Folgen

  • Some say that learning from others' journeys helps a lot in avoiding mistakes and getting success faster. Now, what if we present to you the man who learns a lot from the brightest minds in the Indonesian startup scene? This will surely get your knowledge even further. Get ready to gain insights from the founder and CEO of DailySocial.id, Rama Mamuaya!  

    Rama started DailySocial.id as a side project in his final year in the university in 2008, which became his full-time job when he got seed investment in 2010. Right now, operating with 40 employees remotely, he runs the company with the mission to be a single hub to access information and education for innovation-enabling processes and digital lifestyle adoption.  

    Having experienced 13 years in running a media focusing on startup, technology, and innovation, Rama has so many insights from the patterns in Indonesian startups. That is why he expands the services his company offers to the industry, helping to bridge society with technology through innovation and helping corporate enterprises navigate the startup and innovation ecosystem in Indonesia and SEA.  

    Find out a new perspective about the Indonesia startup ecosystem from the founder of leading media in startups, tech, and innovation in our vodcast episode 12.  

    ---  

    Startup Studio Indonesia is an intensive program for early-stage startup founders from the Ministry of Communication and Informatics, Indonesia.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia

    Website: startupstudio.id

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Nodeflux is one of the first and largest AI Computer Vision technology developers in Indonesia who has served various clients from B2B and B2G. The co-founders believe that the prototype acceleration has enabled them to deliver real achievement through national deployment to global recognition.  

    The dynamic duo started the tech development in 2016. At the moment, Nodeflux's Vision-AI solutions have been implemented nationwide in sectors such as Smart Cities, Defense & Security, Traffic Surveillance Management; Asset & Facilities Management; Retail & Wholesale Store Analysis, Advertising, Transportation, and more. Their clients are coming from the government and private sectors.  

    How do they find the product-market fit for their advanced tech? Check out our whole conversation with the co-founders of Nodeflux, Faris Rahman and Meidy Fitranto in this vodcast episode. Fun fact: All of their engineers are 100% Indonesians!  

    ---  

    Startup Studio Indonesia is an intensive program for early-stage startup founders from the Ministry of Communication and Informatics, Indonesia.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia

    Website: startupstudio.id

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Fehlende Folgen?

    Hier klicken, um den Feed zu aktualisieren.

  • The VC investment landscape in Indonesia has matured. Series A valuation back then used to be less than 5 million. Now, we're seeing tens of millions for the Series A stage. However, as the pandemic hits, how does VC react? Hiro says that pre-covid and post-covid give investors a chance to identify companies that can withstand and thrive during these challenging times.   

    Was a VC, now turned into a founder, Hiro is building a B2B fintech startup that operates in 3 countries, Indonesia, Singapore, and Hong Kong. So, how does his experience in VC helps him in running his startup?  

    Wallex is a B2B fintech startup focusing on overseas payment and cash management solutions for businesses, co-founded by Hiro Kiga, a former venture capitalist. At first, the team was only 5 people, consist of 2 co-founders and 3 developers. Today, Hiro claims to have processed more than US$1.7 billion in transactions from more than 19,000 customers.  

    ---  

    Startup Studio Indonesia is an intensive program for early-stage startup founders from the Ministry of Communication and Informatics, Indonesia.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid


  • Setiap startup pasti memiliki budaya kerjanya sendiri. Budaya tersebut tercipta dari bagaimana para founder berinteraksi serta mengambil keputusan dalam menjalankan startupnya.  

    Di Dekoruma, Dimas percaya untuk “define your own game & play your own game”. Tidak mengambil keputusan berdasarkan apa yang sedang tren atau terpengaruh dari apa yang kompetitor lakukan. Sebagai founder, kita harus jadi yang paling memahami tentang customer dan dinamika market kita, lalu buat keputusan berdasarkan itu.   

    Selain itu, Dimas menekankan penting juga untuk mengatur cost structure dan organization structure agar startup bisa mencapai good governance dan bertumbuh dengan fondasi yang baik.  

    Cerita lain dalam video podcast kali ini adalah tentang menemukan co-founder. Ada banyak cara untuk menemukan co-founder, salah satunya adalah dengan “dicomblangin”. Itulah cerita dari Dimas Harry Priawan saat bertemu co-foundernya Aruna Harsa. Dalam memutuskan untuk membangun startup bersama, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan, seperti kesamaan visi, definisi nilai yang diutamakan, serta karakter dan kemampuan yang saling melengkapi.  

