entah dimana, yang dia tahu. Konon sejak lahir ke dunia, sang ayah telah lenyap bagai ditelan bumi. Setiap hari sang Ibu bekerja di desa sebelah, sebagai asisten rumah tangga. Layung ditinggal sendirian di rumah, dengan banyak catatan hal yang boleh dan tak boleh dia lakukan, salah satunya adalah tak boleh keluar saat pergantian siang ke malam, alias pada saat Sandekala tiba. Padahal namanya diambil dari momen tersebut. Layung, warna kuning kemerah-merahan di langit pada saat matahari akan terbenam. Miris, tak sekalipun dia diijinkan untuk menikmati indahnya langit yang menjadi cikal bakal namanya.

    Dimainkan oleh Dewi Gita sebagai Ibu, Landung Simatupang sebagai Narator, Akiva Sardi sebagai Layung. Penulis Naskah Risa Saraswati. Sutradara Heliana Sinaga. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Manglende episoder?

    Klik her for at forny feed.

  • Di dalam pohon tarra, dimakamkan tubuh bayi-bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh, mereka seperti kembali ke rahim Ibu, menyusu getah sambil menunggu tubuh mereka kuat berjalan ke surga. Runduma mengisahkan hidupnya, pernikahan kedua orang tuanya, hingga masalah yang timbul dan menjadi pintu bagi kematiaanya. Lola mendengarkan dan perlahan mereka menjadi bagian tak terpisahkan di makam pohon itu. Hingga suatu hari, petaka itu tiba, Runduma tiba-tiba menghilang, Lola sungguh sedih dan sangat kehilangan. Di batas antara alam kehidupan dan kematian, arwah Runduma tergantung dalam ketidakpastian serta jasadnya menghilang entah karena apa, atau entah karena siapa.

    Kisah ini mengangkat tradisi penguburan bayi pada pohon yang dilakukan masyarakat Toraja, Sulawesi Selatan, penganut kepercayaan leluhur aluk todolo.

    Dimainkan oleh Elly Lutan sebagai Indo dan Narator, Widuri Puteri Sasono sebagai Lola Toding, Agra Svarnabhumi sebagai Runduma. Berdasarkan Cerpen karya Faisal Oddang dan alih wahana oleh Feby Indirani. Sutradara Heliana Sinaga. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Pencarian identitas mengantarkan Rindu kembali ke Tanah Papua. Pertemuan tak terduga dengan ‘perempuan perkasa’ di kota Pala seperti membuka kotak pandora. Kisah yang diceritakan ibunya memang tak pernah lengkap tetapi takdir melengkapinya. Kisah heroik leluhurnya dalam mempertahankan tanah tumpah darah akan selalu memangginya pulang.

    Dimainkan oleh Nowela Mikhelia sebagai Rindu, Ferry Fadli sebagai Narator dan Laki-laki Misterius. Pengantar Cerita oleh Nicholas Saputra. Penulis Naskah Aprila Wayar. Sutradara Joned Suryatmoko. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Perang dan intrik politik tak hanya berlangsung di dunia nyata. Kekuatan Merah lawan Putih bertempur di langit dalam wujud api yang bisa disaksikan oleh anggota masyarakat. Rekrutmen prajurit dilakukan dalam mimpi tanpa disadari oleh yang berkepentingan. Tetapi pertempuran tidak lagi jujur adu kekuatan-kesaktian tok, tapi sudah mulai kecipratan tradisi politik, tipu-daya di dunia nyata. Untunglah tokoh Aku yang direkrut barisan salah satu pihak, tapi diperdaya dihasut Dukun untuk jadi pahlawan dengan cara memenangkan lawannya, berani mengambil keputusan hati nuraninya sendiri yang tepat. Baginya pahlawan itu bukan manusianya tapi perbuatannya. Dan Aku tak ingin jadi pahlawan.

