エピソード

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 24 April 2024

    Bacaan:

    "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:13)

    Renungan:

    Pada tahun 2011, Tony Goldman sedang melakukan safary trip di Duba, Botswana, dengan anaknya. Ketika sedang dalam perjalanan di suatu padang rumput, di tepian sungainya, Goldman menyaksikan suatu kejadian luar biasa yang akhirnya ia abadikan dengan perlengkapan kamera yang ia bawa. Goldman dan anaknya berhasil menangkap sebuah adegan yang sangat spektakuler yang melibatkan seekor buaya, seekor anak singa, dan tiga singa betina dewasa. Semua hewan itu terlibat dalam sebuah perkelahian yang seru dan tidak akan terlupakan oleh Goldman. Perkelahian tersebut dimulai ketika reptil itu mencoba menyerang si anak singa. Sang induk, si singa betina, secara naluriah mempunyai sifat melindungi anggota keluarganya dari segala ancaman apa pun. Karena itulah sang induk langsung menyerang buaya tersebut. Kemudian dua singa betina yang lain ikut membantu temannya. Dengan strategi yang baik, singa betina ini mengepung dan menyerang buaya ini secara ganas. Dalam keadaan terkepung buaya tersebut berhasil menggigit salah satu singa betina, namun singa yang lain langsung menggigit dan mengoyak bagian leher si buaya. Setelah berhasil membunuh si buaya, mereka menyantap bangkai buaya itu bersama-sama anak singa yang sebelumnya diserang tersebut. Goldman memberikan komentar, "Semua ini berlangsung kira-kira 15 menit, di mana hanya ada saya, anak dan sopir saya yang melihatnya langsung. Kami sangat beruntung dapat mengambil foto dan kejadian alam yang jarang sekali terjadi ini."

    Induk singa akan sangat melindungi anaknya dari bahaya apa pun. Karena memang Allah membekalinya dengan naluri melindungi. Tapi Tuhan berbeda. Yang Tuhan punya bukan sekedar naluri, tapi cinta yang tulus. Tuhan sangat menyayangi kita semua anak-anak-Nya, dan sudah menjadi kerinduan Dia untuk selalu melindungi kita semua. Karena perbuatan Tuhan yang selalu melindungi inilah, Daud selalu mengucapkan rasa syukur-Nya. Bagi Daud, Tuhan adalah gunung batunya, perisainya, tanduk keselamatannya, kota bentengnya, tempat perlindungannya, dan yang terutama adalah Juruselamatnya. Alasan mengapa Daud memuji Tuhan seperti ini adalah karena Tuhan selalu menyelamatkan Daud dari bahaya maut, dari musuh-musuhnya dan terutama dari serangan Raja Saul. Di dalam mazmurnya yang lain, Daud menyebutkan sifat Tuhan bagaikan seorang bapa yang sayang kepada anak-anaknya. Karena itu, Daud jarang merasa cemas dengan hidupnya.

    Mari kita belajar dari Daud yang percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Jika seekor induk singa saja rela mati demi anaknya, apalagi Tuhan yang adalah Bapa kita. Jangan takut dengan semua masalah. Ingatlah bahwa Tuhan selalu ada di pihak kita, dan akan selalu menjadi perisai kita! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih telah menjadi gunung batu dan perisaiku. Bersama-Mu aku tidak takut bahaya. Berilah aku ketenangan dalam menjalani hidup ini. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 23 April 2024

    Bacaan:

    "Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu." (Amsal 16:3)

    Renungan:

    Seandainya kita adalah gitar, kita tidak dapat menghasilkan hal baik apa pun atau musik apa pun tanpa ada yang memainkannya. Karena itulah kita sangat membutuhkan seseorang yang dapat memakai kita untuk dapat berfungsi dengan maksimal. Kita butuh tangan seorang maestro yang piawai dalam mengalunkan nada dari senar kita. Melalui nada yang keluar dari diri kita, banyak orang akan senang dan merasakan kedamaian ketika mendengarkannya. Kita akan menjadi pribadi yang berguna bagi orang lain, dan menjadi berkat bagi mereka. Akan tetapi, siapakah pribadi yang dapat memainkan nada dari dalam diri kita? Siapa yang dapat memberdayakan kita secara maksimal? Siapa lagi kalau bukan Tuhan Yesus. Dialah Sang Maestro!

    Jika Yesus adalah pemain musiknya, dan kita adalah gitarnya, maka sudah sewajarnyalah jika kita menyerahkan hidup kita secara total kepada-Nya. Sebab, tanpa Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa. Kita hanyalah sebuah alat yang akan mati dan tidak berfungsi dengan baik. Paling tidak ada empat kali dibicarakan secara tegas di dalam Alkitab mengenai penyerahan diri kepada Tuhan. Yang pertama ada di dalam Mzm 37. Jelas ditulis bahwa kita harus menyerahkan hidup kita dan percaya kepada Tuhan, sehingga la akan bertindak. Kemudian Mzm 55 menasihati kita untuk menyerahkan semua kekhawatiran kita kepada Tuhan, sebab la akan memelihara hidup kita. Ingat, Tuhan tidak akan membiarkan hidup kita goyah! Di dalam Ams 16:3, kita memperoleh jaminan kesuksesan dalam setiap perencanaan kita asalkan kita mau menyerahkan semua tindakan kita ke dalam tangan Tuhan. Dan yang terakhir, Petrus menuliskan hal yang serupa dengan yang ditulis di dalam Mzm 55 di dalam suratnya. Petrus memberikan kita keyakinan untuk menyerahkan kekhawatiran kita kepada Tuhan, sebab Dialah yang akan memelihara kita.

    Dari ayat-ayat tersebut kita mau belajar untuk menyerahkan diri senantiasa kepada Tuhan Yesus. Kita tidak ada apa-apanya dan akan mengalami kesulitan tanpa Dia. Tuhan Yesus adalah pemain musik yang handal, dan kita adalah gitarnya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu berserah diri sepenuhnya kepada-Mu dalam setiap kondisi hidupku. Amin. (Dod).

  • エピソードを見逃しましたか?

    フィードを更新するにはここをクリックしてください。

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 22 April 2024

    Bacaan:

    "Janganlah engkau pergi kian ke mari menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu; janganlah engkau mengancam hidup sesamamu manusia; Akulah TUHAN." (Imamat 19:16)

    Renungan:

    Kita pasti sering mendengar ungkapan "fitnah lebih kejam dari pembunuhan". Hal ini ada benarnya, karena dengan fitnah, berbagai macam hal buruk dapat terjadi pada orang yang difitnah. Sakit hati, kekecewaan, kebencian, penyiksaan, dan bahkan sampai kematian. Firman Tuhan mengatakan bahwa seseorang yang memberikan kesaksian palsu sama saja dengan senjata tajam dan berbahaya yang dipakai untuk melukai orang lain. Ams 25:18, "Orang yang bersaksi dusta terhadap sesamanya adalah seperti gada, atau pedang, atau panah yang tajam." Selain Nabot, Daud dan Daniel, Yesus dan Stefanus juga pernah mengalami fitnah dari saksi-saksi palsu. Dan akhirnya Yesus dan Stefanus dihukum mati karena tuduhan jahat tersebut. Ketika seseorang adalah orang yang benar dan musuhnya tidak dapat menemukan apa pun untuk menjatuhkannya, maka memberikan kesaksian palsu adalah senjata yang umum dan ampuh.