    “Satu alasan kenapa kita bisa went through thick and thin karena saya menemukan sesuatu yang saya butuhkan pada co-founder saya. Milih co-founder tuh sebenernya kayak nikah,” cerita Dimas.  

    Mereka berdua mendirikan Dekoruma pada 2015. Kala itu, Dimas baru satu minggu menikah. Kemudian, dalam 6 bulan pertama, ia menghabiskan lebih banyak waktu bersama Aru dibandingkan dengan istrinya. Membangun startup memang membutuhkan dedikasi yang tinggi untuk dapat memastikan organisasi yang baru dibentuk tersebut dapat berjalan.  

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Setelah meniti karier di industri kesehatan selama 12 tahun, Jonathan memutuskan untuk merealisasikan inovasi teknologi berdasarkan permasalahan yang ia kerap temui di lapangan. Hal utama yang ia sadari saat membangun Halodoc adalah untuk mencapai hal besar harus dimulai oleh langkah-langkah kecil.   

    Menurut Jonathan, wajar bagi seorang founder untuk memiliki visi besar dan berbagai rencana untuk inovasi yang mengubah bagaimana industri bekerja. Namun, tidak semuanya dapat diwujudkan sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Startup, tidak seperti perusahaan yang telah mapan, memiliki sumber daya yang terbatas. Perlu adanya fokus dalam menghadirkan sebuah solusi baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar.  

    “Do not feel afraid about bending realities,” kata Jonathan. Sebagai founder harus punya rasa percaya diri sifat ambisius yang tinggi untuk membayangkan realita yang ingin dicapai dengan adanya inovasi yang kamu buat. Saat orang-orang mengatakan inovasi yang kamu pikirkan itu tidak mungkin direalisasikan, mungkin itu berdasarkan penilaian mereka terhadap realita yang ada di hari ini, sedangkan inovasimu adalah realita yang kamu bayangkan akan terjadi di masa depan. Namun, di sisi lain, sebagai founder, kamu pun harus memiliki sifat rendah hati dan terbuka dengan masukan apabila data di lapangan menunjukkan hal yang sebaliknya dari yang kamu rencanakan.  

    Itu adalah sebagian dari percakapan kami dengan Jonathan Sudharta (Co-founder & CEO, Halodoc). Untuk cerita lengkapnya, saksikan di video podcast Startup Studio Indonesia.   

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

    Linkedin Impactto: https://www.linkedin.com/company/impactto/

  • Memiliki latar belakang kuliah Teknik Industri, Suwandi Soh (CEO, Mekari) menemukan bahwa masih banyak proses bisnis dari berbagai industri di Indonesia yang dapat dibuat lebih efisien.  

    Namun, tantangan utamanya adalah memahami urgensi bagi para pemain di industri tersebut untuk menyelesaikannya dan bagaimana startup kita dapat menawarkan solusi yang sesuai dengan kebutuhan. Dengan demikian, perlu nafas panjang dalam menuju product-market fit bagi B2B SaaS startup.  

    Apa saja tantangan dalam menemukan product-market fit dari B2B SaaS startup? Belum banyaknya pemain startup berkecimpung dalam pasar B2B apakah menjadikan peluangnya bisnis yang besar? Lalu, apakah saat ini adalah momen yang tepat untuk membangun produk untuk pasar B2B?  

    Temukan jawabannya dari cerita pengalaman Suwandi di video podcast Startup Studio Indonesia.  

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn Startup Studio Indonesia: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Didirikan pada tahun 2009, East Ventures adalah venture capital asal Indonesia yang berfokus pada early-stage startup. Mereka telah melakukan investasi pada lebih dari 170 perusahaan di Asia Tenggara, mulai dari Indonesia, Singapura, Jepang, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.  

    East Ventures merupakan investor pertama dari dua unicorn Indonesia, yaitu Tokopedia dan Traveloka. Startup lainnya dalam portofolio East Ventures ada Ruangguru, Sociolla, Warung Pintar, Fore Coffee, MokaPOS, IDN Media, Katadata, Shopback, Tech in Asia, Xendit, CoHive, Sirclo, dan Loket.   

