エピソード

  • Maqalah 25. Perkara perkara Yang Menyesatkan

    "Wahai Tuhanku, lamunan yang ngelantur telah menipu daku. Kecintaan terhadap duniawi telah merusak diriku. Syaitan juga telah menyesatkan jalanku. Hawa nafsu pendorong kejahatan itu telah menghalangi halangi daku dari kebenaran. Dan teman yang jahat telah membantu aku melakukan maksiat, maka tolonglah daku, wahai Tuhan penolong terhadap mereka yang memohon pertolongan dan jika Engkau tidak memberi daku rahmat, maka siapa lagi selain Engkau yang dapat merahmati daku."

    "Tinggalkanlah mereka, makan dan bersenang-senang (dalam kehidupan dunia) dan akan melalaikan kepada mereka panjangnya harapan-harapan duniawi, suatu saat dia pasti akan mengetahui (menyaksikan akibatnya)."

    Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW. :
    Barangsiapa yang hatinya telah disiram dengan rasa cinta terhadap dunia, maka ia akan dibuntuti dengan 3 hal yaitu :
    1. Kecelakaan yang tidak ada habisnya dan tidak ia kehendaki.
    2. Keinginan yang sangat dan tidak akan nada cukupnya.
    3. Harapan duniawi yang tiada ujungnya.(HR. Ibnu Thabrani)

    Komentar Sayyidina Ali dalam hal cinta akan dunia dan tulul amal adalah sebagai berikut :

    "Aku khawatir terhadap kamu atas 2 hal, yaitu : mengikuti hawa nafsu dan banyak berkhayal. Karena sesungguhnya mengikuti hawa nafsu itu dapat menghalangi kebenaran, sedang tulul amal menyebabkan lupa akan akhirat."

    Menurut Sulaiman Ad Darani adalah sebagai berikut :

    "Amal yang paling utama adalah memerangi atau menolak hawa nafsu."

    Teman yang jahat telah membantunya dalam berbuat maksiat. Dalam  hal ini Adi bin Zaid mengatakan dalam syairnya dari Bahar Thawil :

    "Janganlah bertanya tentang kelakuan seseorang,tetapi bertanyalah tentang kelakuan temannya. Karena setiap manusia mengikuti kepada yang menemaninya. Apabila kamu berada dalam suatu kaum, maka bertemanlah kamu dengan  orang orang pilihan mereka, Janganlah kamu berteman dengan orang yang celaka, karena engkau akan menjadi celaka bersamanya."

    Bacalah doa di bawah ini :

    اَللَّهُمَّ اَغِثْنِىْ يَاغِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ فَإِنْ لَمْ تَرْحَمْنِىْ فَمَنْ ذَاالَّذِىْ يَرْحَمُنِىْ غَيْرُكَ

    "Ya Allah, berilah aku pertolongan, wahai penolong oarng-orang yang meminta pertolongan. Apabila Engkau tiddak mengasihaniku, maka siapa lagi yang mengasihani aku selain diri-Mu."

    Maqalah 26. Perkara Yang Dicintai dan Dilupakan Orang Pada Akhir Masa

    سَيَأْتِى عَلَى أُمَّتِى زَمَانٌ يُحِبُّوْنَ اْلخَمْسَ وَيَنْسَوْنَ اْلخَمْسَ : يُحِبُّوْنَ الدُّنْيَاوَ يَنْسَوْنَ اْلآخِرَةَ وَيُحِبُّوْنَ اْلحَيَاةَ وَيُنْسَوْنَ الْمَوْتَ وَيُحِبُّوْنَ اْلقُصُوْرَ وَيَنْسَوْنَ اْلقُبُوْرَ وَيُحِبُّوْنَ الْمَالَ وَيَنْسَوْنَ اْلحِسَابَ وَيُحِبُّوْنَ اْلخَلْقَ وَيَنْسَوْنَ الْخَالِقَ .

    Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut :

    "Akan datang suatu masa, dimana umatku lebih mencintai kepada lima perkara dan melupakan lima perkara lainnya, yaitu : Lebih mencintai duniawi dan melupakan ukhrawi (akhiratnya). Lebih cinta hidup dan melupakan mati. Mencintai gedung gedung bermahligai dan lupa kubur. Mencintai harta benda dan melupakan hisab dan mereka lebih mencintai kepada sesama makhluk dan melupakan Sang Khaliq, Allah SWT."

    مَنْ قَالَ فِى كُلِّ يَوْمٍ خَمْسًا وَعِشْرِيْنَ مَرَّةً : اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِى فِى الْمَوْتِ  وَفِيْمَا بَعْدَ اْلمَوْتِ , ثُمَّ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ اَعْطَاهُ اللهُ اَجْرَ شَهِيْدٍ .

    Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari `Aisyah ra. sebagai berikut,

    "Barangsiapa yang membaca 'Allaahumma Baarik Lii Fii Mauti Wafimaa ba`dal Maut' (Wahai Tuhanku, berkatilah saya dalam kematian dan sesudahnya), setiap hari sebanyak dua puluh lima kali, kemudian ia mati diatas tempat tidurnya, maka Allah akan memberikan kepadanya pahala orang mati syahid." (HR. Thabrani)

  • エピソードを見逃しましたか?

    フィードを更新するにはここをクリックしてください。

  • Maqalah 22. Perkara Yang Harus Tetap Dipegang Teguh

    Dari guru Hatim Al Asham ra. yaitu Shaqiq Al Balkhi,

    "Laksanakanlah lima perkara ini: beribadahlah kepada Allah sebanyak apa yang kamu butuhkan dariNya, berbuat dosalah kepada Allah sejauh kamu mampu menanggung siksaNya, himpunlah bekal di dunia sebanyak usiamu di dunia, dan berbuatlah demi surga, senilai kedudukan surga yang kamu kehendaki."

    Maqalah 23. Lima Perkara Yang Paling Utama

    Dari Umar R.A.,

    "Aku melihat semua teman karib, maka aku tidak melihat teman karib yang lebih utama daripada memlihara ucapan. Aku melihat semua pakaian, dan aku tidak melihat pakaian yang lebih utama dari wira`i. aku melihat semua harta benda, maka aku tidak melihat harta benda yang lebih utama daripada qana`ah. Aku melihat semua kebaikan, maka aku tidak  melihat kebaikan yang lebih utama daripada nasihat. Dan aku melihat semua makanan, lalu aku tidak melihat makanan yang lebih lezat daripada sabar."

    Menurut Ibrahim bin Ad-ham,

    "Meninggalkan semua hal yang diragukan kedudukan hukumnya, apakah termasuk halal atau haram (syubhat)."

    Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Kepada Abu Hurairah ra.