    Dalam Kel 23:1-2 jelas disebutkan bahwa Tuhan melarang orang-orang yang menyebarkan kesaksian palsu, memfitnah orang lain, membenarkan yang salah dan menyalahkan yang benar. Artinya Tuhan membenci hal-hal itu. Jadi fitnah adalah kekejian di mata Tuhan. Jika kita melihat nasib akhir Raja Ahab dan Ratu Izebel, Tuhan memberikan balasan yang setimpal atas segala kekejian dan kejahatan yang mereka lakukan sepanjang hidup mereka. Mereka berdua dibunuh dengan cara yang sangat mengerikan. Jadi, jangan sampai lidah kita dipenuhi fitnah untuk menjatuhkan orang lain. Sebagai orang beriman, hendaknya kita memuji dan memberikan semangat kepada sesama kita. Kita harus saling mendukung, membantu, dan mengangkat satu sama lain. Hindari kebiasaan membicarakan orang lain, karena di situlah biasanya muncul tuduhan-tuduhan yang mengarah pada fitnah. Kasihi sesama dan jangan memfitnah mereka! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, urapilah mulutku sehingga aku mengeluarkan kata-kata yang membangun dan memotivasi orang lain untuk hal-hal yang baik, bukan yang memfitnah. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 21 April 2024

    Bacaan:

    Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Matius 22:37-39)

    Renungan:

    Lumba-lumba adalah sahabat bagi para pelaut yang melintasi samudera. Lumba-lumba dapat ditemukan hampir di semua perairan di dunia. Lumba-lumba memiliki kemampuan unik untuk mengeluarkan gelombang suara supersonik yang digunakan sebagai alat navigasi utamanya di perairan luas. Kecepatan berenang lumba-lumba dapat mencapai 30 km/jam, dan hewan ini mampu melompat dari air setinggi 7 meter ke udara. Lumba-lumba bernapas menggunakan paru- paru, oleh karena itu hewan ini perlu naik ke permukaan air untuk mengambil napas melalui lubang hidung yang terdapat persis di atas kepalanya. Lumba-lumba termasuk salah satu hewan dengan kecerdasan yang luar biasa. Lumba-lumba juga dikenal sebagai hewan yang penuh kasih dan sangat bersahabat kepada makhluk apa pun. Lumba-lumba sangat menyukai manusia. Sering kali lumba-lumba akan berenang mengiringi kapal yang sedang berlayar. Mereka senang berlomba-lomba dengan kapal tersebut. Dan banyak sekali terjadi kasus di mana orang-orang yang hampir tenggelam diselamatkan oleh lumba-lumba. Bahkan lumba- lumba memiliki kebiasaan untuk saling menjaga bayi sesamanya walaupun bayi tersebut bukanlah anaknya. Lumba-lumba adalah hewan yang ramah, baik hati, penuh kasih, cerdas, pintar bersosialisasi dan suka menolong makhluk apa pun yang membutuhkan bantuan.

    Di dunia saat ini, kasih, kepedulian dan keramahan merupakan suatu hal yang sangat langka. Orang-orang sudah hampir kehilangan hati mereka yang baik terhadap sesamanya. Kebencian akan ras atau agama tertentu terjadi di berbagai belahan dunia. Bisa kita lihat tingkat kriminalitas yang juga semakin bertambah dan beberapa di antaranya bahkan dilakukan dengan sangat kejam dengan menghilangkan nyawa orang lain. Yesus tahu hal ini, karena itu la sangat menekankan mengenai kasih yang seharusnya dimiliki oleh kita sebagai pengikut-Nya. Jangan sampai kita memiliki kasih hanya kepada diri sendiri sehingga kita mengabaikan orang lain. Kasih yang kita miliki haruslah sebuah kasih yang murni dan tanpa pamrih. Kasih kepada Tuhan dan kepada sesama kita manusia.

    Ketika kita melihat bagaimana lumba-lumba hidup dengan kepedulian dan kasih bukan hanya kepada spesiesnya saja, namun juga kepada manusia, kita seharusnya merasa malu. Sebagai ciptaan Tuhan yang paling mulia, kita seharusnya jauh lebih baik dalam bersikap dan menerapkan kasih sayang dan kepedulian dibandingkan hewan apa pun. Hukum yang kedua adalah mengasihi sesama kita manusia. Yesus mau kita mengasihi semua orang, bukan hanya manusia yang berbuat baik dan peduli pada kita. Hal ini termasuk musuh-musuh kita! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampunilah aku jika selama ini aku kurang berbuat kasih. Bukalah hatiku agar aku dapat melakukannya dengan tulus mulai saat ini. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 20 April 2024

    Bacaan:

    "Dan Daud sangat terjepit, karena rakyat mengatakan hendak melempari dia dengan batu. Seluruh rakyat itu telah pedih hati, masing-masing karena anaknya laki-laki dan perempuan. Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya." (1 Samuel 30:6)

    Renungan:

    Suatu hari seorang siswi kelas 7 di sebuah SMP Negeri tepat memasuki usia 13 tahun. Seperti biasa pagi itu ia masuk ke kelasnya. Teman-teman yang mengetahui bahwa hari itu ia berulang tahun, mengajaknya ke kantin sekolah. Setelah kembali ke kelas, situasi mendadak tegang ketika 2 orang teman sekelasnya mengaku kehilangan uang 300 ribu dan sebuah handphone. Ibu wali kelas segera datang dan memeriksa semua tas yang ada di kelas. Ternyata uang senilai 300 ribu dan handphone itu berada di dalam tas siswi yang berulang tahun tersebut. Kontan teman-temannya menuding dirinya sambil berteriak riuh, "Maling! Pencuri!" Terkejut dan tertekan dengan situasi yang terjadi, siswi tersebut pingsan sebelum teman-teman dan wali kelasnya sempat menjelaskan bahwa peristiwa itu adalah hasil kolaborasi teman-teman dan gurunya yang bermaksud untuk memberi kejutan di hari ulang tahunnya. Sayangnya ia tidak sanggup menerima kejutan itu. Keesokan harinya ia masih masuk sekolah tetapi tidak bisa nyambung, terlihat seperti linglung. Kejutan itu terasa begitu menyakitkan. Berulang kali ia mengatakan bahwa ia tidak bisa menerima bahwa dirinya dituduh mencuri. Kejutan itu membuatnya terguncang dan sulit makan maupun tidur. Kondisinya melemah sehingga harus dirawat di rumah sakit. Akhirnya ia meninggal dunia 2 minggu kemudian. Kejutan itu merenggut nyawanya.

    Hidup memang tidak lepas dari kejutan. Hidup yang kita jalani sering kali menyimpan

    banyak kejutan. Kejutan adalah sesuatu yang tidak pernah kita duga atau harapkan untuk terjadi. Namun, dalam perjalanan hidup, hal itu terjadi. Tentu tidak menjadi masalah jika kejutan yang ada adalah kejutan yang menyenangkan, misalnya mendapatkan kenaikan pangkat, keuntungan besar, mendapat mobil baru, rumah baru, dll. Kita malah menantikan dan menyambut dengan gembira kejutan seperti ini. Namun, bagaimana dengan kejutan yang tidak menyenangkan? Bagaimana dengan sakit-penyakit yang datang tiba-tiba, kematian yang merenggut orang yang kita kasihi, problem rumah tangga yang baru saja terbuka jelas, dan karier yang mendadak terhenti. Tentu kita tidak mengharapkan kejutan yang seperti ini, bukan? Di dalam kejutan yang seperti ini, biasanya kita berseru, "Di manakah Tuhan?"

    Daud mendapat kejutan ketika pulang dari peperangan dan sampai di Ziklag, ternyata Ziklag sudah dibumihanguskan, para anak dan istri ditawan oleh bangsa Amalek. Bagaimana respons Daud menanggapi kejutan tersebut? Daud menguatkan imannya kepada Tuhan. Orang majus dikejutkan ketika tidak menemukan bayi raja di dalam istana kota Yerusalem tetapi malah di kota kecil yang bernama Bethlehem. Bagaimana responsnya? Orang majus tetap datang dan menyembah. Mari teladani Daud dan orang majus, ketika dikejutkan dengan hal yang tidak menyenangkan mereka tetap tidak berpaling dari Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, tolonglah aku ketika menghadapi kejutan yang tidak menyenangkan. Berikanlah aku hati yang tetap percaya bahwa Engkau masih memegang kendali atas semuanya. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 19 April 2024

    Bacaan:

    "Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" (Pengkhotbah 5:5)

    Renungan:

    Kita sering mendengar seseorang berkata, "Tolong dimaklumi ya, saya kan juga manusia." Bukan sekali dua kali orang ini berkata seperti itu, tetapi sering kali. Memang tidak ada yang salah dari isi perkataannya tersebut, tetapi yang menjadi pertanyaan adalah mengapa mudah sekali orang tersebut berkata seperti itu? Sepertinya perkataan itu menjadi sebuah "bahan mainan" saja, yang diberikan kepada orang lain, lalu mengharapkan orang lain terkesima dan kemudian diam seribu bahasa. Hal ini bukan hanya terjadi di "dunia sekuler", tetapi di "dunia rohani" pun sering terjadi. Jelas ini menunjukkan bahwa orang tersebut terlalu mudah untuk berbuat salah dan terlalu mudah pula untuk minta dimaklumi.