    Dalam perbincangan dengan Melisa Irene (Partner, East Ventures), kami membahas apa saja faktor yang dilihat dalam mempertimbangkan startup seperti apa yang dicari oleh venture capital.  

    Salah satu parameter dalam pertimbangan apakah sebuah startup layak untuk di-invest, Irene melihat dari sebaik apa founder itu memahami industri dan juga permasalahan yang ingin dia pecahkan. Akan ada perbedaan yang besar pada dalamnya pengetahuan yang dimiliki seorang founder yang benar-benar ingin membuat solusi untuk mengatasi sebuah masalah dengan founder yang membuat startup berdasarkan dengan tren.   

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Setiap hal besar, dimulai dari langkah kecil dan dari apa yang kita miliki. Itu yang Albert (Co-founder, Traveloka) percayai. Dalam membangun startup dan mengembangkan produk, dibanding bersikap idealis, Albert lebih memilih bersikap perfeksionis. Untuk selalu mendengar apa yang customer inginkan dan mencoba menjawabnya dengan solusi terbaik yang dapat ia ciptakan bersama tim di Traveloka.   

    Bermodal tiga laptop para co-founder, perjalanan merintis Traveloka dimulai. Albert bercerita pengalaman ia dan Ferry Unardi merantau dari pulau Sumatera ke pulau Jawa merintis startup setelah kembali ke Indonesia dari Silicon Valley.  Hari ini, Traveloka telah beroperasi tak hanya di Indonesia, tetapi juga Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan Singapura. Bekerja sama dengan lebih dari 100 maskapai domestik dan internasional, Traveloka melayani lebih dari 200.000 rute penerbangan ke seluruh dunia.   

    Dirintis pada 2012, bagaimana cerita di balik perjalanan Traveloka yang awalnya dirintis sebagai search engine untuk mencari tiket pesawat hingga akhirnya menjadi travel app terbesar di Asia Tenggara? Bagaimana visi, etos kerja dan budaya di balik startup Indonesia yang kini menjadi telah menjadi perusahaan kelas global?  

    Kisah di balik unicorn Indonesia yang satu ini mungkin yang paling susah kamu cari. Tak sering sosok di balik Traveloka muncul di media untuk membagikan cerita bagaimana mereka menjadi perusahaan kelas dunia. Ini kesempatanmu untuk mendengarkannya.  

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Tidak ada formula pasti untuk mencapai product market fit, bahkan bagi seorang serial founder sekalipun.   

    Rama Notowidigdo adalah salah satu founder di balik SayurBox dan AwanTunai. Sebelum merintis startupnya sendiri, Rama memiliki pengalaman sebagai CTO di beberapa perusahaan dan startup digital dengan industri yang beragam. Saat ini, ia pun menjadi angel investor di beberapa startup.  

    Saat mencoba menemukan product-market fit, ia menekankan jangan menunggu produknya sempurna untuk dites ke pasar karena itu berarti membuat startup melakukan investasi yang besar pada produk yang belum tentu dapat diterima target market. Terlebih lagi, ia percaya bahwa sebagian besar dari problem yang ingin dipecahkan sebenarnya tidak bergantung pada kecanggihan teknologi.   

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  

    #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Saat memulai Gojek, Kevin Aluwi memiliki role sebagai Chief Financial Officer. Selain itu, seperti founder pada umumnya, ia pun merangkap untuk mengerjakan beberapa hal lain, seperti performance marketing dan membangun tim data di Gojek.  

    Dalam berinovasi mengembangkan layanan baru, Gojek tidak berfokus untuk mencari apa industri yang baik untuk mengembangkan lini bisnis, tetapi berfokus pada problem dari sudut pandang konsumen dan driver yang ingin dipecahkan.  

    Berawal dari layanan transportasi, kini aplikasi Gojek memiliki berbagai layanan yang menjadi solusi buat tantangan sehari-hari. Gojek memulai perjalanannya pada tahun 2010 dengan layanan pertama yaitu pemesanan ojek melalui call-center. Pada tahun 2015, Gojek berkembang pesat setelah meluncurkan sebuah aplikasi dengan tiga layanan, yaitu: GoRide, GoSend, dan GoMart. Sejak saat itu, laju Gojek semakin cepat dan terus beranjak hingga menjadi grup teknologi terkemuka yang melayani jutaan pengguna di Asia Tenggara.  

