Episodes

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 10 Oktober 2024

    Bacaan:

    Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Kata Yesus kepadanya: "Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham." (Lukas 19:8-9)

    Renungan:

    Zakheus, seorang pemungut cukai, sangat penasaran ketika mendengar bahwa Tuhan Yesus datang ke kotanya. Mungkin saja Zakheus sudah sering mendengar cerita orang-orang tentang Tuhan Yesus, namun ia belum pernah melihat seperti apakah Tuhan Yesus itu. Karena badannya yang pendek dan banyak orang yang mengerubungi Tuhan Yesus, ia harus berlari dan memanjat pohon ara untuk dapat melihat Tuhan Yesus. Sepertinya Zakheus tidak berharap lebih selain hanya untuk melihat Tuhan Yesus. Rasa penasarannya mungkin sudah terjawab, namun Tuhan Yesus tidak berhenti sampai di situ saja. Tuhan Yesus melihat Zakheus di atas pohon ara, lalu berbicara kepadanya, dan menginginkan perjumpaan yang lebih pribadi dengannya di rumah Zakheus. Zakheus merespons permintaan Tuhan Yesus dengan segera turun dari pohon dan menerima Tuhan Yesus di rumahnya dengan sukacita. Menerima Tuhan Yesus di rumahnya mengundang cibiran dari banyak orang yang tidak menyukai dirinya. Namun sepertinya Zakheus tidak terlalu mempedulikannya, karena ia sudah lama menantikan untuk bisa berjumpa dengan Tuhan Yesus. Bahkan melalui perjumpaan ini, Zakheus mengalami pertobatan dan perubahan hidup yang dengan rela membagikan hartanya kepada orang miskin dan mengembalikan harta jika ada orang yang ia peras melalui pekerjaannya. Suatu "hadiah tidak terduga" diterima Zakheus. Bukan hanya melihat, namun ia berjumpa dan mengalami pertobatan di dalam Tuhan Yesus.

    Di dalam berdoa, kita terbiasa menyampaikan permohonan dan harapan kita kepada Tuhan. Kita berharap Tuhan menjawab sesuai permintaan kita. Namun terkadang Tuhan menjawab lebih dari apa yang kita doakan. Melalui kasih karunia-Nya, Tuhan akan menjawab doa-doa kita dan membawa kita semakin dekat dan memuliakan-Nya. Seperti Zakheus yang dengan gigih hanya ingin melihat Tuhan Yesus, namun ia mendapat “hadiah” terindah, yaitu keselamatan bagi dirinya dan seisi rumahnya. Tetaplah kita bertekun dalam doa-doa kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku bersyukur untuk berkat-berkat-Mu yang tak pernah aku pikirkan sebelumnya. Aku menjadi semakin yakin untuk memercayai-Mu, bahwa Engkau selalu ada untukku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 9 Oktober 2024

    Bacaan:

    "Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati. Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka." (2 Korintus 5:14-15)

    Renungan:

    Ada banyak kejadian pembunuhan terjadi karena diawali oleh hati yang dipenuhi dengan amarah. Misalnya, seorang suami yang membunuh istrinya karena hatinya panas atau cemburu melihat sang istri selingkuh. Ini menandakan ketika hati seseorang dikuasai oleh sesuatu, orang tersebut akan bertindak sesuai dengan apa yang mengisi hatinya. Hati yang dikuasai oleh amarah, akan menghasilkan amarah dan tindakan yang berbahaya.

    Hati Paulus dipenuhi dengan kasih Kristus, karena dia mengerti makna kematian Kristus. Kristus mati bukan karena dosa-dosa maupun kesalahan-Nya. Kristus mati untuk menebus manusia dari kuasa dan hukuman dosa. Kematian Kristus menyebabkan orang percaya ikut mati dalam kematian-Nya secara rohani, sehingga mereka menerima pengampunan dosa dan hidup yang baru. Kasih seperti ini yang menguasai Paulus, menekan dalam hati dan dirinya sehingga ia menjalani hidupnya bukan lagi untuk dirinya sendiri, melainkan untuk Tuhan.

    Dalam dunia ilmu komputer ada istilah yang disebut garbage in garbage out. Jika kita memasukkan sampah maka hasilnya pun akan berupa sampah juga. Sama halnya dengan hati manusia. Jika hati kita dikuasai oleh ego, dendam, amarah, dan kepahitan maka diri kita hanya akan mengeluarkan hal-hal untuk diri sendiri dan perbuatan dosa yang tidak berkenan kepada Tuhan. Namun bila hati kita dipenuhi kasih Kristus, kasih yang penuh pengorbanan, pengampunan, kemurahan dan memberi, maka kita tidak lagi hidup untuk mencari kesenangan dan kepentingan diri sendiri, melainkan hidup untuk berkenan kepada Tuhan dan untuk kemuliaan-Nya.

    Apa yang akan kita isikan ke dalam hati kita hari ini? Isilah dengan firman-Nya dan berdoalah kepada-Nya. Pahami dan alami kasih Kristus yang Ia berikan kepada kita secara pribadi, maka kita akan mengerti dan dikuasai oleh kasih-Nya sehingga yang kita lakukan adalah kasih yang murni, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku ingin mengisi hatiku dengan kasih dan firman-Mu karena aku rindu perkataan dan perbuatanku menjadi berkat bagi sesamaku. Amin. (Dod).

  • Missing episodes?

    Click here to refresh the feed.

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 8 Oktober 2024

    Bacaan:

    "Memang kami tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Mereka mengukur dirinya dengan ukuran mereka sendiri dan membandingkan dirinya dengan diri mereka sendiri. Alangkah bodohnya mereka!" (2 Korintus 10:12)

    Renungan:

    Sering kali binatang-binatang menggunakan anggota-anggota tubuhnya untuk menunjukkan ketangguhan dirinya kepada binatang lain. Untuk membuktikan bahwa mereka lebih superior dibandingkan binatang-binatang yang menjadi lawan mereka. Merak memiliki ekor yang megah, rusa memiliki tanduk yang indah, dan singa memiliki surai yang dapat mengintimidasi lawannya. Lalu apa yang dimiliki manusia? Atau, apakah kita perlu memiliki sesuatu untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa kita jauh lebih tangguh dan hebat dibandingkan mereka?