    Dalam Pkh 5:5 dikatakan, "Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?" Perhatikan, "senjata" orang tersebut adalah kata "khilaf". Kata itu menunjukkan suatu tindakan yang tidak benar, namun tidak disengaja. Atau, merupakan tindakan kebetulan, yaitu kebetulan salah. Dengan kata lain, orang yang berbuat salah tersebut minta dimaklumi karena menurut dia tidak ada motivasi di dalam dirinya untuk berbuat salah. Itu bisa benar

    kalau dilakukan satu kali, tetapi kalau hal tersebut dilakukan sering kali, itu berarti sudah pada kategori sengaja. Atau paling tidak, sengaja untuk tidak mau belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya. Kebanyakan kesalahan dilakukan dengan alasan tidak disengaja

    itu berkaitan dengan kata-kata. Sudah jelas-jelas perkataannya menyinggung dan menyakitkan hati orang lain, masih juga dia berkata bahwa itu kekhilafan. "Maaf, saya tidak bermaksud menyinggung dan menyakiti hati Anda, " demikian dalihnya. Ini jelas menunjukkan bahwa orang itu tidak bisa mengekang lidahnya atau tidak mau menganalisa setiap perkataan yang hendak keluar dari mulutnya. Orang sekarang berkata, "Ember!" Terhadap orang seperti itu, biasanya orang lain hanya berkata, "Khilaf kok terus-menerus!"

    Pengkhotbah tidak mengajarkan agar kita diam seribu bahasa dalam segala perkara, baik tidak berkata-kata maupun tidak berbuat sesuatu. Bukan itu yang dimaksudkan! Yang diajarkan kepada kita di sini adalah supaya kita jangan "grusa-grusu", tetapi harus menganalisa setiap perkataan dan perbuatan yang akan kita katakan dan lakukan. Dengan demikian, kita tidak cenderung berkata dan berbuat salah, serta tidak mudah mengatakan bahwa itu adalah kekhilafan. Ingat, kita harus menjadi berkat, bukan menjadi batu sandungan! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berikanlah aku hikmat agar dapat memikirkan apa yang ingin aku katakan dan lakukan, sehingga aku tidak selalu melakukan kesalahan baik di hadapan-Mu maupun di hadapan sesamaku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 18 April 2024

    Bacaan:

    "Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar." (1 Samuel 28:5)

    Renungan:

    Suatu ketika saya membeli beberapa pohon mawar untuk ditaruh di kebun sekolah. Saat pertama kali melihatnya saya begitu tertarik karena warna bunganya yang menarik, ada yang merah, kuning dan ungu. Namun ketika melihat ada banyak duri pada pohon mawar tersebut saya sempat mengurungkan niat untuk membelinya, karena saya berpikir kalau-kalau ada murid kelas kecil yang dekat-dekat pohon mawar dan memegang bunganya dan kemudian tertusuk durinya. Tetapi akhirnya saya beli juga pohon mawar tersebut karena keindahan bunganya. Keindahan bunga mawar itu tidak berarti kita saya lebih memerhatikan duri-durinya yang tajam .

    Alkitab mencatat dua tokoh bersejarah yang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap suatu situasi. Ketika Saul diperhadapkan dengan bangsa Filistin yang terkenal kuat, ia langsung ketakutan. Keberaniannya hilang seketika, saat melihat bala tentara musuh yang begitu banyak. Kekuatannya langsung dilemahkan oleh apa yang terlihat di depan matanya. Berbeda dengan Daud ketika ia melihat Goliat, sang prajurit kebanggaan bangsa Filistin, datang untuk menantang dan menghina bangsa Israel. Daud tidak berlari ketakutan seperti tentara lainnya, tetapi ia marah melihat tentara umat pilihan Tuhan dihina. Keberaniannya tidak menciut ketika melihat Goliat yang berbadan besar. Bahkan, ketika Saul mengatakan bahwa Goliat adalah seorang prajurit perang sejak masih muda, hal itu tidak menyurutkan keberanian Daud. Sekalipun tidak ada seorang pun yang benar-benar percaya ia dapat melawan Goliat, namun ia tetap percaya dan maju sebab ia datang dengan nama Tuhan. Ia memandang musuhnya dari sisi yang berbeda, ia melihatnya dari kaca mata iman bahwa Goliat dapat dikalahkan. Daud berani bukan karena ia merasa diri kuat. Jika dilihat dari perawakannya, Daud adalah seorang yang bertubuh kecil. Berbeda dengan Saul yang dikatakan bahwa perawakannya paling tinggi di antara seluruh kaumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Daud tidak mengandalkan kekuatan fisiknya semata, namun ia mengandalkan Tuhan yang akan menjadi Pembelanya.

    Ketika kita menemui mawar berduri di dalam perjalanan hidup, ada dua kemungkinan yang akan kita lakukan dan itu tergantung pada cara kita melihat. Apakah kita fokus pada keindahannya atau pada durinya. Di sinilah letak perbedaan orang yang optimis dan pesimis. Sama-sama mendapatkan mawar, namun si pesimis selalu memandang duri dan si optimis akan selalu fokus pada bunga yang indah. Jika kita menjadi orang yang pesimis, maka sepanjang hidup kita tidak akan menjadi seseorang yang berarti dan akan seterusnya menjadi pesimis yang tidak pernah maju. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan hikmat-Mu sehingga aku selalu berpikir positif atas setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 17 April 2024

    Bacaan:

    Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9)

    Renungan:

    Ternyata di dalam melayani Tuhan dibutuhkan juga rasa percaya diri. Beberapa kali saya berjumpa dengan teman seiman ketika diminta untuk melayani, mereka selalu menjawab, "Nanti dulu, saya belum siap. Saya tidak bisa karena tidak berpengalaman. Nanti kalau saya sudah punya banyak uang baru saya akan melayani Tuhan," dan masih banyak alasan lainnya. Apakah pemikiran tersebut benar demikian?

    Jika kita membaca kisah Tuhan Yesus dielu-elukan di Yerusalem, mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Tuhan Yesus lebih memilih keledai untuk ditunggangi, bukannya kuda atau unta yang lebih kuat daripada keledai? Pertanyaan ini pastinya muncul karena bagi sebagian besar orang, keledai dianggap sebagai hewan yang lemah dan biasa- biasa saja. Tidak sama seperti kuda yang nampak kuat, gagah dan perkasa. Akan tetapi, hal ini dilakukan-Nya bukan tanpa sebab. Alasan dari tindakan Tuhan Yesus tersebut, selain karena la ingin menggenapi nubuatan Nabi Zakharia, la pun ingin menyatakan bahwa diri-Nya menyukai kesederhanaan. Nampaknya kesederhanaan sudah sejak awal menjadi bagian dari diri Tuhan Yesus. Ketika Ia lahir, Ia tidak memilih tempat yang mewah dan nyaman, tetapi tempat yang sangat sederhana. Ia pun tidak memilih orang tua yang kaya raya, sebaliknya hanya seorang tukang kayu. Ketika melayani dari kota ke kota, la tidak mengendarai apa pun, tetapi lebih memilih untuk berjalan kaki. Ketika memilih murid-murid-Nya pun, la tidak memilih orang-orang terpandang, kaya raya, ataupun orang-orang suci. Sebaliknya, la lebih memilih orang-orang berdosa, miskin, yang tidak dianggap oleh dunia. Perlu diketahui bahwa Tuhan lebih memilih orang biasa untuk dijadikan luar biasa, agar kemuliaan-Nya dapat lebih dinyatakan kepada semua orang. Ketika melawan bangsa Filistin, Tuhan tidak memakai seseorang yang ahli dalam peperangan, justru la memilih seorang anak yang masih sangat muda dan tidak berpengalaman, yaitu Daud. Ketika mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Ia tidak memakai seseorang yang pandai berbicara. Sebaliknya, la memakai seseorang yang berat lidah seperti Musa. Ia pun memakai Paulus yang dahulu adalah seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas, untuk menjadi pewarta firman.