    Dimainkan oleh Ivonne Rose sebagai Nenek dan Dukun, Aming sebagai Pelatih dan Dukung, Jong Santiasa sebagai Narator dan Aku. Berdasarkan Cerpen karya Putu Wijaya, Alih Wahana dan Sutradara Heliana Sinaga. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Cerita misteri tentang kerajaan siluman buaya kumbang di Sungai Lematang, Desa Tanah Abang, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, telah lama melegenda. Konon, beberapa tahun sekali, akan ada anak laki-laki berusia 15-17 tahun yang tenggelam, hilang dan mati di sana. Mereka hilang di area yang sama. Katanya lagi, sebelum korban-korban baru jatuh, ada orang-orang tertentu yang memiliki jurai (garis hubungan) dengan siluman buaya ini, akan diberikan tanda bahwa korban baru akan segera diambil. Orang-orang yang memiliki jurai dengan siluman buaya ini, biasanya adalah orang-orang yang masih memiliki hubungan darah dengan korban-korban terpilih sebelumnya. Tanda itu bisa datang lewat mimpi atau pun lainnya. Episode ini mengisahkan salah seorang yang memiliki jurai tersebut mendapatkan tanda dari mimpi untuk korban terbaru siluman buaya.

    Dimainkan oleh Sal Priadi sebagai Narator, Ratna Riantiarno sebagai Nenek, Kristo Immanuel sebagai Bujang dan Siluman Buaya. Pengantar Cerita oleh Nicholas Saputra. Penulis Naskah Guntur Alam. Sutradara Heliana Sinaga. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Meninggalnya Eyang Sepuh membuat kehidupan tiga cucunya, Darwin (35), Amina (32) dan Dilla (27), satu-satunya keluarga Sang Eyang, menjadi tidak tenang dan selalu dihantui oleh makhluk halus. Ini disebabkan karena mereka yang harusnya bertanggung jawab memandikan keris warisan Eyang secara rutin dan ritual mengabaikannya. Agar hidup kembali normal, mereka tidak hanya harus melakukan kewajiban itu, tapi juga mesti menumbalkan sesuatu yang berharga bagi mereka.

    Dimainkan oleh Raline Shah sebagai Narator dan Amina, Nugie sebagai Darwin dan Ki Suroso, Aisha Nurra Datau sebagai Dilla. Pengantar Cerita oleh Nicholas Saputra. Penulis naskah Ilya Sigma dan Priesnanda Dwisatria. Sutradara Heliana Sinaga. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Kisah ini terinspirasi dari kehidupan di suatu kampung nelayan tambak di Kab. Penajam Pasir Pasir, Kaltim. Rampan harus memutus lingkaran ilmu hitam itu dengan membunuh seorang lelaki yang selama ini ia anggap sebagai ayahnya. Pada hari penebusan itu rahasia gelap dalam hidupnya terungkap. Siapakah dia? Siapa lelaki yang dibunuhnya itu? Kenapa kampung itu mati menyisakan empang-empang mati, dan kenapa ribuan berang-berang mengikutinya ketika dia tinggalkan kampung mati itu?

    Dimainkan oleh Maudy Koesnaedi sebagai Ibu, Yudi Ahmad Tajudin sebagai Bapak, Kevin Ardilova sebagai Rampan. Pengantar Cerita oleh Nicholas Saputra. Penulis Naskah oleh Hasan Aspahani dan Ali Sadli Salim. Sutradara Joned Suryatmoko. Penata Musik dan Efek Suara oleh Tesla Manaf. Produser: Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Kisah ini mengambil latar pada 1990-an, di Pidie, Aceh, di sebuah kamar kayu berukuran 3x4 meter. Wajah Salamun penuh darah dan hancur. Dia terkurung di dalam kamar kayu itu selama berhari-hari. Kesakitan bukan hanya telah melumpuhkan kesadarannya, tapi juga merusak penalarannya. Kamar kayu itu membuat dia kehilangan orientasi tentang waktu, tempat, dan kenyataan. Dia mulai berpikir bahwa dia telah diserang oleh harimau yang diburunya lalu terluka. Dia telah lama terobsesi oleh harimau itu dan bertahun-tahun berusaha mengalahkannya. Namun, ketika kesadarannya kadang-kadang pulih, dia tahu bahwa sebenarnya bukan harimau yang telah menyerangnya, tapi sesuatu yang lain.