    Tak bisa dimungkiri bahwa manusia memiliki kebiasaan yang cenderung untuk saling membandingkan satu sama lain, dan hal ini sangatlah tidak baik. Rasul Paulus memberikan teladan, yaitu bahwa ia tidak berani menggolongkan diri kepada atau membandingkan diri dengan orang-orang tertentu yang memujikan diri sendiri. Sebab, setiap orang memiliki potensi dan talenta masing-masing yang berbeda satu sama lain. Jika kita terampil bermain musik, namun tidak pandai berbisnis, pasti ada orang lain yang pandai berbisnis, namun tidak terampil bermain musik. Dan, banyak contoh yang lainnya. Ingatlah bahwa masing-masing kita berharga di mata Tuhan. Jangan pernah membanding- bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Di samping itu, jangan merasa rendah diri dan jangan sombong. Tuhan tidak berkenan, baik kepada mereka yang rendah diri maupun yang sombong, tetapi Dia berkenan kepada mereka yang mau menghargai dan mengembangkan talenta yang Tuhan berikan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau memberikan aku keistimewaan yang berbeda dari orang lain. Mampukan aku untuk tetap rendah hati atas keistimewaan itu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 7 Oktober 2024

    Bacaan:

    "Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai!" (Mazmur 100:2)

    Renungan:

    Ada sebuah pertanyaan yang mungkin dapat menjadi bahan renungan untuk kita semua, "Apakah kita masih perlu diingatkan untuk beribadah kepada Tuhan?" Kenyataan yang sering terjadi pada kehidupan saat ini adalah banyak orang semakin melupakan Tuhan. Mungkin saja lonceng gereja, lagu rohani atau apa pun bisa mengingatkan kita untuk datang ke gereja, tetapi bagaimana dengan kehidupan kita sehari-hari? Apa yang harus mengingatkan kita supaya kita datang ke hadirat Tuhan dalam sebuah persekutuan pribadi? Sebenarnya ada hal-hal yang bisa kita jadikan "lonceng gereja" untuk mengingatkan kita pada persekutuan dengan Tuhan: Pertama, keadaan kita sendiri. Ketika pikiran kita galau karena banyaknya masalah yang kita alami, itulah pertanda bahwa kita harus datang ke hadırat Tuhan. Bukankah Tuhan Yesus berkata, "Marilah kepadaku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Kedua, keadaan orang lain. Keadaan orang lain yang positif, yaitu ketika mereka berbondong-bondong menuju rumah ibadah mereka. Bukankah seharusnya kita lebih bersemangat lagi datang ke hadirat Tuhan, sebab kita adalah orang-orang yang sudah diselamatkan, bukan sedang mencari keselamatan? Keadaan orang lain yang negatif, yaitu ketika orang lain mengalami masalah atau kecelakaan. Bukankah hal itu seharusnya mengingatkan kita untuk lebih dekat kepada Tuhan? Ketiga, keadaan lingkungan. Adanya bencana alam, entah itu banjir, gunung meletus, kebakaran dan asap, atau kekeringan, seharusnya membuat kita semakin menjalin hubungan yang akrab dengan Tuhan, karena ada kekuatan yang kita terima ketika kita berada di hadirat Tuhan, apalagi jika kita turut merasakan bencana alam tersebut.

    Jadi, kita tidak harus menunggu lonceng gereja berbunyi untuk menghadap hadirat Tuhan. Pekalah dengan keadaan dan jadikan itu "lonceng gereja" yang mengingatkan kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku kepekaan akan alarm-alarm yang ada di sekitarku, sehingga aku senantiasa menjaga hubunganku dengan-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 6 Oktober 2024

    Bacaan:

    Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!" Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan." (Galatia 5:14-15)

    Renungan:

    Pertemanan yang sejati dapat kita lihat di antara Daud dan Jonatan di mana mereka saling mengasihi. Kasih mengikat pertalian mereka dengan kuat. Namun, tidak demikian halnya di antara Daud dan Saul di mana iri hati dan kebencian merasuk hati Saul. Tetapi, tetap saja Daud menyikapi kebencian Saul dengan sikap hati yang benar dan bahkan menempatkan Saul sebagai orang yang diurapi Tuhan melebihi emosi dan perasaannya yang terluka. Demikian pula perselisihan yang tajam timbul antara Paulus dengan Barnabas, juga Paulus dengan Petrus, ketika Paulus menegurnya dengan keras di hadapan banyak orang. Namun, hal itu tidak menimbulkan perpecahan di antara mereka karena kekuatan kasih yang mengikat mereka sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Demikianlah kasih harus menjadi dasar yang mengikat hubungan di antara sesama anak Tuhan. Jika tidak demikian, maka kekuatan kasih akan mudah dikalahkan ketika emosi dan perasaan kita terusik.

    Belajarlah dari Yonatan dan Daud dalam hal kekuatan untuk saling mengasihi. Belajarlah dari kegagalan Saul untuk tidak iri hati yang dapat menghancurkan persahabatan. Belajarlah dari Barnabas dan Paulus di dalam menyikapi persoalan dengan kekuatan karakter ilahi sebagai pelayan Tuhan. Belajarlah dari Petrus yang memiliki kebesaran hati untuk menerima teguran sehingga kita tidak meninabobokan perasaan tersinggung yang sering kali timbul. Dan akhirnya bercerminlah pada kebesaran kasih Kristus yang mampu menerima kita apa adanya sehingga kita mudah menerima kekurangan dan kelebihan orang lain. Ingatlah, kasih itu sabar, tidak cemburu, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, dan sabar menanggung sesuatu. Jadilah anak-anak Tuhan yang selalu membawa damai. Dengan demikian kita akan mengakhiri setiap perselisihan dan pertengkaran dengan jalan damai dan hati yang saling memaafkan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, mampukanlah aku untuk meredam emosiku ketika ada sesuatu yang menyakiti hatiku. Ajarilah aku untuk tetap tenang dalam kondisi apapun. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 5 Oktober 2024

    Bacaan:

    "Betapa besarnya pekerjaan-pekerjaan-Mu, ya TUHAN, dan sangat dalamnya rancangan-rancangan-Mu. Orang bodoh tidak akan mengetahui, dan orang bebal tidak akan mengerti hal itu." (Mazmur 92:6-7)

    Renungan:

    Pada tanggal 17 Juli 2014 diberitakan tentang jatuhnya sebuah pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH17, tertembak oleh sebuah roket Rusia yang menewaskan 295 penumpang. Di antara kisah sedih tentang para korban, sebuah surat kabar menceritakan tentang beberapa orang yang selamat dari tragedi tersebut. Beberapa di antaranya adalah Simone La Posta dan Juan Jovel. Mereka telah memesan penerbangan tersebut untuk perjalanan pulang setelah berbulan madu, namun memutuskan untuk kembali satu hari lebih awal. Dutch Maarten de Jonge yang dengan ajaibnya terhindar dari kematian sebanyak dua kali. la bukan hanya terhindar dari tertembaknya pesawat Malaysia MH17, tetapi juga tragedi hilangnya pesawat Malaysia MH370 karena ia mengganti rute penerbangannya. Tentu kisah terhindarnya mereka dari kematian ini membuat mereka sangat mensyukuri segala perubahan yang terjadi atas rencana mereka yang semula.