    Jika saat ini kita ragu untuk melayani Tuhan karena keterbatasan fisik atau kita merasa tidak mempunyai cukup uang, kurang pintar, tidak fasih berbicara, mempunyai masa lalu yang kelam, dll, ingat, sebelum kita, sudah banyak 'orang biasa' yang dipakai Tuhan dalam pekerjaan tangan-Nya. Tuhan mampu mengubah kekurangan kita menjadi kemuliaan-Nya, yang penting kita siap dipakai oleh Tuhan! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau menjadikan aku berharga di mata-Mu. Dalam segala keterbatasanku, pakailah aku sesuai dengan kehendak-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 16 April 2024

    Bacaan:

    "Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut." (Amsal 14:27)

    Renungan:

    Di sekolah tempat saya bekerja ada banyak tanaman yang sayat tanam di sekitar gua Maria. Suatu ketika saya melihat beberapa pohon yang bagus, daun-daunnya habis bahkan ada yang tinggal batangnya saja. Setelah saya perhatikan ternyata ada banyak ulat yang menggerogoti dedaunan tersebut. Kecewa dan kesal pastinya jika mendapati tanaman kesayangan telah habis dedaunannya dan hanya tinggal ranting-rantingnya saja. Usaha memelihara tanaman tersebut terasa sia-sia karena ulah sang ulat. Namun, jika melihat akibat yang dihasilkan, maka dapat dikatakan bahwa ulat adalah binatang 'pekerja keras'. Sangat mengesankan, seperti dikejar deadline ulat dapat menggundulkan tanaman dalam waktu yang relatif singkat. Ulat seakan tidak memiliki waktu luang dan tidak ingin membuang waktu sedikit pun. Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan menuju sebuah keadaan di mana diperlukan energi yang besar, yaitu masa kepompong. Masa kepompong adalah masa kritis bagi ulat, di mana ulat akan hidup terkurung tanpa makanan dan minuman.

    Ulat hanyalah binatang, yang secara naluri mempersiapkan dirinya menghadapi masa krisis. Berbeda jauh dengan manusia yang diciptakan dengan memiliki akal budi, yang memungkinkan manusia untuk berpikir. Dengan berpikir, manusia memiliki pola pandang yang jauh ke depan dan mampu membuat perencanaan yang lebih baik. Namun, sering kali kita terlena dengan situasi aman, sehingga membuat kita tidak siap untuk menghadapi situasi sulit. Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu ada waktunya. Kehidupan kita tidak pernah luput dari masa-masa yang menyenangkan, yang kemudian akan digantikan dengan masa-masa sulit, sebab ini adalah sebuah kepastian. Untuk itu, kitab Amsal mengatakan agar kita bijaksana melihat ke depan dan membuat rencana-rencana. Sebab ada beberapa orang memulai kehidupannya dengan baik, tetapi berakhir buruk karena tidak berencana untuk menghadapi situasi sulit.

    Sebagai pengikut Yesus, sudah seharusnya kita hidup dengan bijaksana sehingga kita bisa membuat perencanaan untuk masa depan kita dan strategi untuk mengantisipasi masa-masa sulit yang pastinya akan kita lewati. Kebijaksanaan itu sendiri hanya dapat kita peroleh ketika hidup kita dekat dengan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berikanlah aku hikmat-Mu, agar apapun yang aku kerjakan menjadi berhasil dan berguna bagi banyak orang. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 15 April 2024

    Bacaan:

    Jawab orang sakit itu kepada-Nya: "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." (Yohanes 5:7)

    Renungan:

    Manusia adalah makhluk sosial karena manusia tidak akan dapat bertahan hidup tanpa bantuan dari orang lain. Namun, bukan berarti dalam segala aspek hidup, kita sebagai manusia harus mengandalkan orang lain sepenuhnya, sebab manusia memiliki keterbatasan. Jika hidup kita terlampau mengandalkan orang lain, maka secara tidak langsung kita ragu akan kemampuan diri sendiri, terlebih lagi kemampuan Tuhan. Hal inilah yang dilakukan oleh orang lumpuh di kolam Betesda.

    Kisah ini berawal ketika Yesus melihat orang lumpuh tersebut sedang berbaring di dekat kolam, menunggu malaikat Tuhan yang sewaktu-waktu akan turun ke kolam itu dan mengguncangkan air yang ada di dalamnya. Sebab, barangsiapa yang lebih dulu masuk ke dalam kolam itu akan menjadi sembuh. Yesus mengetahui bahwa orang lumpuh itu telah lama berada dalam keadaan demikian. Untuk itu, la menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut, dengan bertanya, "Maukah engkau sembuh?" Tetapi, nampaknya orang itu tidak menduga akan penawaran kesembuhan yang diberikan kepadanya, karena ia masih berfokus pada masalahnya. Orang lumpuh itu menjawab, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Seharusnya orang lumpuh itu hanya perlu menjawab, "Ya". Tetapi, orang lumpuh itu seolah-olah menyalahkan orang lain atas kondisi yang ia alami.

    Terkadang kita pun sama seperti orang lumpuh tersebut. Ketika kita terlampau mengandalkan orang lain, kita sudah menjadikan diri tidak berdaya, menjadikan hati kecewa dan tidak jarang mempersalahkan orang lain atas keadaan yang kita alami. Terlebih lagi kita tidak dapat melihat pertolongan yang Tuhan tawarkan kepada kita. Manusia memang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu, kita memerlukan satu pribadi yang kuat, yang dapat kita andalkan. Dalam hal ini hanya ada satu pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Sebagai anak Tuhan, sudah seharusnya kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Sebab firman-Nya jelas mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. Akan tetapi, diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan. Jika dahulu kita tidak mengandalkan Tuhan, sekarang sudah saatnya untuk mengandalkan Tuhan. Nantikanlah perkara ajaib yang akan la kerjakan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampunilah aku karena selama ini aku hanya mengandalkan kekuatanku sendiri saat masalah mendera dalam hidupku, sehingga hanya kekecewaan yang kudapati. Kini aku menyadari bahwa hanya Engkaulah satu-satunya andalan dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 14 April 2024

    Bacaan:

    "Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya." (Pengkhotbah 7:2)

    Renungan:

    Dua hari lalu om saya meninggal dunia dan kemarin dimakamkan. Begitu banyak yang datang untuk melayat. Mereka datang sebagai bentuk belasungkawa dan untuk memberikan penghiburan kepada keluarga kami. Biasanya ketika kita pergi ke rumah duka, suasana yang terlihat adalah kesedihan dan air mata, baik di dalam diri keluarga yang ditinggalkan maupun di dalam diri orang-orang yang melayatnya. Kita tidak akan menemukan sukacita di sana. Mungkin, itulah sebabnya orang lebih memilih pergi ke rumah pesta daripada pergi ke rumah duka, kecuali jika yang berduka adalah anggota keluarga atau orang terdekatnya.

