Episodes
-
Tahukah sobat BEn bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berada di kawasan ring of fire. Sehingga, Indonesia diberkahi sumber energi panas bumi yang melimpah. Berdasarkan data Badan Geologi Kementerian ESDM, total potensi energi panas bumi yang dimiliki Indonesia mencapai 23,7 GW dan menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia.
Kira-kira, bagaimanakah pengembangan bisnis energi panas bumi atau geotermal yang sudah diterapkan di Indonesia? Dan seberapa besar kesempatan, potensi, serta trajektori peran perempuan dalam akselerasi utilisasi bisnis Energi Bersih dan Energi Terbarukan (EBT) berbasis panas bumi di Indonesia? Yuk simak obrolan serunya dalam Podcast Bincang Energi #13 bersama kak Fikha Fininda, Project Manager Jacobs Indonesia dan WING Indonesia Representative dengan tema "Broaden Perception of Women's Role in the Development of Geothermal Energy".
-
Matahari menghasilkan energi yang setara dengan 430 kuintiliun (10 pangkat 18) Joule setiap jamnya. Besarnya energi dari sinar matahari ini memicu pengembangan teknologi panel surya sebagai media untuk menangkap energi dari sinar matahari dan mengkonversikannya menjadi energi listrik. Diantara berbagai teknologi panel surya yang telah dikembangkan, sebagian besar material yang digunakan adalah material berbahan kristal silikon yang menguasai 90% jumlah pembangkit listrik tenaga surya di dunia. Namun, nilai keekonomian panel surya berbahan silikon ini masih rendah atau harganya cukup mahal. Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha mencari alternatif material panel surya pengganti silikon yang lebih terjangkau dan memiliki efisiensi setara dengan silikon. Salah satu ilmuwan asal Indonesia yang saat ini sedang menempuh post doctoral di Helmholtz-Zentrum Berlin, Noor Titan Putri Hartono, Ph.D., memelopori pengembangan Perovskite sebagai material alternatif pengganti silikon untuk panel surya.
Kira-kira bagaimana kisah ilmuwan muda Indonesia lulusan MIT ini berhasil mendesain Perovskite untuk panel surya sebagai smart and sustainable technology dalam upaya mereduksi emisi karbon dan transisi energi? Yuk, simak perbincangan menariknya dalam Podcast Bincang Energi #12 dengan topik “Youth in Energy: Advancing the Future of Solar Energy”. -
Missing episodes?
-
Pesatnya perkembangan revolusi industri dan pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi secara signifikan telah menyumbang jumlah CO2 dan gas rumah kaca lainnya di atmosfer. Bertambahnya jumlah gas rumah kaca ini telah menyebabkan suhu bumi meningkat dan mengalami krisis iklim. Selain krisis iklim, isu krisis energi juga muncul sebagai dampak dari over eksploitasi sumber energi di bumi. Perubahan iklim ini telah menyebabkan kekeringan, resiko kebakaran hutan, melelehnya es di kutub, sampai mempengaruhi eksistensi ekosistem biologi termasuk hewan dan manusia. Dampak perubahan iklim ini dapat diatasi bergantung pada seberapa besar negara-negara di dunia berkomitmen aktif untuk memitigasi krisis iklim tersebut. Mitigasi krisis iklim salah satunya dapat dilakukan dengan cara transisi energi dari energi berbasis bahan bakar fosil ke energi baru terbarukan sesuai dengan pembahasan kebijakan dan strategi dalam konferensi COP26 Glasgow dan Presidensi G20. Pemanfaatan panel surya oleh berbagai kalangan termasuk individu diyakini juga merupakan langkah yang tepat sebagai upaya mitigasi yang saat ini dapat dilakukan secara cepat dan masif di Indonesia.
Bagaimana keseruan obrolan menarik masa kini tentang perubahan iklim dan dampaknya, strategi resiliensi iklim untuk mengurangi resiko krisis iklim, PLTS sebagai salah satu solusi energi bersih serta bagaimana tantangan pemasangan PLTS atap di rumah sebagai upaya nyata masyarakat untuk mendukung target bauran energi 23% di 2025 dan menuju karbon netral? Simak diskusinya dalam Podcast Bincang Energi #11 dengan tema “Save Our Planet: The Urgent Need to Mitigate GHGs and Climate Change” bersama Tiza Mafira, Associate Director at Climate Policy Initiative.