    Apakah yang dapat kita pelajari dari kisah kehidupan ini? Satu hal yang terpenting adalah kita harus memiliki keterbukaan hati atas segala perubahan yang terjadi dalam hidup kita, dengan sebuah pemahaman bahwa Tuhan pemegang kendali hidup kita. Kita tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi satu langkah ke depan, namun Tuhan mampu melihat sampai ke penghujung kehidupan. Sebaik apa pun perencanaan kita pada hari ini, namun hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik untuk hari esok. Jadikanlah perencanaan kehidupan kita hanya dalam bentuk sebuah sketsa di mana tangan Tuhan sendiri yang akan memperjelas guratan-guratan halus tersebut menjadi sebuah bentuk yang indah. Sebuah pujian berkata, "Jika Tuhan mempunyai rencana lain, teruslah berjalan dan katakan saja ya dan percayalah Dia tahu yang terbaik. Bilamana seluruh mimpi Anda berserakan, kita tidak perlu harus tahu kapan Tuhan mempunyai rencana yang lain." Sering kali kita terdampar dalam kekecewaan, kemarahan, dan kepedihan ketika keindahan rencana kehidupan kita berputar haluan dan jauh dari yang kita harapkan. Seperti halnya Yusuf yang harus menanggalkan keindahan jubah dan sejuta mimpi kehidupannya sebagai anak kesayangan orang tuanya dan mulai menjalani kehidupan sebagai budak murahan. Namun demikian, perubahan drastis kehidupannya hanyalah sebuah jalan Tuhan untuk membuat dia berjubahkan kebesaran yang jauh lebih indah sebagai pemimpin besar di Mesir. Firman Tuhan berkata bahwa orang bodoh dan orang bebal tidak akan mampu melihat jalan Tuhan. Bagaimana dengan kita? Ambillah firman Tuhan menjadi panduan kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku mengerti segala rencana-Mu dan ajarilah aku berharap hanya kepada-Mu, sehingga aku tidak kecewa ketika apa yang aku rindukan tidak terjadi. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 4 Oktober 2024

    Bacaan:

    "Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?" (1 Korintus 6:19-20)

    Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!"

    Renungan:

    Di negeri kita sering kecelakaan karena kondisi jalanan yang tidak bagus dan hancur. Alangkah baiknya jika jalanan-jalanan yang sudah rusak dan hancur tersebut diperbaiki. Serta harus ada pembatasan muatan yang dibawa oleh truk-truk besar, sebab jalanan yang diaspal sekuat apa pun ada batasannya. Jika terlalu banyak dilalui truk bermuatan berat yang melebihi kapasitas maksimal suatu jalan, maka tidak akan butuh waktu yang lama untuk membuat jalanan tersebut menjadi hancur.

    Sama seperti jalanan, tubuh kita juga memiliki keterbatasan kapasitas. Tidak semua hal bisa ditanggung oleh tubuh kita. Contoh beberapa jiwa melayang karena meneguk minuman keras oplosan. Tubuh kita tidak terbuat dari bahan stainless steel, bukan pula dari plastik atau beling. Tubuh kita sudah dirancang sedemikian ajaib oleh Tuhan, namun tetap ada batasannya yang perlu kita perhatikan. Apakah kita masih juga menjejali tubuh kita dengan makanan dan minuman yang tidak sehat, seperti rokok, makanan berpengawet, minuman keras, makanan berlemak? Tubuh kita ada batasnya untuk memproses semua hal-hal ini! Apakah kita sering tidur larut malam atau bahkan bergadang hingga pagi? Apa yang kita lakukan? Bermain internet? Bekerja? Menonton televisi? Ingat tubuh kita mempunyai keterbatasan, tidak bisa diforsir seenak kita saja. Kurangnya jam tidur juga dapat merusak tubuh kita dan membuat kita rentan terserang penyakit. Tetapi banyak orang yang walaupun menyadari konsekuensi dari gaya hidup yang tidak sehat, tetap melakukan hal tersebut. Mengapa? Karena walaupun tahu akibatnya, namun mereka belum merasakan sakitnya. Lagipula mereka merasa semua hal itu sangat enak dan nikmat untuk dilakukan.

    Paulus mengatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus, dan bukan milik kita sendiri. Karena itu berhentilah merusaknya. Rawatlah tubuh kita dengan baik karena tubuh ini adalah pemberian Tuhan. Jangan paksa tubuh kita untuk melakukan hal-hal yang tidak baik bagi kesehatan. Jangan merasa hebat dan meremehkan segala peringatan akan kesehatan yang pernah kita dengar. Ingatlah bahwa penyesalan selalu datang terlambat! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, tubuhku adalah bait Roh Kudus. Begitu indah dan luar biasa. Bantulah aku untuk tidak merusaknya dan selalu sadar untuk menjaga kesehatanku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 3 Oktober 2024

    Bacaan:

    Lalu Firaun menyuruh menaikkan Yusuf dalam keretanya yang kedua, dan berserulah orang di hadapan Yusuf: "Hormat!" Demikianlah Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi kuasa atas seluruh tanah Mesir." (Kejadian 41:43)

    Renungan:

    Pernahkah kita terjebak pada situasi yang sangat rumit, ruwet, memusingkan, dan sepertinya tiada akhir? Kita terasa seperti sedang berada di dalam sebuah labirin yang menyesatkan dan tanpa jalan keluar. Ke mana pun kita melangkah, yang ada hanyalah jalan buntu. Banyak orang yang sampai kepada situasi ini, dan pada akhirnya menyerah untuk terus berjuang dan berharap. Mereka pasrah pada nasibnya tanpa mau berusaha untuk membuat perubahan. Banyak juga yang pada akhirnya melakukan perbuatan tercela berupa upaya bunuh diri. Ingatlah bahwa situasi seperti ini bukan hanya kita yang mengalami. Pertanyaannya, apakah kita ingin menyerah atau bangkit untuk membuat perubahan besar dalam hidup kita? Apakah kita akan menjadi pecundang atau pemenang?