    Raja Salomo mengajarkan kita bahwa pergi ke rumah duka lebih baik daripada pergi ke rumah pesta. Mengapa? Sebab ketika kita pergi ke rumah duka, menyaksikan sesosok mayat yang sudah terbujur kaku, maka kita akan mendapat pencerahan tentang makna hidup ini. Kita semakin tersadar akan kefanaan hidup, bahwa masa hidup kita di dunia ini hanya sementara saja. Suatu saat, kita juga akan mengalami kematian seperti orang yang kita layat dan akan diperhadapkan kepada Sang Pencipta, untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama kita ada di dunia ini. Itulah pentingnya pergi ke rumah duka. Dan semakin sering kita pergi ke rumah duka, menyaksikan orang yang telah meninggal, maka semakin sadarlah kita akan makna hidup ini. Dengan demikian, kita pun akan ingat kepada Tuhan, dan menjalani hidup dengan lebih baik. Akan tetapi, tidak demikian ketika kita pergi ke rumah pesta. Di rumah pesta, kita akan menemukan orang-orang yang sedang larut dalam kegembiraan dan menikmati hidup dengan segala keinginan hati mereka. Kita tidak akan menemukan orang-orang yang bersedih hati di sana, atau orang-orang yang sedang menangis. Akibatnya, kita pun akan ikut-ikutan bersenang-senang dan larut dalam kegembiraan, sehingga kita cenderung lupa akan hidup yang hanya sementara saja. Kita jadi lupa bahwa suatu ketika kita juga akan mati serta akan mempertanggungjawabkan kepada Tuhan semua perbuatan kita di dunia ini. Dan semakin sering kita pergi ke rumah pesta, maka semakin sulitlah kita menyadari makna hidup kita.

    Sesekali pergi ke rumah pesta tidaklah salah. Tetapi pergilah juga ke rumah duka, sehingga kita disadarkan akan hidup kita yang fana di dunia ini. Jika kita ditinggal mati oleh anggota keluarga, kerabat, teman, atau tetangga kita, maka jadikanlah itu sebagai sarana perenungan akan makna hidup. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ingatkan aku untuk pergi ke rumah duka, bukan hanya ke rumah pesta, agar aku sadar akan makna hidup yang sesungguhnya, sehingga hidupku dapat direm serta diingatkan kembali untuk lebih dekat pada-Mu, dan pada saat aku Kau panggil menghadap-Mu, aku telah siap . Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 13 April 2024

    Bacaan:

    "Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti." (Yesaya 48:18)

    Renungan:

    Suatu ketika hiduplah seorang pembuat sepatu yang miskin. Pendapatannya dari membuat sepatu hanya cukup untuk makan saja. Meskipun demikian, ia selalu kelihatan gembira dan bernyanyi sepanjang hari. Ketika ia bernyanyi, banyak anak kecil yang datang ke rumahnya dan mereka bergurau dengannya. Karena merasa terganggu dengan suara nyanyian si tukang sepatu tersebut, orang kaya yang tinggal di sebelah rumahnya mencari akal bagaimana membuat si tukang sepatu berhenti menyanyi. Ia pun menyiapkan sekantong uang dan memberikannya kepada si tukang sepatu. Betapa senangnya si tukang sepatu menerima kantong berisi uang tersebut, ia memeluk serta memandanginya, maklumlah selama hidupnya ia belum pernah melihat uang sebanyak itu. Karena takut hilang, ia membawa uang itu ke tempat tidurnya dan meletakkannya di bawah bantal. Tetapi ketika hendak berbaring tidur, ia khawatir jangan- jangan ada maling yang masuk ke rumahnya dan tidak hanya mengambil uang tersebut, tetapi juga membunuhnya. la pun bangun, mengambil kantong uangnya dan menaruhnya di loteng rumah. Setelah itu ia berpikir, "Ah, akan lebih aman jika aku menyimpannya di lemari yang terkunci, tetapi biasanya orang akan curiga jika melihat lemari terkunci rapat dan mereka akan berusaha membuka dengan paksa dan mengambil uangku. Sebaiknya aku menggali lubang di kebun dan memendamnya di sana." Begitulah yang terjadi setiap hari, tukang sepatu itu begitu sibuk dengan uangnya sehingga ia tidak sempat lagi bekerja membuat sepatu. Kini ia punya kesibukan lain yang menguras pikiran dan kegembiraannya. Rumah kecilnya pun kelihatan begitu sepi, tidak ada lagi suara merdu yang berkumandang dari dalamnya, tidak ada lagi suara anak-anak yang bersukacita dan bercanda dengannya, semua telah meninggalkannya dan kini ia penuh kekhawatiran karena uang yang ada padanya. Tukang sepatu itu menyadari bahwa ia kini begitu menderita dan sangat tidak bahagia karena uang itu. la pun memutuskan untuk menggali uang yang dipendamnya serta mengembalikannya kepada orang kaya yang telah memberikan uang itu. Sejak mengembalikan uang tersebut, ia kembali bekerja sambil bernyanyi. Anak-anak kecil pun kembali berdatangan ke

    rumahnya dan kebahagiaan yang pernah hilang kini dimilikinya kembali.

    Kebahagiaan tidak ditentukan oleh banyaknya uang ataupun harta yang kita miliki. Memiliki banyak uang dan harta tanpa bisa mengontrol diri agar tidak dikuasai oleh uang dan harta tersebut, hanya akan mencuri kebahagiaan yang kita miliki dan membuat kita jauh dari Tuhan. Kaya atau miskin, masing-masing orang bisa menciptakan kebahagiaannya sendiri dengan cara mensyukuri keberadaannya dan menikmati apa yang Tuhan percayakan kepadanya, tanpa membandingkan diri dengan orang lain yang lebih berada. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih untuk damai sejahtera yang telah Kau berikan padaku. Biarlah damai itu tetap tinggal dalam hatiku, sehingga melalui hidupku banyak orang diberkati. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 12 April 2024

    Bacaan:

    "Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu." (1 Tesalonika 3:12)

    Renungan:

    Seorang wanita kaya raya mengalami rasa sepi yang mendalam. Meskipun ia dikelilingi kenalan yang berkelas dan mampu membeli barang-barang mewah yang diinginkannya, tapi semua itu tetap saja tak memberi kebahagiaan baginya. Hidupnya tidak nyaman karena ada ruang kosong di dalam hatinya yang tak terpuaskan oleh limpahan materi semata. Di puncak kegalauan batin itu ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. "Aku akan pergi ke sungai untuk mengakhiri hidupku," katanya dalam hati. Dengan pikiran yang melayang-layang ia berjalan ke sungai di mana ia akan mengakhiri hidupnya. Di perjalanan tiba-tiba ia merasakan sebuah tangan kecil menarik-narik roknya. Dengan refleks matanya memandang ke bawah, ia melihat seorang bocah tak berdaya sedang menarik-narik roknya. "Nyonya, kami ada enam bersaudara dan sedang sekarat karena kelaparan," kata anak itu sambil merintih. Wanita itu terdiam, ia berpikir sejenak. "Kenapa aku tidak meringankan beban keluarga anak malang ini? Aku punya banyak harta dan aku tak akan memerlukan semua kekayaan itu kalau aku sudah mati nanti." Wanita itu menunda niatnya untuk bunuh diri dan mengajak anak itu berjalan ke rumah kesengsaraan mereka. Di sana ia mengosongkan isi dompetnya dan seketika terciptalah suasana bahagia di tengah-tengah keluarga yang kelaparan itu. Wanita itu terpaku, hatinya tersentuh tatkala melihat keluarga tersebut berulangkali mengucapkan terima kasih padanya. Tanpa disadarinya setitik kebahagiaan menerobos jiwanya yang kosong, bertepatan saat ia membuat orang lain berbahagia. Tergerak oleh belas kasihan yang mulai bertumbuh di hatinya, wanita itu pun berucap, "Besok saya akan kembali untuk membawa berkat yang lebih banyak. Saya akan membagikan apa yang telah Tuhan berikan pada saya secara berlimpah-limpah." Kemudian wanita itu berpamitan. Ia pulang dengan satu semangat dan pemikiran yang baru. Kini ia memahami mengapa Tuhan menganugerahkan kekayaan yang melimpah kepadanya. la bertekad untuk tidak akan pernah mengakhiri hidupnya secara terpaksa, karena masih banyak orang yang membutuhkan uluran tangannya.