    "Lakukanlah wira`i, maka engkau akan menjadi orang yang paling tinggi ibadahnya."

    "Tidak suka mencari-cari sesuatu yang tidak ada pada dirinya, tapi ia memanfaatkan yang ada padanya."

    Perintah wara` dan qanaah antara lain sabda Nabi SAW. Sebagai berikut,

    "Jadilah orang yang wara` tentu kau jadi orang yang baik dalam beribadah di antara orang-orang yang beribadah. Jadilah engkau orang yang qanaah, tentu engkau menjadi orang yang banyak bersyukur kepada Allah diantara mereka yang bersyukur. Cintailah manusia sebagaimana kamu mencintai dirimu sendiri, tentu kau menjadi orang mukmin yang sempurna. Berbuat baiklah dalam hidup bertetangga kepada orang yang menjadi tetanggamu,tentu kau menjadi seorang muslim yang baik. Dan kurangi tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa itu menyebabkan hati menjadi mati."

    Sebagaimana sabda Rasulullah SAW.,

    "Hati tertarik karena cinta kepada orang yang telah berbuat baik kepadanya dan membenci kepada orang yang telah berbuat jelek kepadanya."

    "Didalam kabaikan terdapat keridhaan manusia. Didalam taqwa ada keridhaan Allah."

    Rukun sabar ada 3:

    1. Mengendalikan diri dari kebencian terhadap qadha yang jelek yang menimpa dirinya.
    2. Mengendalikan lisan dari ucapan yang jelek.
    3. Mengendalikan anggota badan dari memukul, menyobek-nyobek baju, mencoreng-coreng muka dan sebagainya, ketika marah."

    Maqalah 24. Perkara yang Terkandung Dalam Zuhud

    "Di dalam zuhud terkandung lima perkara terpuji yaitu : percaya penuh kepada Allah, terbebas diri dari sesama makhluk, tulus ikhlas dalam berbuat, kesanggupan memikul kezhaliman dan kecukupan diri dengan apa yang ada di tangan (qanaah)."

    "Seorang mukmin tidak akan mencapai tingkat zuhud yang sebenarnya, hingga ia memiliki 3 faktor yaitu tingkat zuhud yang sebenarnya, hingga ia memiliki 3 faktor yaitu : beramal semata-mata karena Allah tidak karena ikatan-ikatan yang lain, berkata tanpa ada kecenderungan tamak, merasa mulia atau merasa bahagia tanpa memiliki pangkat." 

    "Zuhud di dalam dunia itu bukanlah dengan cara mengharamkan yang halal, dan bukan pula dengan menyia-nyiakan. Akan tetapi, sesungguhnya zuhud dalam urusan dunia adalah, bahwa kamu tidak menggantungkan diri kepada sesuatu yang ada pada dirimu tetapi lebih percaya dengan sesuatu yang ada di tangan Allah dan lebih senang menjadikan kesempatan memperoleh pahala dalam menjauhi maksiat daripada maksiat itu ada padamu."

    "Hati merasa senang sekalipun usahanya gagal total."

    "Memperkecil ruang lingkup harapan dalam urusan dunia bukan dengan makanan yang berat-berat (kasar-kasar) dan bukan pula dengan pakaian yang compang-camping (usang)."

  • Maqalah 21. Perkara Yang Mencelakakan Iblis dan Membahagiakan Adam as.

    شَقَىَ اِبْلِيْسُ بِخَمْسَةِ أَشْيَاءَ : لَمْ يُقِرَّ بِالذَّنْبِ وَلَمْ يَنْدَمْ وَلَمْ يَلُمْ نَفْسَهُ وَلَمْ يَعْزَمْ عَلَى التَّوْبَةِ وَقَنَطَ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ وَسَعِدَ آدَمُ بِخَمْسَةِ اَشْيَاءَ : اَقَرَّ بِالذَّنْبِ وَنَدِمَ عَلَيْهِ وَلَامَ نَفْسَهُ وَاَسْرَعَ فِى التَّوْبَةِ وَلَمْ يَقْنُطْ مِنْ رَحْمَةِ الله ِ.

    Dikatakan oleh Muhammad bin Dauri ra. berikut ini,
    "Iblis celaka karena lima perkara, yaitu tidak mengakui dosa, tidak bersedih, tidak mencela dirinya sendiri, tidak mengancam berniat bertaubat, dan putus asa dari rahmat Allah. Sedang yang membuat Adam merasa bahagia juga lima perkara, yaitu : mengakui dosa, menyesali dosanya, menyalahkan dirinya sendiri, segera bertaubat, dan tidak pernah putus asa dari rahmat Allah."


    رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ .

    Sebagaimana pengakuan beliau yang diabadikan oleh Allah di dalam firmanNya sebagai berikut,
    `"Wahai Tuhan kami, kami telah berbuat dzalim terhadap diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni kami, dan tidak memberi rahmat kepada kami, niscaya kami temasuk orang orang yang merugi."


    إِنَّ اْلعَبْدَ اِذَا اعْتَرَفَ بِذَنْبِهِ ثُمَّ تَابَ تَابَ اللهُ عَلَيْهِ .

    Imam Bukhari dan Muslim juga telah meriwayatkannya dari `Aisyah ra. sebagai berikut,
    "Sesungguhnya seorang hamba jika mau megakui dosanya kemudian dia bertaubat, maka Allah berkenan menerima taubatnya."


    مَنْ اَخْطَأَ خَطِيْئَةً وَاَذْنَبَ ذَنْبًا ثُمَّ نَدِمَ فَهُوَكَفَّارَتُهُ .

    Sebagaimana sabda Nabi. SAW,
    "Barangsiapa bertobat atas kesalahan dan perbuatan dosa kemudian ia menyesal atas perbuatannya, maka penyesalan itu adalah sebagai kafaratnya. (penghapusnya)." (HR. Baihaqi)

    Maqalah 22. Perkara Yang Harus Tetap Dipegang Teguh

    عَلَيْكُمْ بِخَمْسِ خِصَالٍ فَاعْمَلُوْهَا : اُعْبُدُوا اللهَ بِقَدْرِ حَاجَتِكُمْ اِلَيْهِ وَخُذُوْا مِنَ الدُّنْيَا بِقَدْرِ عُمْرِكُمْ فِيْهَا وَاَذْنِبُوا اللهَ بِقَدْرِ طَاقَتِكُمْ عَلَى عَذَابِهِ وَتَزَوَّدُوْا فِى الدُّنْيَا بِقَدْرِ مُكْثِكُمْ فِى اْلقَبْرِ وَاعْمَلُوا الِلْجَنَّةِ  بِقَدْرِ مَا تُرِيُدُوْنَ فِيْهَا الْمَقَامَ .