    Mari kita lihat kepada kehidupan seseorang yang sangat terkenal di dalam Alkitab. Kita mungkin sering mendengar kisah hidup orang ini. Namun kali ini, mari kita renungkan baik- baik dan coba untuk wujudkan ke dalam hidup kita. Orang itu adalah Yusuf, anak kesayangan ayahnya. Semua saudaranya membencinya, mereka membully dirinya, membuangnya ke dalam sumur, dan bahkan hendak membunuhnya. Namun akhirnya mereka memutuskan untuk menjualnya kepada orang Mesir. Di Mesir dia bekerja sebagai budak. Apakah kondisi ini masih kurang buruk? Ternyata memang masih kurang, karena selanjutnya dia difitnah bertindak mesum kepada nyonyanya. Dia di penjarakan. Sampai di sini coba kita tempatkan diri pada posisi Yusuf. Bagaimana kira-kira perasaan kita jika saudara kandung kita sendiri melakukan hal yang sangat jahat kepada kita? Singkat cerita, Yusuf tidak menyerah dan lihatlah akhir hidupnya, dia diangkat Tuhan ke atas puncak gunung tertinggi.

    Labirin macam apa yang ada di depan kita saat ini? Jangan menyerah! Hadapilah bersama Tuhan, maka Dia akan menuntun kita kepada jalan keluar dari semua kesesatan dan kebuntuan hidup kita, serta membawa kita kepada puncak kehidupan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku menyerahkan diriku dan segala permasalahan yang aku hadapi ke dalam tangan-Mu, sebab tanpa-Mu aku tidak bisa menemukan jalan keluar. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 2 Oktober 2024

    Bacaan:

    "Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia. (Kejadian 37:3)

    Renungan:

    Kej 37:3 menjelaskan bahwa Yakub lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain. Alasannya adalah Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya. Kasih Yakub kepada Yusuf terlihat saat ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi Yusuf. Memang benar bahwa seseorang akan sangat senang ketika sudah berusia lanjut tetapi masih diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak. Sekalipun demikian, bukan berarti orang tersebut "harus salah" di dalam menerapkan kasih. Bukan berarti Yakub tidak mengasihi anak-anaknya yang lain, tetapi kata "lebih" sudah menjelaskan kepada kita akan perbedaan kasih yang ditunjukkan Yakub kepada Yusuf dan kepada anak-anaknya yang lain. Terlebih lagi Yakub membuatkan jubah yang maha indah bagi Yusuf. Yang dinamakan "maha indah" di sini berarti bervariasi warnanya. Pada zaman Alkitab, masalah warna sering kali menjadi petunjuk adanya sesuatu yang berbeda, mungkin dalam hal harga. Dari sini kita tahu bahwa jubah yang dibuatkan untuk Yusuf adalah jubah yang mahal, sementara itu tidak dijelaskan apakah Yakub membuatkan jubah untuk anak-anaknya yang lain atau tidak. Di sini Yakub telah menerapkan kasih secara tidak benar. Beban cintanya lebih kepada Yusuf dibandingkan dengan anak-anaknya yang lain.

    Sebagai orang tua pengikut Yesus, kita tidak boleh menerapkan kasih secara tidak benar. Bagaimanapun peristiwa kelahiran anak-anak kita, tidak boleh dijadikan alasan untuk kita mengasihi secara berbeda antara anak yang satu dengan anak yang lain. Atau, mungkin juga keberadaan anak yang satu dianggap "kurang" dibandingkan anak yang lain, tetap saja kita tidak boleh pilih kasih. Kasih kita harus tetap sama sebagaimana Yesus mengasihi dan menerima kita apa adanya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, Engkau mengasihi kami umat-Mu dengan kasih yang sama antara satu dengan yang lain. Mampukankanlah kami untuk meneladani Engkau. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 1 Oktober 2024

    Bacaan:

    "Dari pada-Mulah kiranya datang penghakiman: mata-Mu kiranya melihat apa yang benar." (Mazmur 17:2)

    Renungan:

    Seseorang menggambarkan kemarahan sebagai ladang ranjau kehidupan. Artinya, sesuatu yang mampu mempunyai kekuatan untuk menghancurkan hidup kita. Maka dari itu, berhentilah marah karena marah tidak akan pernah menghasilkan kebenaran Tuhan. Kemarahan akan mengecilkan kuasa Tuhan dalam hidup kita. Kemarahan mengangkat kedamaian Tuhan dalam hidup kita. Kemarahan membuat kita tidak bisa berdoa. Dengan demikian kemarahan akan membawa kita dari satu kehilangan rohani ke kehilangan lainnya, dan pada akhirnya membawa kita ke dalam kepahitan. Will Rogers berkata, "Barangsiapa yang membiarkan dirinya dikuasai amarah biasanya akan seperti sebuah pesawat yang mendarat di tempat yang salah. Bukankah firman Tuhan juga mengajarkan kita, “Apabila kamu menjadi marah marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu.” Artinya, kita boleh marah tapi jangan biarkan amarah itu menguasai diri kita.

    Serahkan mereka yang telah menimbulkan kemarahan kita kepada kasih karunia Tuhan. Biarkan Tuhan yang beracara di dalam setiap permasalahan yang ada. Bagian kita hanyalah menjaga hati dari sampah-sampah kehidupan seperti itu, karena firman Tuhan berkata, "Buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu." Dan kita akan melihat betapa indahnya menjalani hidup yang tanpa menyimpan kemarahan dan sakit hati. Ingatlah, kita memiliki Tuhan sebagai hakim yang adil yang akan memunculkan kebenaran kita seperti siang. Bagian kita hanyalah menyediakan sebuah tanah hati yang terpupuk dengan indah oleh kebenaran-kebenaran firman Tuhan. Dengan demikian, kita harus selalu waspada untuk membereskan setiap kemarahan yang muncul di dalam hati kita. Jangan biarkan berlarut-larut karena kemarahan dapat memadamkan api Roh-Nya di dalam diri kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku mengampuni setiap orang yang telah menyakiti hatiku dan aku serahkan mereka kepadaMu karena Engkau adil adanya. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 30 September 2024

    Bacaan:

    "Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi." (Matius 23:5-7)

    Renungan:

    Suatu kali Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, karena beberapa orang dari mereka terkesan memamerkan diri dengan membuat kotak yang lebih besar daripada yang seharusnya. Sehingga, mereka terlihat lebih saleh, lebih suci, lebih taat, dan lebih giat dalam menjalankan hukum Taurat daripada orang-orang lain. Selain itu, mereka juga merasa harus memakai jumbai yang lebih besar dan panjang daripada yang biasa, untuk memenuhi keinginannya agar lebih diperhatikan sebagai orang yang lebih saleh daripada orang lain. Mereka memperbesar kotak di tali sembahyang dan jumbai-jumbai pada punca baju mereka, sementara hati mereka sangat kurang dan sangat miskin akan kasih kepada Tuhan dan sesama. Padahal yang Tuhan Yesus prioritaskan adalah bagaimana sikap hati kita pada saat berdoa. Jadi perlengkapan doa mereka hanya sekadar untuk menutupi sifat asli mereka.

