Episodes
-
Kita tidak bisa mengatur waktu, kita hanya bisa mengatur prioritas. Waktu akan tetap satu hari sama dengan 24 jam. Mau kamu denied kek, mau kamu diemin kek, mau kamu sibuk ngurus satu negara kek, dia ga bakal berkurang ataupun bertambah.Pasti ko pernah dengar quote yang bilang Tidak ada namanya sibuk, semua tergantung prioritas. Dats the ugly truth menurutku. Karna sebagai manusia, ko tidak akan pernah bisa sampai kapanpun memprioritaskan semua orang dalam ko punya hidup. Karna walaupun ko punya waktu untuk semua orang, semua orang belum tentu masuk dalam ko punya prioritas hidup.
-
Kerja itu penting. Don’t get me wrong. Kalau ga kerja, ga bisa bayar cicilan bulanan atau tagihan bulanan ye kan? Tapi bukan berarti (nyanyi rihana – work) work.. work..work.. work.. work.. kemudian ko op.. op.. opname.
Bahwa akhirnya yang namanya menyeimbangkan kehidupan diantara rehat dan kerja itu penting!
-
Missing episodes?
-
Kritik itu penting sebenarnya untuk membangun kitorang punya hidup menjadi lebih baik. Hanya saja bila itu diberikan terus-menerus ke torang punya diri, akhirnya hal-hal tersebut malah lebih kitorang “imani” menjadi kualitasnya torang. Bayangkan ketika ko lakukan ini terus-menerus buat ko punya diri: dalam jangka panjang, ko yang akan menjadi toxic untuk ko punya diri.
-
Ko pernah kah tidak punya teman yang sudah dibilangin bolak balik untuk keluar dari hubungannya yang toxic tapi pada akhirnya de kembali dalam hubungan tersebut? Padahal kamorang sudah sampai bentak, batariak dia, sampai de curhat ke kamorang sampai menangis keluar ingus sampai ingus kembali masuk ke hidung tapi pada akhirnya de balik ke hubungan toxic tersebut. Ada yang namanya Trauma bonding. Ketika tindak pelecehan dan kekerasan dipadukan dengan kebaikan serta keintiman yang pada akhirnya menjadi lingkarang setan untuk seseorang sampai de tra bisa keluar dari sebuah hubungan yang toxic.
-
Bagaimana jika kitalah yang menjadi korban dari emosi orang lain yang meledak-ledak? Emosi yang meledak ini bisa dalam bentuk kekerasan secara fisik, verbal atau hal-hal tidak mengenakan yang ber-efek ke well being kita. Apakah kita memilih diam lalu menelan setiap kekerasan tersebut yang akhirnya mengerdilkan diri kita atau apakah kita memilih untuk melepas, membereskan dan sembuh dan keluar dari hal-hal yang menyakitkan itu?
-
Emosi ketika hormon kita tidak seimbang atau kondisi tertentu yang buat kita sampai marah itu wajar. Cuma lama kelamaan yah kalau emosi kita itu kumatnya setiap hari dan setiap saat, kita perlu nge-cek deh jangan-jangan ada yang tidak beres. Kalau sampai emosi kita yang akhirnya mengendalikan diri kita, siap-siap deh kamu bakal sering nyakitin orang lain. Tra usah jauh-jauh. Ko bisa gampang nyakitin orang tua, kekasih, atau sahabat ketika emosi yang mengendalikan ko mengambil keputusan.
-
Ngebacot itu enak banget deh di sosmed. Dan kalau dilihat, postingan bacot paling gampang banget naik jadi FYP. Cuma ditengah dunia perbacotan dan digital ini orang yang sakit mental makin banyak lho. Gampang kan skarang anana milenial ngomong “kena mental lu” tapi sebenarnya ada hal-hal serius yang emang bener-bener serius untuk diperhatikan.
-
Episode 49 ini mari kitorang bercerita tentang kenapa barang yang de pu nama malas ini paling senang skali muncul. Apa yang bisa dilakukan eh biar tong bisa lawan rasa malas ini. Karna kalau ko malas untuk hal yang kecil, lama-lama tatumpuk juga akan jadi barang yang besar yang di kemudian hari bisa susahkan ko diri!
-
Ada pepatah yang mengatakan bahwa mata adalah jendela hati. Tapi sebenarnya seberapa signifikan yah mata itu. Padahal sebenarnya sepele lho. Mungkin hanya sebersit memandang. Tapi tahukah teman-teman bahwa mata juga bisa menjadi sumber masalah-masalah serius dalam hidup ini. Seperti pornografi ataupun shopaholic. Semua berasal dari mata.
-
Kalau teman-teman perhatikan yah dengan seksama banyak kasus yang viral itu berawal hanya dari kata ataupun tulisan di sosmed yang diposting. Ketika kita tidak dapat mengendalikan jari maupun kata kita, itu bisa mendatangkan masalah serius buat diri kita sendiri bahkan sampai melukai orang-orang di sekeliling kita. Ini juga memberikan kita pelajaran pentingnya untuk mengontrol mulut dalam perkataan. Karena kata-kata pun adalah doa.