    Dimainkan oleh Nova Eliza sebagai Narator dan Mirna, Rangga Riantiarno sebagai Salamun. Pengantar Cerita oleh Nicholas Saputra. Penulis Naskah Azhari Aiyub. Sutradara Heliana Sinaga. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Terinspirasi dari cerita rakyat Manggarai Timur, Flores, NTT. Bombol adalah seorang gadis kampung. Setiap pagi, dia diminta ibunya memetik sayur di ladang dekat hutan. Pada suatu kesempatan, ia dikejar seekor babi hutan setelah meminum air genangan di ceruk akar pohon dalam hutan. Si babi mengeklaim lokasi tersebut sebagai tempatnya berkubang. Bombol meminta tolong para pemuda pun datang membantunya. Mereka membawa tombak serta mengerahkan anjing-anjing pemburu terbaik mengejar si babi hutan. Babi hutan lolos dari kejaran, tetapi dengan sadar memilih mengikuti Bombol ke rumahnya karena merasa urusan mereka belum selesai. Dua minggu setelah kejadian tersebut, ada ritual syukur panen di kampung tetangga. Ritual tersebut biasanya jadi ajang para muda-mudi untuk saling berkenalan dan mencari jodoh. Bombol pun bersiap mengikuti acara tersebut dengan melakukan perawatan diri. Di tempat syukur panen, ia bertemu Dadi, pemuda tampan yang tak dikenal orang-orang dari kampung tetangga. Sepulangnya ke rumah, si babi mengaku pada Bombol bahwa Dadi adalah dirinya yang menjelma menjadi manusia. Bombol skeptis, tetapi ia berusaha mencari tahu sendiri kebenaran kabar tersebut, sampai ia menemukan jawaban sebenarnya.

    Dimainkan oleh Widi Mulia sebagai Narator, Dimas Danang sebagai Babi dan Dadi, Linda Tagie sebagai Bombol. Pengantar Cerita oleh Nicholas Saputra. Penulis Naskah oleh Mario F. Lawi. Sutradara dan Penyelaras Naskah Joned Suryatmoko. Penata Musik dan Efek Suara Tesla Manaf. Produser Happy Salma, Yulia Evina Bhara dan Pradetya Novitri. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa dan KawanKawan Media.

  • Karinding merupakan alat musik khas Jawa Barat yang terbuat dari pelepah daun enau atau kawung. Selain itu, alat musik ini bisa juga dibuat dari bilahan bambu kecil. Dalam bahasa #Sunda , #karinding  berasal dari ungkapan "ka ra da hyang", yang berarti diiringi doa Sang Maha Kuasa. Namun ada juga yang mengartikan Karinding sebagai sumber bunyi. Yakni kata 'ka' yang berarti sumber, dan 'rinding' berarti #bunyi .

    Simak obrolan seru tentang alat musik bambu Bersama Mukslis Ponco dari Institut Karinding Nusantara dan Rizal Mahfud, Sahabat Pandu Banten. 

    Podcaster : Lintang Banun Nastiti  Narasumber; Mukhlis Ponco (Komunitas Budaya Institut Karinding Nusantara); Rizal Mahfud (Komunitas Boeatan Tjibalioeng) 

    Topik  : Healing dengan Karinding  

    Perpustakaan Ditjen Kebudayaan yang berada di Gedung E Lt. 11 Kemendikbudristek. 