    Kesalehan memang harus dikejar dan dilakukan, tetapi bukan berarti hal itu menjadi ajang pameran. Beberapa pengikut Yesus terkadang masih suka ingin diperhatikan tentang kesalehannya, sehingga lupa makna sesungguhnya menjadi pengikut Yesus. Tanpa kita menunjukkan apa yang sedang kita lakukan, pada saatnya nanti, pasti orang lain akan melihat buahnya, sehingga dengan sendirinya orang lain akan memuji, menghormati, dan menghargai kita. Seandainya perbuatan baik kita tidak dihargai sekalipun, seharusnya kita tetap tidak kecewa. Karena, apa yang kita lakukan semata-mata untuk kemuliaan nama Tuhan Yesus Kristus, bukan nama pribadi kita sendiri. Untuk itu, kejarlah kesalehan dan jangan pamer kesalehan! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk dapat selalu mengejar kesalehan dan ajarilah aku untuk tidak pamer kesalehan, sehingga nama-Mu yang dimuliakan. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 29 September 2024

    Bacaan:

    "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23)

    Renungan:

    Bagi para penggemar kacang mete biasanya kacang tersebut dikeringkan dan digoreng untuk dijadikan berbagai macam makanan. Secara ilmu botani, tumbuhan ini sama sekali bukan anggota jambu-jambuan maupun kacang-kacangan. Jambu monyet memiliki hubungan yang jauh lebih mirip dengan buah mangga. Meskipun lebih banyak dianggap sebagai kacang, di dalam ilmu botani kacang mete sebenarnya merupakan biji tunggal dari buah jambu monyet. Kacang mete jarang mengakibatkan alergi pada manusia jika dibandingkan dengan kacang lainnya. Kacang mete juga dapat diolah menjadi minyak yang berkualitas tinggi. Kita mengetahui bahwa kacang mete merupakan favorit begitu banyak orang. Bahkan kacang mete juga sering kali dicampur dan diolah dengan produk lain, seperti es krim, cokelat, roti, kue, minuman, disb.

    Ketika hidup kita menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan menyenangkan, pastilah banyak orang akan merasa nyaman berada di dekat kita. Sama seperti kacang mete yang memiliki rasa yang enak serta sehat dan bermanfaat, bayangkanlah jika hidup kita juga dapat menghasilkan buah yang memberkati banyak orang dan bermanfaat. Pertanyaannya, bagaimanakah caranya kita bisa menjadi seseorang yang disukai dan memberkati banyak orang? Kita bisa memulai dari hal yang kecil, seperti tersenyum, mengucapkan tolong. permisi, terima kasih, ataupun maaf. Biasakanlah bersikap sopan, ramah, dan rendah hati terhadap siapa pun. Kemudian, tolonglah siapa pun yang memerlukan bantuan, selama kita masih bisa dan mampu untuk menolong. Bangunlah relasi dengan semua orang di sekitar kita, dan pancarkanlah nilai-nilai dari buah Roh kepada siapa pun.

    Tunjukkanlah kasih kepada mereka yang terbuang dan ditolak. Bersukacitalah senantiasa, sebab sukacita tersebut dapat ditularkan kepada orang lain. Jadilah pembawa damai sejahtera di tengah-tengah mereka yang sedang mengalami konflik dan pertikaian. Bersabarlah dalam berinteraksi dengan orang-orang yang mungkin sulit untuk ditangani. Tunjukkanlah kemurahan hati kepada mereka yang membutuhkan. Selalu berbuat baiklah dalam segala situasi. Setialah terhadap atasan, pasangan hidup, dan yang terpenting kepada Tuhan. Selalu tunjukkan sikap yang penuh kelembutan di tengah situasi yang menekan. Dan yang terakhir, selalu miliki penguasaan diri dan jangan ceroboh dalam bertindak. Pikirkan matang-matang sebelum melakukan apa pun, dan hindari kesalahan yang fatal dari pengambilan keputusan yang salah. Jika kita memiliki ke-9 nilai dari buah Roh, ke mana pun kita pergi pastilah semua orang akan menyambut kita dengan sukacita, dan merasa nyaman berada di dekat kita. Marilah menjadi berkat bagi semua orang! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku ingin menjadi sarana kebahagiaan dan berkat bagi banyak orang di manapun aku berada. Kuatkan dan mampukanlah aku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 28 September 2024

    Bacaan:

    "Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat." (Matius 13:23)

    Renungan:

    Suatu ketika Tuhan Yesus menceritakan sebuah perumpamaan tentang seorang petani yang menaburkan benih di ladangnya. Sebagian dari benih itu jatuh di pinggir jalan sehingga burung memakannya sampai habis. Sebagian lagi jatuh di tanah yang berbatu-batu, dan karena tanahnya tipis, ia segera tumbuh, tetapi ketika matahari terbit maka ia menjadi layu. Sebagian lagi benih itu jatuh di tengah semak duri, dan ketika semak duri itu semakin besar maka ia menghimpitnya. Tetapi sebagian lagi jatuh di tempat yang subur, lalu tumbuh dan berbuah, ada yang 100 kali lipat, 60 kali lipat dan 30 kali lipat.

    Tuhan Yesus menjelaskan bahwa benih yang jatuh di pinggir jalan adalah orang yang menerima Kabar Baik atau firman Tuhan tetapi dia tidak memahami firman Tuhan. Kemudian Iblis datang dan merampasnya dari orang tersebut. Benih yang jatuh di tempat yang berbatu-batu melambangkan orang yang menerima firman dengan gembira, tetapi firman itu tidak berakar di dalam hatinya. Ketika cobaan dan penganiayaan datang dalam hidupnya, dia menjadi murtad. Benih yang tumbuh pada semak berduri melambangkan orang yang menerima firman Tuhan, namun kekhawatiran dunia dan tipu muslihat kekayaan menghimpitnya sehingga tidak berbuah. Sedangkan benih yang tumbuh di tanah subur dan berbuah 100 kali, 60 kali, dan 30 kali menggambarkan firman yang ditanam di hati orang yang menerimanya dan dapat memahaminya.