    Tuhan merancang kita bukan untuk hidup bagi diri kita sendiri, tapi untuk berbagi dengan sesama. Kita akan merasa bahagia dan bangga ketika hidup kita memberi dampak yang membangun atau mendorong orang lain menjadi lebih baik. Jika kita berhasil mengembangkan sikap mulia ini maka kita akan merasakan kepuasan tersendiri, yang nilainya sangat tinggi. Jadi jangan halangi diri kita untuk berbahagia atau menikmati kepuasan yang unik itu karena kita akan rugi sendiri. Untuk itu, bangkitkanlah kepedulian dan cinta kasih terhadap orang tua, anak, rekan sekerja, tetangga, teman atau mereka yang membutuhkan uluran tangan kita. Buatlah mereka bahagia, maka kita juga akan turut bahagia! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk saling mencintai, berbagi dan peduli. Aku tahu Engkau sering mengirimkan kepadaku orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Bukalah hatiku dan berikan kepekaan yang besar agar aku dapat melanjutkan karya kasih-Mu di dunia ini. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 11 April 2024

    Bacaan:

    "Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya." (Efesus 4:23-24)

    Renungan:

    Memasuki usia yang keempat puluh, tubuh seekor rajawali akan menunjukkan tanda- tanda penuaan. Ini ditandai dengan paruh yang semakin panjang dan juga bengkok ke arah tubuhnya, sehingga lama-kelamaan paruh tersebut akan menyentuh dadanya. Begitu pula dengan cakar-cakarnya, tidak sekuat dulu lagi karena termakan usia. Bulu-bulu sayapnya menebal tak beraturan dan menjadi berat, sehingga sulit baginya untuk terbang dengan lincah. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, maka yang akan terjadi pada rajawali tersebut adalah kematian. Mau tidak mau ia harus menentukan pilihan. Mati atau melalui sebuah proses panjang yang menyakitkan selama seratus lima puluh hari. Umumnya rajawali memilih untuk melalui proses menyakitkan tersebut dengan berusaha sekuat tenaga terbang ke puncak gunung. Di sana ia membuat sarang di sebuah tebing yang cukup tinggi. Di sarang itulah ia tinggal dan memulai proses panjang yang akan mendatangkan pembaruan baginya. Proses pembaruan dimulai dari paruhnya yang sudah terlalu panjang dan bengkok. Paruh tersebut akan dipatuk-patukkan pada batu karang sampai akhirnya paruh tersebut lepas. Setelah paruh lepas, ia akan berdiam diri lagi selama beberapa waktu hingga tumbuh paruh baru. Dengan paruh yang baru itu ia akan mencabut cakar-cakarnya. Setelah mencabut cakar-cakarnya, ia akan menunggu lagi sampai tumbuh cakar baru. Setelah cakar baru tumbuh, maka ia akan mencabut bulu-bulunya dengan cakar baru itu. Setelah seratus lima puluh hari atau sekitar lima bulan, bulu-bulu yang baru akan tumbuh. Rajawali kini bisa terbang kembali dengan kekuatan dan penampilan yang sudah dibarui.

    Ada saat-saat tertentu di dalam kehidupan ini di mana kita perlu berdiam diri dan membuat satu pilihan penting yang akan mendatangkan perubahan hidup. Kita menginginkan sebuah kehidupan yang lebih bermakna, yang beda dengan kehidupan kita yang lama. Suatu perubahan sikap, hati, cara berpikir, dan tindakan yang akan menjadikan kita manusia-manusia rajawali yang Tuhan harapkan. Proses menuju perubahan itu terkadang menyakitkan, karena kita harus rela membuang kebiasaan-kebiasaan lama dan mengenakan sifat serta kebiasaan baru sebagaimana yang Tuhan inginkan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, mampukan aku melewati proses demi proses yang akan menjadikan hidupku baru dan lebih bermakna. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 10 April 2024

    Bacaan:

    "Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!" (Mazmur 32:11)

    Renungan:

    Suatu ketika ada sepasang suami isteri yang sangat serakah. Mereka tidak pernah peduli apakah mereka mendapatkan uang secara halal atau tidak. Yang penting mereka mengumpulkan banyak harta, kekayaan dan uang. Ketika ajal mereka hampir tiba, mereka memanggil kedua anak-anak mereka dan membagikan warisan berupa uang yang banyak sekali. Si sulung langsung mengambil uang yang sekotak banyaknya dan segera membeli kapal pesiar. Lain lagi dengan si bungsu. Ketika menerima kotak uang itu, ia berpikir uang itu telah diperoleh dengan cara yang tidak jujur oleh orang tuanya. Maka ia memutuskan untuk membuang semua uang tersebut ke laut. Ketika hendak membuangnya ia berkata, "Jika ada uang yang diperoleh dengan cara jujur dan benar silahkan terapung tetapi uang yang diperoleh dengan cara tidak benar dan tidak jujur, tenggelamlah sampai ke dasar laut." Ternyata hanya satu keping uang saja yang terapung. Ia kemudian mengambil uang itu dan berkata kepada kakaknya, "Kak, milikku satu-satunya hanyalah sekeping uang ini. Aku menitipkannya kepadamu agar engkau menggunakannya secara benar. Suatu hari nanti aku akan menanyakannya." Si sulung tertawa melihat ulah adiknya yang baginya begitu bodoh. Si sulung memakai uang itu untuk membeli seekor kucing yang kemudian menemaninya pergi berlayar. Beberapa tahun ia berkeliling sambil berdagang sehingga kapalnya penuh berisi emas, perak dan banyak lagi harta kekayaan lainnya. Suatu ketika ia berlabuh di sebuah negeri di mana raja negeri itu mengundangnya makan malam. Namun anehnya ketika ia memasuki ruang makan raja, ia melihat semua makanan ditutupi dengan kain dan di samping meja terdapat sebuah sapu kecil. Ia pun bertanya, “Kenapa semua makanan ditutup dengan kain, dan untuk apa sapu yang ada di samping meja itu?" Pelayan istana menjawab bahwa negara mereka sedang dilanda wabah tikus sehingga tikus pun berkeliaran dimana-mana. “Bukankah ada kucing di sini?" tanya anak sulung. "Apa itu kucing, kami tidak tahu yang namanya kucing?" jawab abdi istana. "Kalau begitu ada baiknya aku membawa kucingku ke kapal. Kebetulan dia mempunyai 6 orang anak.” Ketika kucing itu dibawa ke istana, tikus-tikus itu berlarian kesana-kemari hingga tidak ada tikus sama sekali. Hati raja negeri itu begitu bahagia namun tiba-tiba si sulung berteriak ketika melihat kapal dan seluruh isinya terbakar. Namun raja menjawab, “Jangan khawatir, kapal dan hartamu akan saya gantikan.” Maka si sulung kembali menemui adiknya. Ketika adiknya bertanya bagaimana dengan uang yang dititipkannya dulu, si sulung menunjuk kapal besar itu beserta isinya, “Itulah hasilnya adikku. Sekarang saya tahu bahwa kejujuran tidak pernah ternilai harganya."