-
Sampah rumah tangga merupakan permasalahan yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan khususnya saat terjadi COVID-19 akibat kegiatan Work From Home (WFH). Diperlukan berbagai macam solusi untuk mengelola sampah khususnya limbah makanan yang berupa bahan organik seperti sisa-sisa makanan, kulit buah-buahan, potongan sayuran, sayur atau buah yang membusuk sehingga kebersihan lingkungan tetap terjaga.
Pada Episode ke-10 Podcast Bincang Energi kali ini, akan dipaparkan kreativitas dan inovasi seorang ibu rumah tangga dalam mengolah limbah organik di rumah dengan menggunakan Maggot atau larva dari lalat BSF (Black Soldier Flies). Narasumber yang dimaksud adalah Fathimah Himmatina, CEO Almagot Indonesia dengan produk inovasinya berupa Magobox (Maggot In The Box). Dengan adanya inovasi ini, selain melakukan kegiatan budidaya Maggot yang mempunyai banyak sekali manfaat, diharapkan nantinya kedepan akan tercipta ekonomi sirkular skala rumah tangga yang dapat membantu upaya pelestarian lingkungan sekitar.
-
Pemerintah Indonesia tengah meningkatkan upaya menarik investor untuk mengembangkan sistem penyimpanan energi atau energy storage system (ESS) seiring dengan meningkatnya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Implementasi ESS ini mempunyai banyak dampak positif dimana diharapkan dapat meningkatkan kehandalan jaringan listrik dan mampu menyimpan daya secara efisien dari intermitensi daya yang dihasilkan dari teknologi EBT.
Untuk membahas lebih jauh terkait pengembangan sistem penyimpanan energi dan bagaimana tantangan serta penerapannya di negara lain, simak perbincangan menarik dalam Episode-9 Podcast Bincang Energi kali ini dengan narasumber Syawalianto Rahmaputro, yang punya pengalaman bekerja lebih dari 7 tahun di Wärtsilä.
-
Digitalisasi mentransformasi industri energi sekaligus menciptakan perubahan nilai-nilai perusahaan seperti budaya bekerja, kecepatan pengambilan keputusan, dan target yang strategis. Penerapan digitaliasi sangat perlu dilakukan secara tepat guna agar dapat meningkatkan performa industrinya meliputi keselamatan kerja, performa lingkungan, dan efisiensi proses yang kesemuanya berujung pada peningkatan ekonomi. Untuk mencapai tujuan digitalisi tersebut ada beberapa teknologi di era Industri 4.0 saat ini yang dapat diterapkan, diantaranya adalah Manufacturing Execution System (MES), Cloud Computing, Machine Learning, dan Internet of Things (IoT).
Bagaimana proses digitalisasi berlangsung khususnya di bidang energi? Simak diskusi menarik dalam Episode-8 Podcast Bincang Energi kali ini bersama Auzan Abirama Soedarmo, Senior Computational Software Engineer di Schlumberger yang akan menceritakan pengalamannya dalam proses transformasi digital di industri migas beserta tantangan yang dihadapi.
-
Perubahan iklim merupakan dampak negatif yang terjadi akibat adanya penggunaan energi fosil yang merupakan salah satu penyumbang emisi CO2 atau gas rumah kaca (GRK) terbesar di udara. Penumpukan GRK yang tanpa henti ini telah menggangu keseimbangan ekosistem maupun kehidupan manusia. Saat ini, ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil (minyak bumi, gas bumi, dan batubara) dalam memenuhi kebutuhan energi masih sangat tinggi. Di sisi lain, penggunaan energi fosil di berbagai negara di benua Eropa, Amerika, serta sebagian negara Asia sudah mulai dikurangi secara signifikan dan mulai beralih menuju energi yang lebih bersih dan terbarukan.
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah perlu akselerasi transisi ke arah pemanfaatan energi baru dan terbarukan? Simak perbincangan seru bersama Agus Praditya Tampubolon, Project Manager di IESR di Podcast Bincang Energi Episode-7 kali ini mengenai seberapa pentingnya transisi energi di Indonesia.