    Perumpamaan ini menggambarkan bagaimana firman Tuhan diberitakan kepada semua orang, tetapi sikap dan respons mereka berbeda-beda sehingga hasilnya pun berbeda. Bagaimana firman tumbuh dalam hidup kita tergantung pada sikap kita terhadapnya. Apakah kita membiarkan Iblis mengambilnya dari kita, membiarkan pencobaan menekan firman tersebut, membiarkan kekhawatiran dan kekayaan dunia ini menghimpitnya, ataukah kita bertekun di dalamnya sehingga menghasilkan buah dalam kehidupan kita. Semuanya tergantung pada pilihan kita. Untuk itu, jadikanlah hati kita sebagai tanah yang subur untuk firman Tuhan sehingga menghasilkan buah yang menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku hati seperti tanah yang subur, sehingga firman-Mu dapat tumbuh dan berbuah dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 27 September 2024

    Bacaan:

    "Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan." (Amsal 13:3)

    Renungan:

    Pada tanggal 18 Oktober 2016, perusahaan Twitter merekrut Greg Gopman sebagai manajer virtual reality. Namun, pada tanggal 20 Oktober 2016 ia dipecat oleh perusahaan besar tersebut. Semua bermula dari sebuah status Facebook yang ia tulis pada tahun 2013. Dalam status tersebut ia mengeluhkan keberadaan tunawisma dan gelandangan. Status tersebut telah dihapus dari laman Facebooknya. Namun, TechCrunch yang merupakan perusahaan informasi, kemudian merilis kembali status Facebooknya sehari setelah ia menjadi manajer VR, untuk menyorot Gopman sebagai manajer VR yang baru. Sekalipun ia telah berusaha untuk memperbaiki kesalahan kala itu dengan terjun dalam kegiatan sosial untuk menolong para tunawisma dan gelandangan, namun pihak Twitter tetap memecatnya. Alasannya karena Twitter sangat memerhatikan kehidupan sosial para pekerjanya.

    Kita hanya bisa memperbaiki kesalahan namun tidak bisa menghapus kesalahan di masa lalu. Karena itulah setiap detik yang dilalui harus dijalani dengan penuh hikmat. Bila kesalahan di masa lalu dapat menghancurkan masa depan, maka kebaikan di masa lalu pun dapat mencerahkan masa depan. Posisi kepala VR di perusahaan sebesar Twitter adalah sebuah prestasi yang gemilang. Namun, semuanya hilang hanya dalam hitungan dua hari. Prestasi, posisi, harta yang seharusnya dapat dinikmatinya lenyap seketika karena tidak dapat mengontrol kata-katanya di masa lalu.

    Belajar dari kisah Gopman, kita harus lebih bijaksana lagi dalam menjalani kehidupan ini. Entah melalui ucapan, sikap, maupun tindakan harus selalu berhati-hati. Orang-orang yang melakukan kesalahan sangat mungkin tidak akan menuai kebaikan atas kesalahannya di kemudian hari. Sebaliknya, orang-orang yang melakukan kebaikan sangat mungkin tidak akan menuai kemalangan atas kebaikan yang dilakukannya. Marilah kita menjaga hati dan pikiran kita untuk tetap waspada agar tidak terkecoh dengan situasi sekitar, sehingga membuat kita melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri di kemudian hari. Kita memang memiliki Tuhan yang tidak akan mengingat kesalahan di masa lalu, tetapi selama kita hidup di dunia ini, setiap perbuatan memiliki konsekuensi yang harus ditanggung sekalipun kita telah menyesalinya. Oleh karena itu, marilah kita menetapkan hati untuk bertutur kata dengan bijaksana, bersikap dengan penuh hikmat, dan bertindak dengan benar, karena hal itu demi kebaikan diri sendiri maupun orang lain. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku hikmat-Mu agar aku dapat menguasai sikap dan perkataanku sehingga tidak merugikan orang lain. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 26 September 2024

    Bacaan:

    "Tetapi hamba-Ku Kaleb, karena lain jiwa yang ada padanya dan ia mengikut Aku dengan sepenuhnya, akan Kubawa masuk ke negeri yang telah dimasukinya itu, dan keturunannya akan memilikinya." (Bilangan 14:24)

    Renungan:

    Ada dua belas orang diutus Musa untuk mengintai tanah Kanaan. Sepuluh orang memberikan laporan yang mengerikan dengan memberikan fakta bahwa penduduk negeri itu bertubuh raksasa dan garang. Selain itu, Kanaan adalah kota yang kuat dan berbenteng. Kemudian, mereka menyimpulkan bahwa bangsa Israel tidak mungkin bisa mengalahkan mereka. Seluruh rakyat menjadi takut dan ingin kembali ke Mesir. Namun Kaleb dan Yosua berusaha menenangkan mereka, dan berkata, “Negeri yang kami lalui… adalah luar biasa baiknya… Janganlah takut… Mereka akan kita telan habis… Tuhan menyertai kita. " Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan bahwa dari situasi dan fakta yang mereka lihat di tanah Kanaan, melahirkan dua sudut pandang yang sangat berbeda.

    Sepuluh pengintai dan umat Israel terfokus pada apa yang ada di hadapan mereka, sehingga mereka menjadi prajurit yang kalah sebelum berperang. Sementara Yosua dan Kaleb terfokus pada apa yang ada di dalam mereka, yaitu kuasa penyertaan Tuhan, sehingga mereka mampu maju berperang dengan membawa mentalitas seorang pemenang. Lalu, bagaimana akhir cerita kehidupan mereka? Ke sepuluh pengintai dan umat Tuhan yang bersungut-sungut mati dalam perjalanan mereka di padang gurun. Dan, hanya Kaleb dan Yosua yang masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Dengan demikian kita melihat bahwa kedua perbedaan cara pandang ini membawa

    mereka kepada dua hasil yang sangat berbeda.

    Lalu bagaimana dengan kita? Bagaimana sikap hati dan cara pandang kita ketika diperhadapkan pada besarnya persoalan kita? Keluarlah dari sikap hati yang kalah sebelum berperang, karena Zef 3:17 mengingatkan kita, "Tuhan Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan." Belajarlah dari Kaleb dan Yosua yang mengadopsi janji Tuhan, dan penyertaan kuasa Tuhan menjadi kerangka pikir mereka di dalam menghadapi tantangan yang ada. Jangan biarkan hidup kita berputar-putar di padang gurun persoalan dan mati binasa seperti nasib yang dialami sepuluh pengintai dan umat Israel. Miliki roh yang berbeda dan tampillah sebagai orang percaya yang mengalami janji-janji kemenangan Tuhan dengan hidup yang diperkaya dengan firman-Nya setiap hari sehingga ketika badai datang menerpa, firman-Nya menjadi sauh yang kuat. Demikianlah kita mengakhiri cerita akhir pergumulan kita dengan bahagia. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih sudah memberikan kekuatan padaku. Aku percaya bahwa kekuatan yang Engkau berikan menyanggupkan aku untuk mengatasi setiap masalah yang aku hadapi. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 25 September 2024

    Bacaan:

    "Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar." (Matius 5:44-45)

    Renungan:

    Kisah kesembuhan Naaman bermula dari iman dan kebaikan hati seorang gadis Israel yang pada waktu itu merupakan seorang budak. Gadis ini bekerja sebagai pelayan pribadi istri Naaman. Gadis inilah yang memberikan saran kepada sang nyonya agar tuannya dipertemukan dengan Nabi Elisa. Kita dapat segera menyadari iman yang dimilikinya kepada Tuhan ketika dia melakukan hal ini. Dia percaya bahwa kuasa Tuhan yang ada melalui Nabi Elisa sangat mampu untuk menyembuhkan penyakit kusta sang tuan. Meskipun sang gadis dibawa ke Aram dan harus hidup di antara para penyembah berhala, ia tetap berpegang teguh pada imannya sendiri dan membagikan pengetahuannya tentang Tuhan lewat kesaksian yang diberikannya kepada nyonyanya. Kecintaannya pada Tuhan mengilhami dia juga untuk mencintai majikannya dan memenangkan kasih sayang dan kepercayaan mereka terhadap dirinya. Gadis kecil ini diculik dari negeri Israel secara paksa dan dijadikan hamba bagi orang Aram. Bisakah kita bayangkan nasib keluarganya? Entah apakah kedua orang tuanya masih hidup atau dibunuh oleh tentara Aram. Sang gadis sudah melalui berbagai kemalangan, ketakutan, kesakitan, dan harga diri yang dirusak ketika ia dipaksa menjalani kehidupan sebagai seorang budak yang tidak lagi memiliki kehendak bebas. Tetapi lihatlah apa yang dia perbuat! Dia tetap memiliki hati yang mulia dan iman yang kuat.

    Mari kita teladani gadis muda yang namanya tidak pernah disebutkan ini. Di tengah kegelapan yang pekat yang diisi berbagai kesusahan dan kesedihan, hatinya tetap mengasihi Tuhan dan sesamanya dengan tulus! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku kemampuan untuk mempertahankan imanku di tengah lingkungan yang belum mengenal Engkau, karena aku ingin menjadi berkat bagi mereka. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 24 September 2024

    Bacaan:

    "Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar." (Yakobus 3:5)

    Renungan:

    Berhati-hatilah dengan lidah kita. Firman Tuhan mengatakan bahwa lidah adalah anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara besar, baik perkara yang membangun kehidupan seseorang, ataukah perkara menaburkan kepahitan dan luka hati. Dengan demikian, jadilah bijak dalam berkata-kata.

    Jauhilah perkataan-perkataan yang tajam di dalam kosa kata kita, dan belajarlah untuk berkomunikasi dengan baik dan benar sehingga kita tidak melihat perlunya mempergunakan perkataan-perkataan yang tajam dan menusuk hati untuk melampiaskan kemarahan ataupun kekesalan hati kita. Memang tidaklah mudah untuk mengekang lidah, namun bukan berarti kita tidak mampu untuk melakukannya. Yakobus memberikan contoh tentang tali kekang pada kuda yang harus diatur dan dipegang oleh si penunggang, sehingga ia dapat mengendalikan seluruh tubuhnya. Pertanyaannya, siapakah si penunggang kuda yang mengontrol lidah kita? Apakah diri kita, ataukah firman Tuhan? Jika kita belajar untuk membiarkan Tuhan menjadi pemegang tali kekang perkataan kita, maka kita akan memiliki kepekaan yang lebih tajam ketika perkataan kita menyakiti seseorang. Demikian pula, ketika kita disakiti, kita lebih mampu untuk mengontrol rasa sakit hati kita dengan bereaksi lebih cepat untuk melepaskan

    pengampunan, sebelum Iblis muncul mengambil kesempatan di dalam kesempitan.

    Jika saat ini kita berada dalam situasi yang tersakiti dengan perkataan orang lain, ingatlah bahwa kita pun memiliki catatan sejarah kehidupan menyakiti orang lain. Jadi ampunilah karena betapa ruginya diri kita ketika menyimpan kesalahan orang lain. Jika saat ini kita di pihak yang menyakiti karena kita tidak dapat mengontrol emosi kita, perhatikanlah, dan belajarlah dari tugas seorang customer service di mana mereka dituntut oleh perusahaan untuk tetap memakai kata-kata yang baik dan sopan, sekalipun mereka diperhadapkan pada customer yang menyebalkan dan marah-marah kepadanya. Mereka bisa melakukannya karena sudah terlatih. Mengapakah kita tidak melatih diri kita menjadi Customer Service Kerajaan Sorga? Akhirnya, hikmat kesadaran kita yang tinggi akan jabatan kita sebagai anak-anak Tuhan akan memberikan kita kekuatan rohani untuk mengontrol perkataan lidah kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku kemampuan untuk mengendalikan lidahku, agar aku tidak ceroboh dalam berkata-kata yang dapat menyakiti hati orang lain. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 23 September 2024

    Bacaan:

    TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2:18)

    Renungan:

    Apakah ada masalah yang dialami Daud ketika ia telah memperistri Batsyeba? Nubuat Nabi Natan mengenai peringatan yang diterima Daud digenapi. "Oleh sebab itu, pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya...." (2 Sam 12:10). Dalam masa-masa seperti inilah Batsyeba turut menyertai Daud. Ia menjadi penopang bagi Daud, bahkan ketika konflik melanda keluarganya, yang harus menghadapi setiap konsekuensi akibat perbuatan Daud yang jahat di mata Tuhan. Berikut beberapa hal yang dipaparkan di dalam Alkitab mengenai konsekuensi tersebut. Di antaranya: Batsyeba harus rela kehilangan anaknya; Amnon memperkosa Tamar, adiknya; Amnon dibunuh oleh Absalom; pemberontakan anaknya, yaitu Absalom dan kematiannya, karena hal ini mereka harus meninggalkan Yerusalem; ditolak oleh masyarakat bahkan dicemooh; dan pemberontakan Seba. Dalam menghadapi situasi-situasi sulit seperti inilah Batsyeba turut menopang Daud melalui hari-harinya yang berat. Tidak ada seorang permaisuri yang mengharapkan keadaan yang semakin sulit tatkala ia telah masuk dalam bagian keluarga kerajaan, tetapi Batsyeba mengalaminya. Namun ia bertahan sampai keadaan menjadi pulih. Besar kemungkinan karena kesetiaannya inilah, sehingga Daud mengangkat Salomo, anak dari Batsyeba yang menjadi raja. Bukan anak dari istrinya yang lain.