    Tuhan menghendaki orang yang jujur jalannya. Segala sesuatu yang didapatkan melalui ketidakjujuran pasti tidak akan bertahan lama. Tetapi sekecil apapun sesuatu yang kita dapatkan melalui kejujuran, akan diberkati oleh Tuhan sehingga kita bisa menikmatinya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, biarlah kejujuran itu selalu menyertai sepanjang hidupku. Ajarilah aku agar menyukai kejujuran dan menjauhkan kecurangan agar berkat-Mu senantiasa mengalir dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 9 April 2024

    Bacaan:

    "Nantikanlah TUHAN dan tetap ikutilah jalan-Nya, maka Ia akan mengangkat engkau untuk mewarisi negeri, dan engkau akan melihat orang-orang fasik dilenyapkan." (Mazmur 37:34 )

    Renungan:

    Suatu ketika ada sepasang suami-isteri atheis yang memiliki seorang anak perempuan. Pasangan ini tidak pernah menceritakan apapun yang berhubungan dengan Tuhan kepada anak perempuannya itu. Ketika anak perempuan itu berusia lima tahun, kedua orang tuanya berselisih paham dan akibatnya sang ayah menembak sang ibu di hadapan anak itu. Setelah itu, sang ayah menembak dirinya sendiri. Anak perempuan itu menyaksikan peristiwa yang seharusnya tidak dilihatnya. Pemerintah memutuskan untuk mengirim anak itu ke sebuah panti asuhan Kristen. Di sana ia diasuh oleh para pembina dengan kasih dan mulai diajar tentang ajaran agama. Pada hari Minggu, anak itu diajak ke sekolah minggu. Pengasuh yang mengantarkannya ke gereja meminta kepada guru sekolah minggu untuk bersabar menghadapinya, karena ia adalah anak suami-isteri atheis. Sambil memegang gambar Yesus, guru sekolah minggu itu berkata, "Adik-adik, apakah kalian tahu gambar siapa ini?" Anak perempuan itu tiba-tiba berdiri dan menjawab, "Saya tahu! Itu adalah gambar pria yang memegangi dan melindungi saya pada malam saat papa dan mama meninggal."

    Bentuk perlindungan dan pemeliharaan Tuhan tidak pernah bisa kita tebak. Tuhan peduli pada setiap orang dengan cara yang unik. Perlindungan dan pemeliharaan Tuhan yang unik dapat kita lihat melalui kehidupan Daud bin Isai. Ketika Daud kekurangan makanan, Tuhan menggerakkan hati imam di Nob untuk memberinya roti suci. Di lain waktu, ketika para perwira raja Gad ingin menangkapnya, Tuhan memberinya kebijaksanaan untuk berpura-pura menjadi orang yang lupa ingatan. Daud selalu lolos dari bahaya yang mengancamnya, karena ia selalu berseru, “Peliharalah nyawaku, sebab aku orang yang Kau kasihi, selamatkanlah hamba-Mu yang percaya kepada-Mu.” (Mazmur 86:2).

    Ketika berhadapan dengan situasi yang mengancam ketenangan dan keselamatan kita, biasanya kita langsung diserang kepanikan. Saat menghadapi situasi yang pelik, kita biasanya segera mencari perlindungan, tetapi kepada siapa kita harus berlindung? Kepada Tuhan Yesus Kristus. Persoalan apa yang saat ini membuat kita khawatir? Pekerjaan yang tidak dapat juga? Umur yang semakin tua? Jodoh yang belum dapat? Biaya sekolah yang tersendat-sendat? Anak yang membangkang? Teman sekantor yang mencoba "menggulingkan"? Tuhan berjanji untuk memelihara kita dalam keadaan yang terburuk sekalipun. Kalau anak perempuan atheis itu saja dilindungi dan dipelihara oleh Tuhan, apalagi kita orang yang berharap kepada-Nya. Saat rasa khawatir dan gentar menyerang hidup kita, ingatlah firman ini, "TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku. Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:6). Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, Engkaulah pelindungku yang teguh, Pribadi yang selalu menjaga hidupku. Terpujilah nama-Mu selama-lamanya. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 8 April 2024

    Bacaan:

    "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu." (Filipi 4:8-9)

    Renungan:

    William Addis adalah penemu sikat gigi modern. Karena terlibat dalam sebuah kerusuhan, pada tahun 1770, William dimasukkan ke dalam penjara. Walau harus terkurung di dalam jeruji besi, William Addis tidak membiarkan pikirannya ikut terkurung bersama raganya. Justru di sanalah ia memperoleh ide untuk membuat sikat gigi. Tulang-tulang yang adalah sisa dari makanannya ketika di penjara, dijadikan sebagai gagang sikat gigi. Tulang-tulang tersebut dilubanginya kecil-kecil, yang nantinya akan dimasukkan bulu- bulu binatang yang ia peroleh dari penjaga penjara. Sampai di sini, bahan yang digunakan William sebenarnya bukanlah bahan baru, karena sebelumnya bahan tersebut telah digunakan oleh beberapa orang di belahan dunia yang lain dalam membuat sikat gigi. Namun yang membedakannya adalah bahan terakhir yang digunakan oleh William. Jika orang terdahulu menggunakan tali atau sejenisnya sebagai bahan terakhir dalam pembuatan sikat gigi, William menggunakan lem sebagai bahan terakhirnya. Lem dapat membuat bulu-bulu binatang merekat di tulang yang telah dilubangi. Dengan demikian, bulu-bulu tersebut tidak mudah lepas, sehingga pemakaian sikat gigi dapat bertahan cukup lama. Kabarnya, selepas dari penjara, William memproduksi lebih banyak temuannya itu. Sehingga pada tahun 1780 William Addis tercatat sebagai orang pertama yang menciptakan sikat gigi dalam jumlah yang banyak. la berhasil menjadi seorang miliarder.

    Contoh lain adalah Rasul Paulus. Hampir sama dengan kisah William di atas, meski raga terkurung di dalam penjara, tidak lantas membuat hati dan pikiran Rasul Paulus ikut terkurung pula. Terbukti selama berada di dalam penjara, Rasul Paulus masih tetap dapat menyapa jemaat Tuhan melalui tulisan-tulisannya. Tidak hanya itu, Rasul Paulus pun masih bisa menjadi mediator pengabaran Injil bagi Onesimus, seorang muda yang telah melakukan kejahatan di rumah majikannya, Filemon, yang ia temui di dalam penjara. Paulus melayani Onesimus sampai ia benar-benar mengenal Kristus dan memiliki hidup baru.

    Raga kita mungkin tidak terkurung, tetapi bagaimana dengan pikiran kita? Keadaan yang tidak baik sering kali membuat kita mengeluarkan kata-kata pesimis, seperti tidak bisa, tidak mungkin, seandainya. Yang pada akhirnya tidak hanya mengurung pikiran, tetapi juga membelenggu, bahkan melumpuhkan pikiran kita, sehingga kita tidak dapat melangkah maju. Apa pun keadaan kita saat ini, jangan biarkan keadaan tersebut menentukan pikiran kita. Sebaliknya, biarkan pikiran kita yang menentukan keadaan, akan menjadi seperti apa dan bagaimana. Dengan demikian, kita akan dapat tetap berkarya bagi Tuhan serta sesama. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, arahkanlah selalu hati dan pikiranku kepada-Mu, agar dalam situasi dan kondisi apa pun aku berada, aku tetap dapat berkarya bagi-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 7 April 2024

    Bacaan:

    "Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas." (Amsal 22:1)

    Renungan:

    Thomas Alva Edison pernah mengatakan, "Orang bisa berhasil bila memiliki 1% inspirasi yang hebat dan 99% kerja keras. Ada 1.300 jenis barang yang tercatat sebagai hasil penemuannya dan yang paling terkenal adalah penemuan lampu pijar. Melihat hasil penemuannya, orang pasti tidak menyangka bahwa ia pernah dikeluarkan dari

    sekolah setelah 3 bulan mengikut pelajaran di kelas. Ia dikeluarkan karena dianggap tidak mampu mengikuti pelajaran. Pada usia 11 tahun ia bekerja sebagai penjual surat kabar di stasiun kereta api. Di stasiun itu ia membuat sebuah laboratorium kecil dan di situlah ia mulai menciptakan barang-barang yang sangat berguna bagi dunia saat ini. Nama Thomas Alva Edison tercantum sejajar dengan sederetan ilmuwan kelas dunia lainnya. Thomas Alva Edison adalah seorang tokoh legendaris di dunia IPTEK.

