Folgen
-
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 20 Maret 2025
Bacaan:
"Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." (Kejadian 45:5)
Renungan:
Ada satu sisi keberhasilan Yusuf yang mungkin sering diremehkan dan tidak dipandang sebagai suatu keberhasilan. Keberhasilan itu adalah "mengampuni". Pernahkah kita berpikir bahwa "mengampuni" merupakan suatu kunci keberhasilan? Terlebih lagi mengampuni saudara sendiri yang tidak seharusnya berniat jahat kepada kita. Yusuf ingat pengkhianatan saudara-saudaranya. la ingat ketika mereka tidak berlaku ramah kepadanya. la ingat ketika mereka menanggalkan jubahnya, memasukkannya ke dalam sumur dan menjualnya sebagai budak. Kini ia punya kesempatan membalas semua kejahatan saudara-saudaranya karena tidak ada sesuatu pun di dunia yang bisa menghalangi Perdana Menteri Mesir seperti Yusuf. Tetapi Tuhan sudah bekerja di dalam hatinya melalui roh kelemahlembutan, untuk menghapus kepahitan-kepahitan masa lalu. Kelemahlembutannya telah melebur semua kemarahan dan dendam terhadap saudara-saudaranya. Yusuf mendemonstrasikan apa yang dituliskan Paulus di dalam Efesus 4:2, "Selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar."
Mungkin kita perlu melihat permohonan yang terkandung di dalam doa Fransiskus dari Asisi, "Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai. Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih. Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan." Pernyataan lain mengatakan, "Bila engkau memberikan sesuatu kepada seseorang, berikanlah sesuatu yang di luar perkiraannya." Saudara-saudara Yusuf gemetar ketakutan di hadapan Yusuf yang kini menjadi pembesar di Mesir. Mereka menyangka inilah saatnya Yusuf membalas perlakuan buruk mereka terhadapnya. Tetapi sungguh mengagumkan, Yusuf memberi dan melakukan sesuatu yang di luar perkiraan mereka. Yusuf mengampuni dan mengasihi mereka serta tidak menuntut balas atau mengungkit peristiwa-peristiwa di masa lalu.
Sudahkah kita juga memiliki kelemahlembutan yang memampukan kita mengampuni dan selalu membawa damai di mana ada kebencian? Lepaskanlah kasih dan berilah pengampunan sebanyak mungkin bagi mereka yang menyinggung perasaan kita, bahkan bagi orang yang pernah punya rencana jahat terhadap kita. Kelemahlembutan menyembuhkan semua luka batin yang pernah ada di hati seseorang. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukanlah aku mengampuni setiap kesalahan dan tidak memperhitungkan perlakuan buruk orang lain terhadapku. Biarlah mataku memandang pada rencana-Mu yang indah sehingga aku tidak menyimpan dendam. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 19 Maret 2025
Bacaan:
Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9)
Renungan:
Di dalam Alkitab ada kisah tentang Tuhan Yesus dielu-elukan di Yerusalem. Jika membaca kisah ini, mungkin ada beberapa pembaca Alkitab yang bertanya-tanya, mengapa Tuhan Yesus lebih memilih keledai untuk ditunggangi, bukannya kuda atau unta yang lebih kuat? Pertanyaan ini pastinya muncul karena bagi sebagian besar orang, keledai dianggap sebagai hewan yang lemah dan biasa-biasa saja. Tidak sama seperti kuda yang nampak kuat, gagah dan perkasa. Akan tetapi, hal ini dilakukan-Nya bukan tanpa sebab. la ingin menyatakan bahwa diri-Nya menyukai kesederhanaan. Nampaknya kesederhanaan sedari semula memang sudah menjadi bagian dari diri-Nya. Ketika la lahir, la tidak memilih tempat yang mewah dan nyaman, tetapi tempat yang sangat sederhana. Ia pun tidak memilih orang tua yang kaya raya, sebaliknya hanya seorang tukang kayu. Ketika melayani dari kota ke kota, la tidak mengendarai apa pun, tetapi lebih memilih untuk berjalan kaki. Ketika memilih murid-murid-Nya pun, Ia tidak memilih orang-orang terpandang, kaya raya, ataupun orang-orang suci. Sebaliknya, la lebih memilih orang-orang berdosa, miskin, yang tidak dianggap oleh dunia. Perlu diketahui bahwa Tuhan lebih memilih orang biasa untuk dijadikan luar biasa, agar kemuliaan-Nya dapat lebih dinyatakan kepada semua orang. Ketika melawan bangsa Filistin, Tuhan tidak memakai seseorang yang ahli dalam peperangan, justru la memilih seorang anak yang masih sangat muda dan tidak berpengalaman, yaitu Daud. Ketika mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir, Ia tidak memakai seseorang yang pandai berbicara. Sebaliknya, Ia memakai seorang yang berat lidah seperti Musa. Ia pun memakai Paulus yang dahulu adalah seorang penghujat, penganiaya, dan seorang yang ganas, untuk menjadi pewarta firman.
