Episodios
-
Di episode ini, kami berbincang dengan Tyza dan Rizki dari The Wellington mengenai perjalanan mereka sebagai band sejak SMA, intensi dan inspirasi mereka membuat musik dan mengapa mereka baru merilis album pertama di tahun 2021.
-
Di episode NWFM kali ini, kami kedatangan Pram dari agordiclub. Kami mengulas tentang peran jurnalis dan entitas media terhadap industri musik independen hari ini, agordiclub sebagai salah satu pionir siniar musik di Indonesia, dan juga apa yang mereka rencanakan untuk setahun ke depan!
-
¿Faltan episodios?
-
Episode NWFM kali ini kami merayakan kembalinya Leeds Records di kancah #permusikan melalui kompilasi Supersub! Kami mengulas tentang persiapan kompilasi ini dan masing-masing lagu yang masuk ke dalamnya. Ada kedatangan juga dari Raka (Gizpel), Ikhsan (Kinder Bloomen), Ape (Beta Daemon), dan Dimas (Texpack) sebagai perwakilan dari beberapa musisi yang ikut di kompilasi ini.
-
Kami kedatangan Rekah pada episode NWFM kali ini. Rekah bercerita tentang transisi mereka dengan formasi barunya, bertahan hidup dan bertahan sebagai band selama setahun terakhir, dan juga materi yang sedang mereka siapkan akhir-akhir ini.
-
Lanjutan dari episode kami dengan Joe Million & Mardial untuk listening party album terbaru mereka, 'Vandal'. Di bagian ini Joe dan Mardial mengupas dan mengulas cerita di balik lagu 'AHIPLDC' sampai 'Sepeda'. Dzulfahmi juga hadir dan cerita tentang verse dia di 'Jembatan Api;.
-
Kami kedatangan Joe Million & Mardial untuk listening party album terbaru mereka, 'Vandal'. Mereka banyak cerita mengenai proses persiapan album ini dan cerita di balik lagu-lagunya. Di bagian pertama ini Joe dan Mardial mengupas dan mengulas cerita di balik lagu 'Cepu' sampai 'SLXT'.
-
Kami berbincang dengan kolektif virtual yang baru saja melaksanakan rave pertamanya di VR World. Menampilkan penampil yang biasa kita lihat di acara-acara rave sebelum pandemi. Kami berbicara tentang perbedaan rave IRL dan rave via VR, kesulitan membuat environment di VR World dan langkah-langkah mereka dalam menarik penampil sekaligus partner untuk Klub Kidul.
-
Indigo Moiré hadir di NWFM kali ini. Kita banyak mendengar tentang perkembangan selama ini, pengalaman yang mereka lalui sebagai band sejak perkenalan kami dengan mereka di 2016 untuk Noisewhore Live vol 001, dan juga apa yang mereka rencanakan dalam waktu dekat.
-
First 45 minutes of the pod is filled with sub-par horror stories from us and the audience. The last twenty minutes is filled with what we're watching and a public discourse on the Spotify problem.
-
Pada episode NWFM kali ini, kami kedatangan Fuzzy, I. Perlu kalian pastikan sendiri, tapi seharusnya kami sempat membicarakan tentang Future Exp, tips investasi, dan juga inspirasi-inspirasi mereka untuk album mereka yang akan datang.
-
Kami dapat kesempatan untuk berbincang bersama Greybox tentang album barunya, Melografik, dan cerita yang ada dibalik double album tersebut. Juga mendalami proses Greybox bermusik, dari sisi yang cukup teknis sampai mencari inspirasi dari beragam tempat.
-
Kami berbincang dengan Arya dari Eastern Margins, kolektif asal London. Mulai dari industri musik UK, identitas dalam kolektif hingga apa yang ingin dicapai Eastern Margins dalam 5 tahun ke depan.
-
Kami berbincang dengan Oscar Lolang perihal pandangan audiens terhadap Oscar sebagai musisi yang melek akan isu sosial, menggabungkan aspek elektronik dalam musiknya dan apa arti musik bagi Oscar Lolang.
-
Kami berbincang dengan Harlan Boer, veteran industri yang memulai karirnya sebagai kibordis The Upstairs, juga dikenal sebagai vokalis C'mon Lennon dan sekarang menjadi solois paling produktif di tahun 2020. Kami berdiskusi tentang hari-hari Aksara Records, Harlan sebagai manajer Efek Rumah Kaca hingga album-album terakhirnya sebagai solois.
-
Minggu ini, kami kedatangan Defa, Ikhsan, Raka, Kipeng, Luki dan Danang dari Kinder Bloomen dan membicarakan tentang EP pertama mereka yang baru rilis. Bersama Disorder, kami mendengarkan EP "PROGRESSION I" dan mengulas tentang proses rekaman dan penulisan rilisan ini.
EP "PROGRESSION I" dari Kinder Bloomen sudah dapat diakses di Bandcamp dan The Store Front, dan dapat didengarkan di Spotify/Apple Music pada 1 Oktober 2020.
-
Kami berbicara dengan Puff Punch tentang EP terbarunya "Can We Go Out Now?" dari tema yang dipilih (Tentang pandemi) dan apa yang kita bisa lihat ke depannya dari Puff Punch. Dengarkan "Can We Go Out Now?" di Spotify/Apple Music/Bandcamp
-
Kami berbicara dengan Baskara, Adnan, Awan, Diki dan Bodat beberapa jam sebelum mini album terbaru .Feast dengan judul "Uang Muka" dirilis. Bersama Disorder, kami mendengarkan lagu per lagu dari mini album ini.
Siniar ini merupakan siaran ulang dari NWFM Listening Party. "Uang Muka" sudah dirilis per tanggal 11 September 2020.
-
Sebelum rilis di kanal streaming dan rilis secara fisik, kami mendapat kesempatan untuk berbincang dengan Agha, Bayu dan Aat, tiga orang dibalik Rollfast. Kami mendengarkan keseluruhan album "Garatuba" untuk pertama kalinya dan berbincang lebih jauh perihal Bali yang mereka kenal, kritik sosial yang dimasukkan dalam lagu-lagu mereka.
-
Kami berbicara dengan Siddha, dikenal sebagai individu dibalik Winona Tapes, juga sebagai vokalis Skandal. Siddha bercerita tentang karir pendeknya di dunia media musik, bagaimana print media jatuh dan sekarang digantikan oleh jenis media baru. Kami juga berdiskusi tentang Winona Tapes, motif dari kurasinya, dari Winona Dryver hingga BAPAK. dan bagaimana Siddha melihat Winona Tapes ke depannya.
-
The first Bandempo album, released in 1999, is one of the best Indonesian pop album, cited by many as the greatest. After twenty years, they re-released their album to streaming platforms, igniting a whole new wave of conversation regarding the band. We talked to Anggun Priambodo, the vocalist of Bandempo, about their oral history and what's next for the group.
- Mostrar más