    Koleksi buku-buku tentang alat musik tradisional daerah bisa di akses lewat https://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.... Koleksi Digitalnya juga ada di https://repositori.kemdikbud.go.id

  • Bagi urang Sunda, hidup itu seperti peribahasa "Kudu Bisa Kabulu Kabale", artinya harus bisa menyesuaikan dengan lingkungan di mana pun berada. Hidup di zaman modern juga bukan berarti harus meninggalkan budaya karuhun. Maka itu, Kang Dora Dori, Kang Anyun dan Kang Ohang akan mengupas apa saja keunikan budaya karuhun dan kiwari yang dikemas dalam konsep jenaka. Yuk nguping BORANGAN di episode keempat ini. BORANGAN diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Ardko (Ardan Komunika)

  • Seiring dengan perkembangan Budaya “West” kata Kang Anyun Cadel, banyak orang Sunda kalau berpakaian seperti kekurangan bahan. Apa sih maksudnya? Apakah benar urang Sunda sekarang sudah melupakan jati dirinya? Yuk kita nguping BORANGAN di episode ketiga ini. BORANGAN diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Ardko (Ardan Komunika). 

  • Kemajuan zaman bukan berarti melupakan budaya leluhur kita. Banyak kebudayaan unik Sunda yang tidak kalah menarik dibanding dengan budaya modern. Bersama Kang Dora Dori  dan Kang Ohang yang akan membedah keanekaragaman budaya Sunda yang sudah jarang kita temui sekarang, melalui episode kedua bertemakan Carita Harita. Kira-kira, apa saja sih ciri khas orang Sunda zaman dulu selain tidak bisa bilang huruf 'F'? Yuk kita nguping BORANGAN di episode kedua ini. BORANGAN diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Ardko (Ardan Komunika).

  • BORANGAN (Ngabodor Babarengan) merupakan bedah budaya Sunda yang dikemas dalam komedi bersama Kang Dora Dori, Kang Ohang & Kang Anyun Cadel. Membahas jati diri Urang Sunda sebagai bagian dari kebudayaan Nusantara serta membedah seni & budaya Sunda untuk memperkaya karakter bangsa Indonesia, dilihat dari perspektif budaya karuhun & budaya kekinian. BORANGAN diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan Ardko (Ardan Komunika)

  • Oetimu, 1998. Satu jam sebelum para pembunuh itu menyerang rumah Martin Kabiti, di malam final Piala Dunia, Sersan Ipi menjemput lelaki itu dengan sepeda motornya. Ia telah menyediakan jamuan kecil di pos polisi yang ia tinggali. “Datanglah ke rumah. Nonton pertandingan final, dan berbahagialah bersama saya!” Apakah kebahagiaan benar datang pada Sersan Ipi malam itu? Apakah ia jadi menikah dengan Silvy dua minggu kemudian? Apakah Brazil bisa mengalahkan Prancis? Inilah sepenggal kisah dari Orang-orang Oetimu.

    Dimainkan oleh Ayushita Nugraha sebagai Silvy, Eka Putra Nggalu sebagai Sersan Ipi, Megs Seto sebagai Am Siki dan Christine Hakim sebagai narator. Alih wahana dari novel berjudul Orang-Orang Oetimu karya Felix K. Nesi. Alih Wahana oleh Yosep Anggi Noen. Sutradara oleh Gunawan Maryanto. Produser Happy Salma dan Yulia Evina Bhara. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa   Foundation dan KawanKawan Media.

  • Kadang-kadang mereka memang ngobrol. Mereka sudah berteman lama. Masuk SD yang sama, kemudian masuk SMP yang juga sama, sebelum jebol dari SMA di waktu yang berbeda. Eneng dikeluarkan dari sekolah karena bunting, sementara dirinya keluar dari sekolah karena dua kali tidak naik kelas dan lama-lama merasa tak punya harapan untuk lulus. Mereka masih sering bertemu di terminal bus. Ia mengamen dengan gitar kopong, sementara Eneng kadang datang untuk menagih piutang dari kondektur, sopir, pedagang asong dan tukang becak. Kadang Eneng datang juga untuk mencari lakinya, yang duduk setengah mabuk di ujung terminal.
    Dimainkan oleh Kevin Ardilova sebagai Polisi, Eva Celia sebagai Eneng, dan Laura Basuki sebagai narator. Alih wahana dari cerpen berjudul Persekot karya Eka Kurniawan. Alih Wahana dan sutradara oleh Gunawan Maryanto. Produser Happy Salma dan Yulia Evina Bhara. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa Foundation dan KawanKawan Media.