    Diriwayatkan dari guru Hatim Al Asham ra. yaitu Shaqiq Al Balkhi mengatakan sebagai berikut,
    "Laksanakanlah lima perkara ini : beribadahlah kepada Allah sebanyak apa yang kamu butuhkan dariNya, berbuat dosalah kepada Allah sejauh kamu mampu menanggung siksaNya, himpunlah bekal di dunia sebanyak usiamu di dunia, dan berbuatlah demi surga, senilai kedudukan surga yang kamu kehendaki"

  • Maqalah 19. Tiada Harta Tanpa Disertai Lima Perkara Tercela

    diriwayatkan dari Sufyan Ats Tsauri ra. berikut ini,

    "Pada zaman ini, tiada harta pada seseorang melainkan disertai oleh lima hal yang tercela yaitu :  lamunan ngelantur, tamak yang menguasainya, kikir yang berlebihan, tidak adanya sifat wira`I, dan melupakan akhirat."

    "Orang yang mencintai dunia tercela, sedangkan orang yang mencari kelebihan dari ukuran cukup dalam urusan dunia terhina ."

    diterangkan oleh Rasulullah SAW. di  dalam sabdanya,
    "Tidak termasuk yang lebih baik diantara kamu, orang yang meninggalkan dunia karena akhirat saja, begitu juga dengan orang yang meninggalkan akhirat untuk dunia saja. Tetapi yang paling baik diantara kamu adalah orang yang mengambil ini dunia dan ini  akhirat (pertengahan)."

    Dalam riwayat yang lain beliau Bersabda,

    "Sebaik baik tunggangan adalah dunia, maka naiklah kepadanya, karena ia akan menyampaikan ke akhirat."

    Ali bin Abi Thalib pernah berkata,
    "Dunia itu tempat kebenaran(sedekah) bagi orang yang membenarkannya(bersedekah), tempat keselamatan bagi orang yang memahaminya (dunia) dan tempat kecukupan bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal dari dunia."

    Dalam Syair dikatakan,

    "Wahai peminang dunia untuk diri sendiri
    sungguh dunia telah menjadi kekasihnya di setiap hari. (Dunia) minta agar suami segera menikahi dan sungguh sebenarnya ia telah digauli
    di tempat lain ia punya ganti suami. Aduhai, duniapun menerima para peminangnya
    yang tiada lain adalah untuk membunuh mereka dan mereka pun terbunuh semua. Sungguh aku telah tertipu dan sungguh petaka # telah menjebak diriku sedikit demi sedikit. Himpunlah bekal untuk mati, bekal, sungguh bekal # karena pengundang telah menyeru, ayo berangkat"

    Maqalah 20. Kejelekan Sifat Tergesa gesa

    "Tergesa gesa itu berasal dari syaitan, kecuali pada lima tempat, karena sesungguhnya tergesa gesa dalam hal itu meripakan sunnah Rasulullah SAW. Yaitu : Memberi makan kepada tamu, jika ia menginap. Mengurus jenazah orang yang sudah meninggal. Mengawinkan anak perempuan jika sudah baligh. Membayar hutang jika sudah jatuh tempo pembayarannya. Dan bertaubat dari dosa jika terlanjur pembayarannya."

    Dalam sabdanya diriwayatkan,
    "Barangsiapa yang memberi makan kepada saudaranya yang muslim dengan makanan seadanya, maka Allah mengharamkan baginya masuk neraka."

    Rasulullah SAW. Bersabda,
    "Barangsiapa yang memberi roti kepada saudaranya yang muslim hingga merasa kenyang dan memberi air hingga merasa segar, maka ia akan dijauhkan dari neraka yang  jaraknya antara keduanya sejauh tujuh parit, dan jarak setiap parit ke parit yang lain adalah sejauh perjalanan selama tujuh ratus tahun."

    Rasulallah SAW. Telah bersabda sebagai berikut,
    "Sesungguhnya balasan orang mukmin yang diberikan pertama kali setelah ia mati, adalah diampuninya dosa seluruh orang yang mengantarkan jenazahnya."

    Rasulallah SAW. Telah bersabda sebagai berikut,
    "Apabila seorang calon ahli surga mati, maka Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung merasa malu untuk menyiksanya serta orang-orang yang menyalatinya."

    Rasulallah SAW. Telah bersabda sebagai berikut,
    "Barangsiapa mengawinkan anak gadisnya, maka Allah akan memakaikan mahkota kepadanya dengan mahkota raja raja."

    Rasulullah SAW. Dalam satu majlis tidak lepas dari membaca bacaan sebagai berikut sebanyak seratus kali,


    رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَيَّ اِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ اْلغَفُوْرُ


    "Wahai Tuhanku, ampunilah  daku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Tuhan Yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Pengampun."

  • Maqalah 18. Perkara-Perkara yang Berkaitan Dengan Harta


    إِنَّ فِى جَمْعِ الْمَالِ خَمْسَةَ أَشْيَاءَ : الْعَنَاءَ فِى جَمْعِهِ وَالشُّغْلَ عَنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَى بِإِصْلَاحِهِ وَالْخَوْفَ مِنْ سَالِبِهِ وَسَارِقِهِ وَاحْتِمَالَ اسْمِ اْلبَخِيْلِ لِنَفْسِهِ وَمُفَارَقَةَ الصَّالِحِيْنَ مِنْ اَجْلِهِ وَفِى تَفْرِيْقِهِ خَمْسَةُ اَشْيَاءَ : رَاحَةَ النَّفْسِ مِنْ طَلَبِهِ وَاْلفَرَاغَ لِذِكْرِ اللهِ مِنْ حِفْظِهِ وَاْلاَمْنَ مِنْ سَالِبِهِ وَسَارِقِهِ وَاكْتِسَابَ اسْمِ اْلكَرِيْمِ لِنَفْسِهِ وَمُصَاحَبَةَ الصَّالِحِيْنَ لِفِرَاقِهِ .

    Nabi Muhammad SAW. bersabda sebagai berikut:

    "Sesungguhnya terdapat lima perkara tercela dalam kegiatan pengumpulan harta, yaitu : sengsara dalam mengumpulkan,lupa mengingat Allah dalam mengelola harta, harta khawatir perampokan dan pencurian. Karena harta, maka seseorang dapat disebut kikir dan demi harta, maka seseorang dapat berpisah dari orang orang shaleh. Dan terdapat pula lima perkara terpuji dalam melepas harta, yaitu : kesenggangan diri dari kesibukkan mencarinya. Karena tidak mengelola harta, maka seseorang banyak  kesempatan untuk menginagat Allah, aman dari perampokan dan pencurian. Karena melepas harta, maka seseorang dapat disebut orang yang mulia dan karenanya pula, maka orang dapat bersahabat dengan orang orang shaleh."