    Hukuman yang diterima Haman adalah kemenangan dan kebebasan bagi seluruh bangsa Yahudi. Mengingat peristiwa bersejarah itu, umat Yahudi selalu merayakan hari raya Purim. Di hari pertama hari raya ini, kitab Ester dibacakan. Ketika nama Haman dibacakan, orang-orang akan menangis, karena Haman adalah nama yang penuh noda di mata bangsa Yahudi. Namun nama Ester dan Mordekai menjadi harum sepanjang masa dan tercatat dalam buku sejarah sebagai seorang pahlawan besar. Nama Ester dan Mordekhai menjadi harum di mata bangsa Israel, sedangkan nama Haman menjadi nama yang jahat. Seperti arti namanya, yaitu "bintang", Ester telah menjadi bintang yang bersinar indah bagi bangsa Yahudi. Ester menjadi salah satu pahlawan wanita bagi bangsa Yahudi. Namanya disejajarkan dengan tokoh-tokoh Alkitab lainnya yang baik dan menjadi berkat bagi banyak orang, seperti Henokh, Nuh, Musa, Yosua, Daud, Petrus, dan Paulus. Sebaliknya, nama Haman sejajar dengan nama tokoh-tokoh yang jahat seperti Kain, Firaun, dan Izebel.

    Setelah membaca kisah di atas, yang menjadi bahan perenungan bagi kita adalah: Apakah kelak kita akan meninggalkan nama yang harum atau nama yang jahat? Yang pasti setiap kita tentu ingin menjadi orang yang meninggalkan nama yang harum, kesan yang baik dan kenangan yang indah. Untuk itu marilah kita hidup seturut firman Tuhan, yang dibarengi dengan ketekunan dan kerja keras untuk dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Seperti pernyataan Thomas Alva Edison bahwa untuk memperoleh keberhasilan dibutuhkan inspirasi dan kerja keras. Jika kita ingin menjadi seorang yang meninggalkan nama yang harum, lakukanlah hal-hal yang baik dengan sikap yang takut akan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku rindu menjadi orang yang berguna bagi keluarga, pekerjaan dan pelayananku. Mampukan aku memberikan yang terbaik dalam hidupku agar kelak bisa meninggalkan nama baik. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 6 April 2024

    Bacaan:

    "Jangan engkau tinggi hati, sehingga engkau melupakan Tuhan, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan." (Ulangan 8:14)

    Renungan:

    Sudah merupakan hal yang biasa, ketika hidup seseorang nyaman, semua kebutuhan tercukupi dan uang banyak, kecenderungan untuk melupakan Tuhan mulai ada, karena daya tarik dunia dan segala yang ada di dalamnya nampak lebih memikat dan menjanjikan. Ada satu keluarga yang tadinya rajin ke gereja bahkan juga minta untuk diadakan persekutuan doa di rumah mereka. Waktu itu sang suami belum punya pekerjaan tetap dan isterinya juga tidak bekerja. Kondisi seperti ini semakin mendekatkan mereka kepada Tuhan. Beberapa bulan kemudian, sang suami mendapatkan pekerjaan yang cukup baik, demikian pula dengan isterinya. Keadaan ekonomi mereka membaik dengan cepat, sehingga bisa membeli barang-barang mewah. Tetapi sejak saat itu keluarga ini mulai malas ke gereja dan lama-kelamaan mereka sama sekali tidak lagi ke gereja. Mungkin ini adalah salah satu penyebab kenapa Tuhan tidak selalu memberikan apa yang kita minta, dan kenapa la mengizinkan beberapa orang di antara kita kehilangan sesuatu yang menghalangi hubungan kita denganNya.

    Sebelum bangsa Israel masuk ke Tanah Kanaan dan menikmati kelimpahan yang Tuhan sediakan bagi mereka, Musa telah memberikan peringatan untuk tidak melupakan Tuhan kalau nanti mereka sudah hidup senang. Melupakan Tuhan bisa berwujud:

    Pertama, tidak lagi berpegang pada peraturan dan ketentuan-Nya. Penderitaan bangsa Israel karena penindasan yang dialami di Tanah Mesir semakin mendekatkan mereka kepada Tuhan. Memang benar penderitaan selalu membawa dua akibat bagi manusia, semakin dekat dengan Tuhan atau semakin jauh dari-Nya. Namun dibandingkan penderitaan, kesenangan lebih sering membuat manusia melupakan Tuhan. Kesenangan hidup membuat orang terlena dan semakin memanjakan diri dengan melakukan apa yang menyenangkan dagingnya; perbuatannya tidak lagi berdasarkan aturan atau ketetapan yang diberikan Tuhan.

    Kedua, menjadi tinggi hati. Orang yang tinggi hati ketika hidup senang seperti pepatah yang mengatakan, "Lupa kacang akan kulitnya." Kesombongannya membuatnya berpikir bahwa semua yang ia peroleh semata-mata karena kehebatannya. Ia lupa bagaimana Tuhan sudah menolong dan terus menopangnya ketika ia masih hidup susah. Baginya kesuksesan hidup atau sebut saja hidup yang diberkati merupakan sesuatu yang sudah sepatutnya ia terima karena usahanya yang luar biasa.

    Terlalu sering kita mempermainkan Tuhan. Ketika hidup susah kita begitu setia kepada-Nya. Namun ketika kita sudah diberkati, kita dapat melupakan Dia dalam sekejap. Jadi jangan heran kalau akhirnya Tuhan menarik kembali apa yang la percayakan pada kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau telah memberkatiku dalam banyak hal. Mampukan aku untuk setia dan tidak melupakan-Mu disaat hidupku berkelimpahan berkat. Aku percaya hanya karena rahmat-Mu aku mendapatkan segalanya. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 5 April 2024

    Bacaan:

    "Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia." (2 Petrus 1:4)

    Renungan:

    Dalam satu pertemuan ada seorang pria berdiri untuk memberikan sebuah kesaksian. "Aku pernah tinggal di Pennsylvania sebagai seorang gelandangan selama beberapa tahun. Pekerjaanku hanyalah mengemis di jalanan agar dapat bertahan hidup. Suatu hari, aku menyentuh bahu seorang laki-laki sambil berkata, "Tuan, tolong beri aku sedikit uang. Segera laki-laki itu membalikkan wajahnya ke arahku dan betapa kagetnya aku karena wajah itu sangat kukenal, ternyata ia adalah ayahku. Ayah, apakah engkau tidak mengenalku?" kataku. Segera kedua tangannya memelukku dan sambil menangis ia berkata, 'Aku sudah menemukanmu, dan kau perlu tahu bahwa semua yang aku miliki adalah milikmu."

    Pikirkanlah tentang hal ini, seorang laki-laki yang mengemis selama bertahun-tahun, berdiri di hadapan ayahnya dan meminta sedikit uang. Seperti para pengemis pada umumnya, tentu mereka hanya mengharapkan uang logam yang bernilai rendah. Sementara bertahun-tahun sang ayah mencarinya untuk memberikan kepadanya semua yang ia miliki. Seperti inilah Bapa di Sorga mencari anak-anakNya yang terhilang. la mencari dengan penuh kerinduan bukan agar sekadar kita kembali kepada-Nya, melainkan la mencari kita agar kita kembali kepada-Nya dan menerima kekayaan yang disediakan-Nya melalui Kristus Yesus. "Supaya pada masa yang akan datang la menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karuniaNya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikanNya terhadap kita dalam Kristus Yesus. "(Ef2:7). Kekayaan kasih karunia-Nya yang dimaksudkan bukan hanya karya-Nya yang mendatangkan keselamatan bagi jiwa kita, tetapi juga untuk menerima berkat- berkat yang sudah la janjikan. Dan kelak, kita akan menerima kemuliaan yang akan dianugerahkan kepada kita bersama dengan Kristus.

    Jika kita tahu bahwa Allah menyediakan semua yang baik bagi kita, mengapa kita masih tinggal dalam kehidupan yang terpisah jauh dari Allah? Sudah cukup banyak waktu yang kita pakai untuk melakukan yang sia-sia, sekarang saatnya untuk kembali kepada Allah. Kesenangan dunia ini hanya sementara, tetapi apa yang Allah sediakan kekal adanya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampunilah aku orang berdosa ini. Sudah cukup lama aku hidup terpisah jauh dari-Mu, aku rindu menikmati kelimpahan kasih-Mu. Terimalah aku kembali dalam pelukan kasih-Mu Amin. (Dod).