-
Kendaraan listrik saat ini mulai menjadi trend di masyarakat. Salah satu negara dengan jumlah pengguna kendaraan listrik yang cukup banyak adalah US. Hal ini didukung dengan keberadaan perusahaan penyedia yang mudah di akses yaitu TESLA. Episode-6 Podcast Bincang Energi kali ini menghadirkan narasumber Tita Ristanto, Senior Data Scientist di Tesla yang akan membicarakan mengenai "Perkembangan Electric Vehicle (EV) di Negeri Paman Sam". Melalui perbincangan dan diskusi ini diharapkan dapat memberikan banyak inspirasi dalam berinovasi khususnya terkait pengembangan EV di dalam negeri.
-
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih menjadi tulang punggung sumber pasokan Indonesia dalam kurun waktu 25-30 tahun ke depan. Keberadaannya masih sangat diperlukan khususnya untuk memenuhi kelistrikan di Pulau Jawa dan Bali. Namun, ditengah masa transisi energi dan pandemi yang menerpa dunia saat ini, bagaimanakah operasional PLTU dapat bertahan?
Dalam Episode-5 Podcast Bincang Energi kali ini, Idho Ferditya Rakhman akan memaparkan lebih jauh pengalamannya sebagai Maintenance Manager di PLTU Paiton yang berkaitan dengan operasional pembangkitan listrik selama pandemi COVID-19 dan tantangan yang dihadapi di saat Indonesia sedang bertransisi menuju energi yang lebih bersih, serta prospek PLTU berbahan bakar batubara ke depannya.
-
Inovator energi hadir kembali di Episode ke-4 Podcast Bincang Energi yang mempunyai inovasi berupa sistem penyimpanan energi pintar dengan teknologi IoT dan cloud-based power management. Inovasi ini sudah pernah diimplementasikan dalam bentuk pilot project di Pulau Tunda, salah satu wilayah 3T yang berlokasi di Provinsi Banten.
Hadirnya teknologi sistem energi pintar di pulau Tunda tersebut terbukti mampu memberikan manfaat yang lebih kepada masyarakat sekitar khususnya dalam hal penyediaan listrik dari sumber terbarukan yang lebih mudah dalam hal pemeliharaan dan tentunya ramah lingkungan.
-
Episode-3 Podcast Bincang Energi kali ini menghadirkan Munggang Hendro Purnanto, praktisi geothermal yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang engineering, konstruksi, commisioning, dan operational pembangkit listrik panas bumi (PLTP) untuk mengenal lebih dekat energi panas bumi dimulai dari eksplorasi hingga tantangan yang dihadapi dalam pengelolaannya agar dapat berkelanjutan.
-
Episode ke-2 Podcast Bincang Energi kali ini menghadirkan Inovator Energi dengan inovasinya berupa pembuatan biomass pellet menggunakan metode Solar Heating Oil Immersion Apparatus (SHOIMA). Inovasi SHOIMA ini dilakukan di salah satu wilayah 3T di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Bangkalan dimana di daerah tersebut terdapat potensi biomassa kaliandra merah yang berlimpah dan intensitas matahari yang stabil hampir 12 jam setiap hari.
Dengan produk inovasi SHOIMA berupa biomass pellet yang memiliki nilai kalori tinggi atau dapat mencapai setara dengan nilai kalori High Grade Coal, diharapkan masyarakat Kabupaten Bangkalan dapat memanfaatkannya secara langsung untuk kebutuhan energi yang ramah lingkungan dan inovasi ini mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. -
Pemerintah selalu berusaha untuk mencapai target rasio elektrifikasi 100% di seluruh wilayah Indonesia. PLN sebagai BUMN yang ditunjuk oleh pemerintah menghadapi tantangan yang cukup berat dalam upayanya menggenjot elektrifikasi khususnya di wilayah 3T. Simak perbincangan bersama Arief Nurhidayanto, Manager PLN UP2D Kalimantan Barat, mengenai pengalaman beliau dalam melistriki beberapa wilayah 3T Indonesia.
-
Podcast Bincang Energi hadir sebagai sarana diskusi dengan para tokoh ataupun narasumber yang berpengalaman dan tentunya kompeten di bidang energi.