    جُوْدُ الرَّجُلِ يُحَبِّبُهُ اِلَى أَضْدَادِهِ وَبُخْلُهُ يُبَغِّضُهُ إِلَى اَوْلَادِهِ

    خَيْرُ اْلاَمْوَالِ مَااسْتَرَقَّ حُرًّا وَخَيْرُ اْلاَعْمَالِ مَا اسْتَحَقَّ شُكْرًا

    Sebagian dari orang orang yang fasih mengatakan seagai berikut :
    "Kemurahan hati seseorang itu dapat membuatnya dikasihi oleh lawannya, sedang kekikiran seseorang dapat dibeci oleh putra-putrinya."

    "Sebaik baik harta adalah yang dapat membuat orang merdeka dikuasainya dan sebaik baik amal adalah yang berhak untuk disyukuri."

  • Maqalah 16. Jalan Untuk Mencapai Hakekat Taqwa

    Diriwayatkan dari sebagian hukama rahimakumullah sebagai berikut : 

    Dihadapan taqwa ada lima jalan (tahapan), siapa yang berhasil melalui seluruhnya, maka ia akan memperoleh hakekat taqwa (taqwa yang sebenarnya), yaitu: 

    Pertama, memilih kesukaran atas kenikmatan.
    Kedua, memilih kesugguhan atas kebebasan.
    Ketiga, memilih kelemahan atas keperkasaan.
    Keempat, memilih diam daripada bicara yang tidak ada manfaatnya.
    Kelima, memilih maut atas kehidupan.
    Keterangan: Yang dimaksud mati disini, menurut ahli Allah, adalah : 

    "Menaklukkan hawa nafsu, barangsiapa yang dapat menaklukkan hawa nafsunya, maka ia akan hidup sejahtera."

    Mati itu ada 4 macam : 

    a. Matinya rasa marah
    b. Matinya rasa lapar
    c. Matinya keinginan untuk berpakaian bagus
    d. Matinya rasa gengsi atas penghinaan orang lain 

    Disini terdapat tasbih baligh, menyerupakan marah dengan merah, lapar dengan putih, pakaian bagus dangan hijau, gengsi dengan hitam. 

    Maqalah 17. Pelindung Terhadap Lima Perkara 

    Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Berikut ini : "Munajat dapat melindungi segala rahasia, sedekah dapat melindungi harta, ikhlas dapat melindungi amal perbuatan, kejujuran dapat melindungi ucapan, dan musyawarah dapat  melindungi segala pendapat." 

    Hal ini sesuai dengan firman Allah : "Jangan mencampurkan yang hak dengan yang bathil." 

    Sebagain ahli balagoh juga telah mengatakan sebagai berikut : "Orang yang jujur dilindungi dan disukai, sedangkan orang yang berbohong ucapannya direndahkan dan dihinakan." 

    Maksudnya, tidak mencapuradukkan ucapan yang benar dengan dusta. 

    Sebagian hukama juga telah mengatakan sebagai berikut : "Membisu lebih baik daripada berdusta dan kejujuran adalah awal dari kebahagiaan." 

    Munajat dapat melindungi segala rahasia, sedang menyimpan rahasia menjadi sebab utama tercapainya suatu kesuksesan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW. Sebagai berikut : "Minta bantuanlah dengan merahasiakan untuk mencapai segala kebutuhan, karena sesungguhnya bagi setiap orang yang memperoleh kenikmatan, ada orang yang hasud." 

    Sedang mengenai sedekah dapat melindungi harta, itu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan dari Abu Darda` yang bersumber langsung dari Nabi Muhammmad SAW. Sebagai berikut : "Tiada hari yang telah terbenam mataharinya, melainkan ada dua Malaikat yang menyeru atau mendoakan, "Wahai tuhanku, berilah pengganti bagi orang yang menginfakkan (hartanya) dan berilah kerugian bagi orang yang menahan (hartanya)." 

    Tingkatan ikhlas itu ada 4, yaitu: 

    1. Membersihkan amal dari perhatian orang, tidak bertujuan lain dalam ibadahnya, kecuali dengan niat melaksanakan perintah Allah.
    2. Beribadah yang sebenarnya bukan bertujuan agar manusia bertekuk lutut di hadapannya, mencintainya, memujinya, agar memperoleh harta, dan sebagainya.
    3. Beramal karena Allah, agar Allah memberi bagian-bagian yang ada diakhirat, seperti jauh dari siksa neraka dan masuk surga, serta bersenang-senang dengan bermacam-macam kenikmatannya.
    4. Beramal karena Allah, agar Allah memberi bagian duniawi, seperti agar banyak rezeki, terhindar dari hal-hal yang menyakitkan adapun selain itu riya`. 

    "Musyawarah itu mencegah penyesalan dan ejekan orang lain." 

    Adapun tentang musyawarah itu adalah  berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Berikut ini : "Sebaik baik gotong royong adalah musyawarah, dan seburuk buruk persiapan adalah kesewenang-wenangan."

  • Maqalah 15. Sasaran Pemikiran
    تَفَكَّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَتِّيْنَ سَنَةً .
    تَفَكَّرُوْا فِى آيَاتِ اللهِ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِى اللهِ فَإِنَّكُمْ لاَ تَقْدُرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ
    اَلْفِكْرَةُ سِرَاجُ اْلقَلْبِ فَإِذَاذَهَبَتْ فَلَا اِضَاءَةَ لَهُ .
    اَلتَّفَكُّرُ فِى مَصْنُوْعَاتِ اللهِ وَفِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَاَهْوَالِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِبَادَةِ لِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَى ذَلِكَ اْلفِكْرِ مِنَ اْلخَيْرِ .
    لَايُحْصِلُ التَّفَكُّرُ اِلَّا بِمُدَاوَمَةِ ذِكْرِ اللِّسَانِ مَعَ حُضُوْرِ اْلقَلْبِ حَتَّى يَتَمَكَّنَ الذِّكْرُ فِى قَلْبِهِ وَحُصُوْلُ هَذَا اْلقَدْرِ مُتَوَقَّفٌ عَلَى مَعْرِفَتِهِ .
    هُوَاِثْبَاتُ الْحَقِّ عَلَى مَاهُوَ عَلَىْهِ خَارِجًاعَنْ كُلِّ مَوْهُوْمٍ .