    Dalam Video Podcast #StartupStudioIndonesia, Kevin Aluwi bercerita berbagai sisi dari perjalanannya merintis Gojek. Mulai dari prinsip Gojek dalam merekrut talent, cerita di balik helm dan jaket Gojek untuk mitra driver, hingga apa yang harus dilakukan dalam menjaga dan memenuhi ekspektasi tiga user utama mereka, yaitu customer, mitra driver, dan mitra merchant.  

    Perihal membangun tim, Kevin bercerita bahwa Gojek berusaha tidak menggunakan formula karena mereka percaya bahwa talent yang luar biasa dapat muncul dari mana saja. Adapun Gojek memiliki prinsip dan cultural values yang dicari dari seorang talent, salah satunya data-driven.  

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

     #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: https://startupstudio.id

    Instagram: https://instagram.com/startupstudio.id

    LinkedIn: https://www.linkedin.com/company/startupstudioid

  • Dalam waktu 5 tahun, Sociolla kini berkembang menjadi perusahaan yang menaungi lebih dari 1000 karyawan dan memiliki 21 warehouse di 21 kota. Tak hanya itu, baru-baru ini, Sociolla pun telah mendapatkan pendanaan series E sebesar US$58 juta.  

    Sejak awal diluncurkan pada 2015, Sociolla selalu berfokus untuk tak hanya menjadi e-commerce, tetapi menjadi pionir dalam membentuk ekosistem digital industri beauty dan personal care. Sebagai upaya membangun fondasi yang kuat, ada lima core values yang menjadi acuan tim Sociolla, yaitu be fast, be agile, continuous improvement, ownership, positivity.  

    John Marco Rasjid (Co-founder & CEO, Sociolla) bercerita, selama perjalanan membangun startupnya, telah banyak inisiatif dan mini projects yang telah dirintis untuk mencapai misi tersebut. Sebagian yang berhasil mendapat tanggapan baik dari target market mereka adalah media (Beauty Journal), offline store, dan aplikasi personal beauty platform (SOCO).  

    Simak percakapannya pada Sabtu, 5 September 2020, 20.00 WIB di Youtube, Spotify, dan Apple Podcast #StartupStudioIndonesia

  • Berasal dari kota kecil, Pematang Siantar, William Tanuwijaya (Co-founder dan CEO, Tokopedia) berharap dapat membuat semua orang Indonesia, hingga ke pelosok, untuk punya peluang dan kesempatan yang sama.  

    Bukan berlatar belakang orang yang memiliki modal besar, William harus berusaha selama dua tahun bersama co-foundernya, Leontinus, dalam mengumpulkan dana untuk merintis startupnya. Hingga akhirnya, pada 2009, mereka berdua resmi fulltime membangun Tokopedia.  

    William percaya bahwa untuk membangun perusahaan kelas dunia, ia harus meng-hire orang-orang kelas A. Bukanlah hal yang mudah untuk startup yang baru dirintis untuk menarik minat talenta terbaik untuk bergabung. Apalagi, kala itu, pada 2009, industri digital di Indonesia belum begitu berkembang. Namun, William akhirnya menemukan caranya. Pertumbuhan jumlah karyawan pun bertambah yang semakin pesat, dari awalnya dirintis 2 orang, kini telah mencapai ribuan orang.   

    Bagaimana budaya yang William bangun bersama para nakama (sebutan karyawan Tokopedia) sehingga Tokopedia dapat menjadi perusahaan teknologi yang menciptakan dampak perekonomian begitu besar di Indonesia?  

    ---  

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.  #GoTheExtraMiles #StartupStudioIndonesia 

    Website: startupstudio.id 

    Instagram: instagram.com/startupstudio.id 

    LinkedIn: linkedin.com/company/startupstudioid

  • Selamat datang di video podcast Startup Studio Indonesia.

    Startup Studio Indonesia adalah program intensif bagi early-stage startup founder dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.

    Dalam video podcast ini, kami mengajak kamu memahami perspektif dan pengalaman dari para founder tech companies ternama di Indonesia. So, you’ll know what it takes to be a founder who go the extra miles.