-
Ketika kitorang punya hidup makin signifikan, dapat promosi, jabatan, pasti akan ada saja orang yang akan iri kha julid kah komentator kah de nama makin banyak komentarin tong punya hidup. Irinya juga tra logis: pokoknya iri aja bawaannya. Nah, teman-teman, orang yang iri akan slalu punya kata-kata yang jelek buat diri kita. Inilah kenapa kita penting banget untuk menjaga hati. Jaga hati ini bukan hanya di sosmed atau kantor. Bahkan di rumah, di gereja, di mana saja. 24 jam bahkan! Karna orang iri itu tra pake musim atau cuma ada di lokasi tertentu.
-
Kalau Beyonce bilangnya Who run the world?? Girls!! maka skarang Who run the world?? Millenial!! Dimana-mana orang ngomong tentang konten. Waktu kenalan, yang ditanyain ujung-ujung: ko punya akun instagram apa? Bahkan, para HR di kantor-kantor waktu trima CV calon karyawan, dong akan googling nama kandidat tersebut. Mau ko trima kah tidak kah, epen kah, cupen kah, iyo kah, de akan datang temui ko. Torang kalau siap, bagus. Kalau tra siap, rugi skali. Ibaratnya nih media sosialnya kitorang itu seperti art galery. Hanya saja kitorang ini tra tahu siapa saja yang lihat. Karna itulah sebenarnya bermedsos ria itu perlu punya purpose.
-
Perlu kah tidak eh untuk semua hal itu perlu kitorang posting di sosial media? Perlukah untuk kitorang pamer apa yang yang torang capai, yang torang pakai, atau apa yang sedang kitorang lakukan? Yuk, dengar cerita @jenikaray di episode kali ini.
-
Kenapa mengucap syukur jadi hal yang sangat penting ditengah semakin banyaknya tuntutan kehidupan? Ada tuntutan keluarga, pacar, kantor, lingkungan sosial, dari segala arah kitorang macam dapa kurung sudah dengan rasa tekanan untuk harus bisa ini dan itu, harus bisa capai ini dan itu.
-
Memang benar jaman semakin maju dan semua jadi serba cepat. Tapi hal yang dipandang sebagai kemajuan ini juga bisa menjadi masalah buat diri kita sendiri, yaitu menimbulkan rasa takut karena tidak bisa mencapai standar-standar sosial yang banyak kita temukan di sosmed.
-
Banyak dari torang ketika lihat orang lain pu karir, kehidupan asmara atau keluarga lebih bagus atau maju ataupun sukses, langsung muncul rasa insecure dan meragukan diri sendiri. Apa kurang berusaha? Apa belum cukup buat ini dan itu? Kenapa kok seperti begini? Padahal, tiap orang punya proses yang berbeda dalam kehidupan. Menghormati serta menghargai proses dalam hidup kita merupakan bentuk dari mencintai torang pu diri sendiri.
-
Believe it or not, kita semakin dituntut dari hari ke hari untuk cepat. Cepat ke kantor, cepat selesaikan deadline, cepat pulang, cepan melakukan ini dan itu. Stress jadi makanan sehari-hari lho di masa kini. Orang jadi cepat marah, cepat tersinggung, bahkan kehilangan daya semangatnya. Yuk, belajar meditasi. Agar kita bisa mengarungi dunia yang penuh tantangan ini dengan pikiran yang jernih.
-
Tra selamanya diam itu emas kawan! Ko bisa rugi banyak hal ketika ko tra bisa jadi orang yang bisa mengutarakan apa yang ingin ko sampaikan. Dalam episode kali ini jenikaray bercerita tentang apa sih tanda-tandanya kalau ko bukan tipikal orang yang berani speak up serta gimana caranya biar torang bisa jadi orang yang berani buat bicara atau speak up. Yuk, dengar selengkapnya di episode ini!
-
Ini nih, masi jadi perdebatan banyak orang. Kira-kira kalo blok orang di sosmed itu boleh kah tidak eh? Kalau orangnya tong masi ketemu, wajar kah kalau tong blok de punya sosmed? Di episode ini @jenikaray tidak bercerita sendiri, ada banyak teman-teman yang membagikan kisah dan opininya tentang tema yang menarik ini. Selamat menikmati!
-
Ada pepatah yang bilang bgini: yang lebih berbahaya tu suara yang dari dalam ko pu diri, bukan dari luar. Masalahnya, yang didalam ko pu diri itu lebih banyak bicara negatif atau positif? Di podcast kali ini @jenikaray mau crita tentang bagaimana eh de pu cara buat kitorang cek dan evaluasi kembali apa yang sering kitorang pikirkan.
- Show more