    Sebagian orang makrifat mengatakan, "bertafakur merupakan penerang hati, jika hilang maka hatinya tidak akan bersinar." Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits berikut ini : "Berpikir satu jam (sesaat), lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun."
    Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW. Di dalam sabdanya berikut ini :
    "Berpikirlah kalian tentang tanda tanda kebesaran Allah, dan jangan berfikir tentang Dzat Allah, karena kalian tidak akan mampu mengetahui kedudukan yang sebenarnya."
    Sebagian ulama ahli makrifat mengatakan:
    "Berpikir itu bagaikan pelita hati, apabila daya berpikir itu hilang, maka hilanglah cahaya baginya."
    Syekh Al Hifni mengatakan :
    "Berpikir tentang apa-apa yang telah Allah ciptakan, sakaratul maut, dan kesulitan-kesulitan di hari kiamat itu lebih baik daripada banyak beribadah. Karena di salam proses berpikir itu mengandung hal yang positif (yang baik)."
    Imam Khalil Ar Rasyidi megatakan :
    "Berpikir tidak akan berhasil, kecuali dengan membiasakan zikir dengan lisan yang disertai dengan kekhuyu'an hati, sehingga memungkinkan adanya zikir di dalam hatinya, sedangkan keberhasilan ukuran ini, ditangguhkan pada adanya makrifat."
    Ibrahim Ar Raqi mengatakan :
    "Berpikir adalah menetapkan (mencari) kebenaran sesuatu berdasarkan apa yang ada padanya, yang dapat mengaluarkannya dari segala sesuatu yang membingungkan."

  • Maqolah 15. Sasaran Pemikiran

    تَفَكَّرُ سَاعَةٍ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَتِّيْنَ سَنَةً .

    Sebagian orang makrifat mengatakan, "bertafakur merupakan penerang hati, jika hilang maka hatinya tidak akan bersinar." Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits berikut ini : "Berpikir satu jam (sesaat), lebih baik daripada ibadah enam puluh tahun."

    تَفَكَّرُوْا فِى آيَاتِ اللهِ وَلَا تَفَكَّرُوْا فِى اللهِ فَإِنَّكُمْ لاَ تَقْدُرُوْهُ حَقَّ قَدْرِهِ 

    Sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW. Di dalam sabdanya berikut ini :

    "Berpikirlah kalian tentang tanda tanda kebesaran Allah, dan jangan berfikir tentang Dzat Allah, karena kalian tidak akan mampu mengetahui kedudukan yang sebenarnya."

    اَلْفِكْرَةُ سِرَاجُ اْلقَلْبِ فَإِذَاذَهَبَتْ فَلَا اِضَاءَةَ لَهُ .

    Sebagian ulama ahli makrifat mengatakan:

    "Berpikir itu bagaikan pelita hati, apabila daya berpikir itu hilang, maka hilanglah cahaya baginya."

    اَلتَّفَكُّرُ فِى مَصْنُوْعَاتِ اللهِ وَفِى سَكَرَاتِ الْمَوْتِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ وَاَهْوَالِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ خَيْرٌ مِنْ كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِبَادَةِ لِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَى ذَلِكَ اْلفِكْرِ مِنَ اْلخَيْرِ .

    Syekh Al Hifni mengatakan :

    "Berpikir tentang apa-apa yang telah Allah ciptakan, sakaratul maut, dan kesulitan-kesulitan di hari kiamat itu lebih baik daripada banyak beribadah. Karena di salam proses berpikir itu mengandung hal yang positif (yang baik)."

    لَايُحْصِلُ التَّفَكُّرُ اِلَّا بِمُدَاوَمَةِ ذِكْرِ اللِّسَانِ مَعَ حُضُوْرِ اْلقَلْبِ حَتَّى يَتَمَكَّنَ الذِّكْرُ فِى قَلْبِهِ وَحُصُوْلُ هَذَا اْلقَدْرِ مُتَوَقَّفٌ عَلَى مَعْرِفَتِهِ .

    Imam Khalil Ar Rasyidi megatakan :

    "Berpikir tidak akan berhasil, kecuali dengan membiasakan zikir dengan lisan yang disertai dengan kekhuyu'an hati, sehingga memungkinkan adanya zikir di dalam hatinya, sedangkan keberhasilan ukuran ini, ditangguhkan pada adanya makrifat."

    هُوَاِثْبَاتُ الْحَقِّ عَلَى مَاهُوَ عَلَىْهِ خَارِجًاعَنْ كُلِّ مَوْهُوْمٍ .

    Ibrahim Ar Raqi mengatakan :

    "Berpikir adalah menetapkan (mencari) kebenaran sesuatu berdasarkan apa yang ada padanya, yang dapat mengaluarkannya dari segala sesuatu yang membingungkan."

  • Maqolah 14. Penawar Hati
    خَمْسٌ هُنَّ مِنْ دَوَاءِ اْلقَلْبِ : مُجَالَسَةُ الصَّالِحِيْنَ وَقِرَاءَةُ اْلقُرْآنِ وَاِخْلَاءُ اْلبَاطِنِ وقِيَامُ اللَّيْلِ وَالتَّضَرُّعُ عِنْدَ الصَّبَاحِ
    Diriwayatkan dari Abdullah Al Anthaki ra. :
    "Obat penawar hati itu ada lima macam yaitu : berkumpul dengan orang orang yang shaleh, membaca Al Qur`an, melaparkan perut, shalat tengah malam, dan bersembah sujud di waktu menjelang Shubuh."
    Keterangan : Membersihkan batin artinya membersihkan diri dari makanan dan minuman yang haram serta bisa pula dengan jalan berpuasa atau mengurangi makanan. Membaca Al Qur`an disertai dengan maknanya. Bergaul dengan orang-orang saleh maksudnya, banyak mendengarkan pengajian dan meminta fatwa kepada ulama.

    ثَلَاثُ خِصَالٍ تُوْرِتُ اْلقَسْوَةَ فِى اْلقَلْبِ : حُبُّ الطَّعَامِ وَحُبُّ النَّوْمِ وَحُبُّ الرَّاحَةِ
    Mengosongkan perut dengan cara mengambil sedikit saja dari yang halal, karena yang halal itu merupakan pokok dari segalanya, sehingga menyinari hati, dan cermin mata hati itu akan menjadi bersih dari karat yang menyebabkan hati itu menjadi keras. Sebagaimana yang diterangkan dalam sebuah hadits marfu` berikut ini : "Tiga perkara akan membuat hati menjadi keras, yaitu : suka makan, suka tidur, dan suka istirahat."
    Tidur yang sehat menurut medis 7 jam, hal ini telah disyaratkan Allah melalui shalat 17 rakaat. Hikmahnya : Shalat 17 rakaat dapat menghapus dosa-dosa kecil selama 17 jam di waktu manusia terjaga (tidak tidur), karena pada umumnya manusia tidur dalam satu malam adalah 7 jam, sekitar jam 9 malam sampai dengan jam 4 pagi. Jadi selama 7 jam ia bebas dari noda dan dosa, sedangkan satu hari satu malam itu adalah 24 jam, dikurangi masa tidur 7 jam berarti tinggal 17 jam masa bangun. Yang namanya manusia sedikit banyak selama bangun itu (17 jam) tentu punya dosa, maka dengan shalat 17 rakaat, dosa-dosa kecil yang dikerjakan selama bangun 17 jam dapat dihapuskan berkat Rahmat Allah SWT. (kitab Syarah I`anatut Thalibin juz 1)