    Di dalam menghadapi krisis, seorang yang beriman pun bisa sulit untuk menerima keadaan buruk yang menimpanya. Kadang kita tidak tahu bagaimana menerapkan iman dalam situasi sulit tersebut, karena memang tidak mudah untuk melaluinya. Bagaimanakah tindakan tindakan para istri terhadap suami yang sedang mengalami konflik besar di dalam tugas-tugasnya? Mungkin banyak yang menguatkan suaminya, tetapi tidak jarang ada yang bersikap dingin, bahkan ada yang memilih untuk meninggalkan suaminya. Konflik memang tidak mudah untuk dihadapi tetapi tidak selalu berakibat buruk bagi kehidupan. Sebaliknya, konflik tersebut berpotensi di dalam memurnikan cinta kita jika kita memilih untuk berjuang sampai keadaan menjadi pulih. Sebagai wanita pengikut Yesus, pilihlah untuk menjadi penopang bagi suami bahkan di saat situasi menjadi semakin sulit. Dengan demikianlah para istri memenuhi perintah Tuhan. "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18). Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih untuk para suami yang Engkau berikan pada para istri. Dengan pertolongan-Mu, mampukanlah para istri untuk menjadi penolong yang sepadan bagi para suami, teristimewa di dalam masa-masa yang sukar. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 22 September 2024

    Bacaan: "Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita." (Roma 8:37)

    Renungan:

    Viktor Frankl adalah seorang keturunan Yahudi yang lahir pada tanggal 26 Maret 1905 di Wina, Austria. Setelah besar, ia mulai menunjukkan minat pada psikiatri. Dan pada usia 25 tahun, ia menjadi seorang dokter medis yang berhasil di Wina. Tetapi tahun 1942, empat tahun setelah serbuan Nazi ke Austria, ia ditangkap bersama orang-orang Yahudi lainnya dan ditempatkan di kamp konsentrasi. Di sana ia mengalami penderitaan dan ketakutan yang tidak terucapkan dan ia kehilangan seluruh keluarganya: istrinya yang hamil, orang tuanya, dan saudara laki-lakinya. Sebagian besar teman sepenjaranya dibunuh. Namun Frankl tidak, ia dapat bertahan hidup di kamp konsentrasi, bahkan menghibur orang-orang lainnya. Akhirnya, setelah 2,5 tahun mendekam di kamp konsentrasi, Frankl dibebaskan oleh tentara Amerika, lalu ia kembali ke Wina. Setelah perang usai, ia bertekad menggunakan pengalamannya di kamp konsentrasi untuk menolong orang lain. Ia kembali ke bangku sekolah dan memperoleh gelar doktor. Frankl juga menjadi terkenal sebagai pendiri Logoterapi, yang sering disebut sebagai Sekolah Psikoterapi Wina Ketiga. Sampai ia berusia 85 tahun, Frankl mengajar di Wina sebagai seorang Professor neurologi dan psikiatri. la telah memberikan kuliah di 209 universitas di lima benua. Ia menerima 29 gelar doktor kehormatan dan memiliki lebih dari 150 buku yang ditulis tentang diri dan pekerjaannya dalam 15 bahasa yang berbeda. Frankl meninggal pada tanggal 2 September 1997 di Wina, dalam usia 92 tahun.

    Frankl adalah salah satu contoh orang yang mempunyai daya juang tinggi. Walau ia telah banyak mengalami penderitaan dalam hidupnya, namun ia tetap bertahan dan menjadi berkat bagi orang lain! Berdasarkan pengalaman hidupnya di kamp konsentrasi, Frankl menyimpulkan bahwa apa pun penderitaan yang dialami seseorang, ia masih tetap punya kebebasan untuk memilih sikapnya.

    Dalam keadaan sesulit apa pun, kita masih punya kebebasan untuk memilih sikap kita, apakah kita akan menyerah ataukah kita tetap bertahan demi meraih masa depan yang lebih baik, bahkan menjadi berkat bagi orang lain. Hendaklah kita memilih untuk tetap bertahan! Sebab bersama Tuhan Yesus kita pasti mampu mengatasi semua tantangan hidup. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku menyadari bahwa bersama Engkau aku mampu mengatasi setiap persoalan hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 21 September 2024

    Bacaan:

    "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:27-29)

    Renungan:

    Menara Pisa memiliki 294 anak tangga dan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 1173. Setelah itu pembangunan dihentikan karena pada tahun kelima, menara sudah mulai miring ke arah selatan. Pekerjaan pembangunan menara dihentikan hingga kira-kira selama 100 tahun. Sebelum tahun 1272, tahap kedua dilaksanakan. Tinggi menara ditambah menjadi 4 tingkat dengan arah yang berlawanan dengan harapan menara dapat tegak kembali seperti rancangan yang sebenarnya. Namun pembangunan itu dihentikan lagi karena tanah yang ada di sekitar area bangunan menara tidak stabil. Pembangunan dilanjutkan pada tahap ketiga, yaitu tahun 1360. Pada pembangunan terakhir ini dibangunlah ruang lonceng pada puncak menara, dan Menara Pisa mendapatkan bentuknya seperti apa yang sekarang kita lihat. Suatu menara yang menjadi objek wisata utama di Italia.

    Setiap manusia tidak pernah lepas dari yang namanya kesalahan. Pembuat Menara Pisa tidak pernah menyangka bahwa menara yang awalnya dirancang untuk berdiri tegak lurus akan menjadi miring. Mungkin pada waktu itu ia mengalami rasa kesal atau kecewa, karena banyak biaya yang sudah dipersiapkan tetapi hasil pekerjaannya malah mengalami kegagalan. Namun siapa yang menyangka, setelah pembangunan kembali dilanjutkan sekitar 100 tahun kemudian, menara ini mendapatkan perhatian lebih. Namanya menjadi sangat terkenal dan mendunia karena kemiringannya yang unik, namun tidak membuatnya roboh.

    Kesalahan apa yang pernah kita perbuat di dalam hidup ini? Jangan pernah putus asa dan terus-menerus menyesalinya! Keadaan tidak akan menjadi lebih baik dengan tangisan dan penyesalan kita. Yang harus kita lakukan adalah memperbaiki kesalahan kita lewat perbuatan yang lebih baik lagi. Jika Menara Pisa tidak dilanjutkan pembangunannya, menara itu hanya akan menjadi tumpukan bangunan yang gagal dan terbengkalai. Namun ketika ada usaha untuk tetap berjuang dan membenahinya, hasil yang diperoleh sungguh luar biasa. Sebuah ikon Italia yang tidak akan pernah dilupakan. Mari kita tetap berjuang untuk memperbaiki setiap kesalahan yang pernah kita perbuat, dan jangan terus menyesalinya! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, sering kali aku gagal dan terkadang melakukan kesalahan terhadap orang lain. Bantulah aku Tuhan untuk bisa berubah menjadi lebih baik. Amin. (Dod).