  • Semua berawal mula dari Gedung Akuarium di Pasar Ikan. Tempat di mana Tuti dan Maria, mengenal Yusuf, mahasiswa Sekolah Tabib Tinggi. Kisah cinta pun tumbuh di tengah benturan budaya lama dan baru serta arus pemikiran modern. Indonesia belum lahir kala itu tetapi semangat dan cita-cita atas kemerdekaan, persamaan hak, serta kehidupan yang lebih baik terpancar dengan kuat dalam novel yang ditulis Sutan Takdir Alisyahbana di tahun 1937. Sebentang layar tengah dikembangkan. Melancar, berbelok-belok menuju ke tempat kerja manusia di tengah-tengah perjuangan dengan sedih dan senangnya.
    Dimainkan oleh Atiqah Hasiholan sebagai Tuti, Rio Dewanto sebagai Yusuf dan Asmara Abigail sebagai Maria. Alih Wahana oleh Ahda Imran. Sutradara oleh Gunawan Maryanto. Produser Happy Salma dan Yulia Evina Bhara. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa Foundation dan KawanKawan Media.

  • Malam baru saja menyelimuti kota Manhattan. Kilau cahaya di permukaan sungai Hudson membuat gelap tak terlalu mutlak. Tapi sepi seperti arus yang menjalar tenang dan perlahan mengembara di seantero kota, di antara dinding-dindingnya yang dingin dan remang. Di sebuah apartemen, Jane dan Marno dirundung bosan yang tak gampang ditepiskan. Keduanya duduk di sofa memandang ke luar jendela. Marno dengan segelas scotch dan Jane dengan segelas martini.

    Alih wahana dari cerpen Seribu Kunang-Kunang di Manhattan karya Umar Kayam. Dimainkan oleh Nino Kayam sebagai Marno, Tara Basro sebagai Jane dan Maudy Keosnaedi sebagai narator. Alih Wahana oleh Iswadi Pratama. Sutradara oleh Gunawan Maryanto. Produser Happy Salma dan Yulia Evina Bhara. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa Foundation dan KawanKawan Media.

  • Sekali ini – seperti  biasanya bila jam malam telah sampai – ia terkenang kembali pada Kebayoran.  Terlalu besar daya penarik daerah itu untuknya. Ia ingin bertemu kembali dengan lakinya, Saleh; dengan adiknya, Khatijah; dengan emaknya, – semua yang   dikenalnya dahulu sejak kecil, dan yang juga dikenalnya terus dalam hatinya.  Tapi antara dia dan Kebayoran dan orang-orang yang dikasihinya itu tak lagi ada jembatan yang tersedia. Jembatan yang satu-satunya itu sudah lama hancur. Dihancurkan oleh ketakutannya. Dan ia tetap tercancang di taman Fromberg. Tercancang oleh suatu kemestian.

    Alih wahana dari cerpen Berita dari Kebayoran karya Pramoedya Ananta Toer dalam kumpulan cerpen Cerita dari Jakarta. Dimainkan oleh Lulu Tobing sebagai Khatidjah, Najwa Shihab sebagai Aminah, Chico Jericho sebagai Diman dan Mathias Muchus sebagai narator. Sutradara & Alih Wahana oleh Gunawan Maryanto. Produser Happy Salma dan Yulia Evina Bhara. Diproduksi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Titimangsa Foundation dan KawanKawan Media.