    Maqolah 15. Sasaran Pemikiran
    اَنَّ اْلفِكْرَةَ عَلَى خَمْسَةِ اَوْجُوْهٍ : فِكْرَةٌ فِى آيَاتِ اللهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا التَّوْحِيْدُ وَاْليَقِيْنُ وَفِكْرَةٌ فِى آلَاءِ اللهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الْمَحَبَّةُ وَالشُّكْرُ وَفِكْرَةٌ فِى وَعْدِ اللهِ تَعَالَى يَتَوَلَّدُ مِنْهَا الرَّغْبَةُ وَفِكْرَةٌ فِى وَعِيْدِ اللهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا اْلهَيْبَةُ وَفِكْرَةٌ فِى تَقْصِيْرِ نَفْسِهِ عَنِ الطَّاعَةِ مَعَ اِحْسَانِ اللهِ اِلَيْهِ يَتَوَلَّدُ مِنْهَا اْلحَيَاةُ
    Berdasarkan kesepakatan para ulama (Jumhur Ulama) dikatakan sebagai berikut :
    "Sesungguhnya pemikiran itu tertuju pada lima sasaran yaitu : Berpikir tentang bukti bukti kebesaran Allah, hal ini dapat menimbulkan tauhid dan yakin. Berfikir tentang anugerah anugerah Allah, hal ini dapat menimbulkan mahabbah dansyukur. Berpikir tentang janji janji Allah, hal ini dapat menimbulkan kecintaan kepada Akhirat, berfikir tentang ancaman ancaman Allah, hal ini dapat menimbulkan rasa gentar berbuat maksiat. Dan berpikir tentang kekurangan diri sendiri dalam mengabdi. Padahal terlalu banyak Allah memberi kebaikan , hal ini akan membuahkan rasa malu terhadap Allah."

  • Maqolah 12. Akibat Perut Terlalu Kenyang

    مَنْ كَثُرَ شَبْعُهُ كَثُرَ لَحْمُهُ وَمَنْ كَثُرَ لَحْمُهُ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ وَمَنْ كَثُرَتْ شَهْوَتُهُ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ وَمَنْ كَثُرَتْ ذُنُوْبُهُ قَسَا قَلْبُهُ وَمَنْ قَسَا قَلْبُهُ غَرِقَ فِى آفَاتِ الدُّنْيَا وَزِيْنَتِهَا . 

    Diriwayatkan dari Yahya bin Mu`adz Ar Raazi ra. sebagai berikut :

    "Barangsiapa yang banyak  kenyangnya, maka akan banyak dagingnya. Barangsiapa yang banyak dagingnya, maka besar syahwatnya. Barangsiapa yang banyak syahwatnya, maka banyak dosanya. Barangsiapa yang banyak dosanya, maka akan keras hatinya. Serta barangsiapa yang keras hatinya, maka ia akan tenggelam dalam bahaya bahaya hunia dan hiasannya."

    Keterangan :

    Diantara tanda orang yang keras hatinya adalah tidak menerima nasihat.

    Maqolah 13. Pilihan Orang Yang Fakir dan Kaya

    إِخْتَارَ اْلفُقَرَاءُ خَمْسًا وَاخْتَارَ اْلاَغْنِيَاءُ خَمْسًا : وَاخْتَارَ اْلفُقَرَاءُ رَاحَةَ النَّقْسِ وَفَرَغَةَ اْلقَلْبِ وَعُبُوْدِيَّةَ الرَّبِّ وَخِفَّةَ الْحِسَابِ وَالدَّرَجَةَ اْلعُلْيَا. وَاخْتَارَ اْلاَغْنِيَاءُ تَعَبَ النَّفْسِ وَشُغْلَ اْلقَلْبِ وَعُبُوْدِيَّةَ الدُّنْيَا وَشِدَّةَ اْلحِسَابِ وَالدَّرَجَةَ السُّفْلَى .

    Sufyan Ats Tsauri pernah mengatakan sebagai berikut :

    "Orang orang yang fakir memilih lima (perkara), begitu juga dengan orang orang kaya. Orang orang fakir memilih ketentraman jiwa, kesenggangan hati, mengabdi kepada Tuhan, ringan hisab, dan derajat yang tinggi. Sedang orang orang yang kaya menghendaki jiwa yang lelah, sibuk hati, penghambaan pada dunia, beratnya hisab dan derajat yang rendah."

    اَللَّهُمَّ إِنَّى اَسْئَلُكَ اْلعَيْشَ الرَّافِعَ وَاْلبَالَ اْلفَارِغَ .

    Berkaitan dengan kesenggangan jiwa dan hati, Rasulullah telah bersabda sebagai berikut :

    "Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kehidupan yang mulia dan hati yang tentram."

  • Maqolah 11 - Jagalah Lima Perkara Sebelum Datangnya Lima Perkara Lainnya

    اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ .  

    Imam Hakim dan Baihaqy telah meriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW. Bahwa beliau bersabda sebagai berikut:
    "Manfaatkanlah kesempatan yang lima, sebelum  (datang) lima yang lainnya, yaitu:
    - Masa mudamu sebelum datang masa tuamu.
    - Masa sehatmu sebelum datang sakitmu.
    - Masa kayamu sebelum datang fakirmu.
    - Masa hidupmu sebelum matimu.
    - Masa senggangmu sebelum datang kesibukanmu."

  • Maqolah 09 - Riwayat Abdullah bin Amr bin Al Ash ra.

    Lima hal jika dimiliki oleh seseorang maka ia akan berbahagia di dunia dan di akhirat yaitu : pertama, selalu membaca "Laailaaha illaallah Muhammadur Rasulullah" dari waktu ke waktu. Kedua, jika tertimpa musibah, ia membaca "Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji`uun, walaa haula walaa quwwata illa billaahil `aliyyil `aziim". Ketiga, jika dilimpahkan rahmat kepadanya, ia selalu  mengucapkan "Alhamdulillaahi rabbil `aalamin", sebagai tanda syukur atas nikmat tersebut. Keempat, jika akan memakai sesuatu, ia selalu membaca "Bismillaahir rahmaanir rahiim". Dan yang kelima, jika telanjur berbuat dosa, ia mengucapkan "Astagfirullaahal `azhiim wa atuubi ilaih."

    Perbanyaklah dzikir kepada Allah Azza Wa Jalla pada setiap keadaan, karena tidak ada amal yang paling dicintai oleh Allah dan lebih dapat menyelamatkan seorang hamba dari kejelekan di dunia dan di akhirat, melainkan dzikir kepada Allah.

    Janganlah memperbanyak ucapan kecuali dzikir kepada Allah karena sesungguhnya banyak bicara yang bukan dzikir kepada Allah itu akan menjadikan hati menjadi keras dan sesungguhnya orangyang oaling jauh dari Allah adalah orang yang hatinya keras.

    Bacaan yang paling dicintai Allah itu ada empat yaitu, : Subhanallah, Walhamdulillah, walaa ilaaha illallah, walahu akbar, dan boleh dari mana saja kamu mulai membacanya.

    Ucapkanlah "Laa ilaaha illallahu wallaahu akbar", dan ucapkanlah "Subhaanallaahi walhamdulillahi", dan ucapkanlah "Tabaarakallaahu", maka sesungguhnya kelima kalimat tersebut tidak ada satupun yang dapat menandinginya."

    Setiap perkara yang mempunyai tingkah baik, jika tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka perkara itu terputus (tidak membawa berkah)

    Apakah aku perlu memberitahukan kepadamu akan penyakitmu dan penawarnya untukmu ? Sesungguhnya penyakitmu adalah dosa dosa, dan penawarnya bagimu adalah bacaan istigfar.

    Barangsiapa yang membiasakan bacaan  istigfar, maka Allah akan menjadikan baginya keluar dari setiap kesempitan, terbuka  dari setiap kesusahan , dan Dia memberi rizqi kepadanya melalui jalan yang tidak terduga. ``(HR. Imam Ahmad, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

    Bagimu bacaan `Laailahaillallah` dan bacaan `Astaghfirullahalazim` maka perbanyaklah membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis berkata, `Aku dapat menghancurkan manusia dengan perbuatan dosa, sedang mereka dapat menghancurkanku dengan bacaan `Laailahaillallah dan Astaghfirullahalazim`. Ketika aku melihat hal itu, maka aku balas merusak mereka dengan mengajak mereka untuk mengikuti hawa nafsu, sedang mereka mengira bahwa mereka diberi petunjuk. `` (HR. Ahmad dan Abu Ya`la)

    Senada dengan hadits tersebut Imam Abu Al Laib berkata :

    "Barangsiapa memelihara 7 kalimat (dibawah ini), maka dia adalah orang yang bahagia disisi Allah dan malaikat pun memohonkan ampunan kepada Allah atas dosa-dosanya, walaupun dosanya bagaikan buih di lautan, dan tentu ia akan menemukan kenikmatan dalam melaksanakan taat, hidup dan matinya ada dalam kebaikan yaitu, Ia suka membaca Basmalah setiap memulai setiap pekerjaan, Al Hamdulillah ketika selesai mengerjakan pekerjaan, Astaghfirullah apabila ia mengucapkan sesuatu yang tidak bermanfaat, Insya Allah apabila ia berjanji akan melakukan sesuatu, Haqulah apabila menghadapi sesuatu pekerjaan yang tidak disenangi, Innalilahi wa innailaihi roji'un apabila ditimpa musibah, Siang dan malam tiada henti membaca Syahadat.

    Maqolah 10 - Lima Petunjuk Dalam Kitab Taurat - Riwayat Hasan Al Basri ra.

    Ditulis dalam Kitab Taurat lima huruf yaitu : Sesungguhnya kecukupan itu berada dalam qana`ah. Sesungguhnya keselamatan itu berada pada `Uzlah. Sesungguhnya kehormatan itu berada dalam meninggalkan syahwat. Sesungguhnya kenikmatan itu berada dalam hari hari yang panjang. Dan sesungguhnya kesabaran itu terletak dalam hari hari yang sedikit.

  • Kemuliaan Nabi Muhammad SAW. - Jumhur Ulama

    إِنَّ اللهَ تَعَالَى اَكْرَمَ نَبِيَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَمْسِ كَرَمَاتٍ : اَكْرَمَهُ بِالْاِسْمِ وَالْجِسْمِ وَالْعَطَاءِ وَالْخَطَاءِ وَالرِّضَا اَمَّا اْلاِسْمُ فَنَادَاهُ بِالرِّسَالَةِ وَلَمْ يُنَادِهِ  بِأْلاِسْمِ كَمَانَادَى جَمِيْعَ اْلأَنْبِيَاءِ مِثْلَ آدَمَ وَنُوْحٍ وَاِبْرَهِيْمَ وَغَيْرِهِمْ وَاَمَّا الْجِسْمُ فَإِذَادَعَالنَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا  فَأَجَابَ هُوَ بِنَفْسِهِ عَنْهُ وَلَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ لِسَائِرِ اْلاَنْبِيَاءِ وَاَمَّا اْلاَعْطَاءُ فَأَعْطَاهُ بِلَاسُؤَالٍ وَأَمَّا اْلخَطَاءُ فَذَكَرَ اْلعَفْوَ قَبْلَ ذَنْبِهِ حَيْثُ قَالَ : عَفَا اللهُ عَنْكَ وَاَمَّا الرِّضَا فَلَمْ يَرُدَّ عَلَيْهِ فِدْيَتَهُ وَلَا صَدَقَتُهُ وَلَا نَفَقَتَهُ كَمَا رَدَّهَا عَلَى سَائِرِ اْلاَنْبِيَاءِ . 

    ضَحَّى عَنْ اُمَّتِهِ وَكَفَرَ عَنْ اُمَّتِهِ .

    Berdasarkan Jumhur para ulama ra. sebagai berikut :

    "Sesungguhnya Allah memuliakan NabiNya, yaitu Muhammad SAW. Dengan lima kemuliaan yaitu : Dia memuliakannya dengan nama, jasmani, pemberian, kesalahan, dan keridhaan. Kemuliaan dengan nama adalah Dia menyebutnya sengan sebutan Rasul, tidak dengan namanya, sebagaimana Dia menyeru Nabi Nabi yang lain, seperti Adam, Nuh, Ibrahim, dan lain sebagainya. Kemuliaan dengan jasmani adalah apabila Nabi Muhammad SAW. Memohon sesuatu maka Dia mengabulkannya secara langsung dan hal itu tidak Dia lakukan kepada Nabi yang lain. Kemuliaan dengan pemberian adalah Dia memberi kepadanya tanpa permintaan darinya. Kemuliaan dengan kesalahan adalah Dia telah memaafkannya sebelum berbuat dosa. Dan kemuliaan dengan keridhaan adalah Dia tidak menolak fidyah, sedekah, dan nafkahnya, sebagaimana Dia menolak itu dari Nabi Nabi yang lain. (Adam, Nuh dan Ibrahim)"

    Keterangan :

    Adapun yang dimaksud dengan Ridha ialah bahwa Allah tidak akan menolak Nabi Muhammad pada fidyahnya, sedekahnya dan Allah pernah menolaknya kepada Nabi yang lain.

    Hal ini sesuai dengan hadits Nabi :

    "Nabi telah menyembelih kurban untuk umatnya dan memberi kafarat untuk umatnya."


  • Maqolah 06 Bagian Keempat: Tanda Tanda Orang Yang Bertaqwa kepada Allah - Atsar Utsman ra. 

    خَمْسٌ هُنَّ عَلَامَةُ الْمُتَّقِيْنَ اَوَّلُهَا اَنْ يُجَالِسَ اِلَّا مَنْ يُصْلُحُ الدِّيْنُ مَعَهُ وَيَغْلِبُ الْفَرْجَ وَالِّسَانَ وَثَانِيْهَا اِذَااَصَابَهُ شَىْءٌ عَظِيْمٌ مِنَ الدُّنْيَا يَرَاهُ وَبَالًا وَاِذَا اَصَابَهُ شَىْءٌ قَلِيْلٌ مِنَ الدِّيْنِ اِغْتَمَّ ذَلِكَ وَلَايَمْلَأُ بَطْنَهُ مِنَ الْحَلَالِ خَوْفًامِنْ اَنْ يُخَالِطَهُ حَرَامٌ وَيَرَى النَّاسَ كُلَّهُمْ قَدْ نَجَوْا وَيَرَى نَفْسَهُ قَدْ هَلَكَتْ .

    لَنْ يَبْلُغَ الْعَبْدُ اَنْ يَكُوْنَ مِنَ الْمُتَّقِيْنَ حَتَّى يَدَعَ مَالَا بَأْسَ بِهِ حَذَرا مِمَّا بِهِ الْبَّأْسُ .

    Diriwayatkan dari Utsman ra. sebagai berikut :

    "Lima tanda orang yang bertaqwa (kepada Allah) yaitu : Pertama, tidak duduk bersama kecuali dengan orang yang menjadi baik agamanya jika bersama orang orang tersebut, dapat menahan kemaluan dan ucapannya. Kedua, apabila ditimpa sesuatu yang berat di dunianya, ia melihat akan bahayanya. Ketiga, apabila ditimpa sedikit saja agamanya, ia menjadikan hal itu sebagai sesuatu yang menguntungkan. Keempat, tidak memenuhi perutnya dengan dengan barang halal karena takut bercampur dengan barang haram. Kelima, memandang bahwa orang lain selamat, dan memandan dirinya sendiri celaka."

    Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Tirmizi dan Hakim sebagai berikut :

    "Seorang hamba tidak dapat mencapai tingkat orang orang yang bertaqwa, sampai ia mau meninggalkan sesuatu yang tidak berbahaya bagi dirinya, karena khawatir jangan jangan berbahaya."

    Maqolah 07 Bagian Keempat: Kendala kendala Terbentuknya Pribadi Yang Shaleh - Atsar Ali ra.

    لَوْلَا خَمْسَ خِصَالٍ لَصَارَ النَّاسُ كُلُّهُمْ صَالِحِيْنَ :اَوَّلُهَا الْقَنَاعَةُ بِاْلجَهْلِ وَالْحِرْصُ عَلَى الدُّنْيَا وَالشُّحُّ بِاْلقَضْلِ وَالرِّيَا فِى الْعَمَلِ وَالْاِعْجَابُ بِالرَّأْيِ .

    اَللهُ يٌبْغِضُ كُلَّ عَالِمٍ بِالدُّنْيَا جَاهِلٍ بِاْلَاخِرَةِ .

    ذَنْبُ الْعَالِمِ ذَنْبٌ وَاحِدٌ الْجَاهِلِ ذَنْبَانِ .

    اَلزُّهْدُ فِى الدُّنْيَا يُرِيْحُ القَلْبَ وَالْبَدَنَ وَالرَّغْبَةُ فِيْهَا تُتْعِبُ الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ .

    نِعْمَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ تَزَوَّدَ مِنْهَالِآخِرَتِهِ حَتَّى يُرْضِيَ رَبَّهُ وَبِئْسَتِ الدَّارُ الدُّنْيَا لِمَنْ صَدَّتْهُ عَنْ آخِرَتِهِ وَقَصَّرَتْ بِهِ عَنْ رِضَارَبِّهِ .

    اَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ يُرِى النَّاسَ اَنَّ فِيْهِ خَيْرًا لَا خَيْرَ فِيْهِ .

    مَنْ اَرَى النَّاسَ فَوْقَ مَا عِنْدَهُ مِنَ الْخَشْيَةِ فَهُوَ مُنَافِقٌ .

    اِنَّ اللهَ حَرَّمَ الْجَنَّةَ عَلَى كُلِّ مُرَاءٍ .

    Diriwayatkan dari Sayyidina Ali ra. sebagai berikut :

    "Andaikata tidak ada lima perkara, niscaya semua manusia itu akan menjadi orang shaleh, yaitu : Puas dengan kebodohannya. Rakus terhadap dunia. Kikir memberikan kelebihan yang ada. Riya` dalam beramal dan membangga banggakan akalnya."

    "Allah murka terhadap setiap orang yang pandai ilmu dunia, tetapi bodoh ilmu akhirat." (HR. Imam Hakim)

    "Dosa orang yang alim itu satu, tetapi dosa orang yang bodoh itu terhitung dua."

    "Zuhud terhadap dunia, itu akan menjadikan hati dan badan enak, sedang cinta kepadanya itu akan menjadikan hati dan badan lelah."

    "Alangkah baiknya dunia bagi orang yang menjadikannya sebagai bekal untuk akhiratnya hingga ia diridhai Tuhannya dan alangkah jeleknya dunia bagi orang yang dihalangi olehnya dari akhiratnya dan dicegah dari ridha Tuhannya."

    "Orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat (nanti), adalah orang yang memberitahukan kepada orang, bahwa dalam dirinya ada kebaikan, padahal hal tersebut tidak ada (sama sekali)."

    "Barangsiapa yang pamer diri kepada orang lain tentang ketaqwaan lebih dari yang ada pada dirinya,maka dia adalah orang yang munafik."

    "Sesungguhnya Allah telah mengharamkan surga terhadap setiap orang yang Riya`."