Jika saat ini kita ragu untuk melayani Tuhan karena keterbatasan fisik atau kita merasa tidak memiliki cukup banyak uang, tidak cukup pintar, tidak fasih dalam berkata-kata, memiliki masa lalu yang kelam, dll. Ingat, sebelum kita, sudah banyak 'orang biasa' yang telah Tuhan pakai di dalam pekerjaan tangan-Nya. Tuhan mampu mengubahkan kekurangan kita menjadi kemuliaan-Nya, yang terpenting adalah kita bersedia dipakai oleh Tuhan! Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena diriku berharga di mata-Mu. Dalam segala keterbatasanku, pakailah aku Tuhan seturut kehendak-Mu. Amin. (Dod).
-
Fehlende Folgen?
-
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 18 Maret 2025
Bacaan:
"Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati." (2 Korintus 1:8-9)
Renungan:
Ada seorang ibu memiliki anak berusia lima tahun yang mengalami luka bakar cukup parah di bagian tungkainya. Dokter-dokter yang menanganinya angkat tangan dan mengatakan bahwa anaknya tidak akan bisa berjalan lagi seumur hidupnya, ia akan cacat selamanya. Anaknya tahu tentang vonis dokter yang dijatuhkan padanya, tetapi ia tidak pernah menyerah pada apa yang mereka katakan. Di dalam hatinya ia bertekad untuk bisa berjalan lagi. Ketika masih terkapar di tempat tidur dengan kaki yang kurus kemerahan karena luka bakar yang dialaminya, ia bahkan bertekad untuk bisa berjalan dalam jangka waktu yang tidak lama lagi.
Setiap hari ibunya menyaksikan bagaimana anaknya berusaha sekuat tenaga untuk belajar berjalan. Tangannya berusaha meraih gagang sebuah alat pembajak yang ada di dekat rumah mereka dan sambil berpegangan pada alat tersebut ia melatih kakinya yang cacat. Bagi mereka yang melihatnya, barangkali ini merupakan sesuatu yang tidak mungkin; bagai usaha menjaring angin. Tetapi bermodalkan sebuah tekad dan harapan di dalam hatinya, ia terus berusaha melatih kaki-kakinya. Usaha itu tidak mudah, ia harus menahan rasa sakit di setiap langkahnya. Apa yang terjadi, tidak lama kemudian ia sudah bisa berlari meski sangat lambat, tetapi makin lama ia bisa berlari cepat. "Sebelumnya aku sudah mengatakan bahwa aku pasti bisa berjalan lagi, bahkan aku akan berlari lebih cepat dari siapa pun," katanya. Pada tahun 1936 ia meraih prestasi lari untuk jarak satu mil dalam waktu 4:06 menit dan untuk saat itu, ini merupakan rekor dunia.
Sesungguhnya tidak seorang pun yang dapat menghambat atau menghalangi kita untuk maju, berubah menjadi lebih baik, dan meraih sukses, kecuali diri kita sendiri. Tekad dan harapan adalah dua "sahabat" yang akan mendampingi kita untuk meraih sesuatu yang kita mimpikan. Jangan abaikan mereka hanya karena apa kata dan pendapat orang. Memang ada hal-hal tertentu yang tidak bisa dirubah hanya oleh tekad dan harapan semata-mata, tetapi jangan pernah lupa bahwa tekad dan harapan berperan penting di dalam meraih apa yang kita impikan. Paulus sempat berputus asa atas hidupnya karena begitu beratnya beban yang ia tanggung. Namun kemudian ia menyadari bahwa hal itu terjadi agar ia tidak menaruh kepercayaan pada diri sendiri, melainkan kepada Allah. Itu yang mendorongnya untuk terus menaruh pengharapan hanya kepada Allah. Bagaimana pun keadaannya, ia percaya bahwa Allah akan menolongnya dan menyelamatkannya lagi.
Apakah saat ini kita sedang dalam keputusasaan dan menyerah pada keterbatasan? Jangan berhenti berharap, teruslah berusaha karena tangan Allah yang kuat senantiasa menyertai kita! Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang setia dan senantiasa ada padaku untuk selalu memberiku harapan. Jangan biarkan masalah menggoyahkan pengharapanku pada-Mu, tetapi yakinkan aku bahwa bersama-Mu semua akan baik-baik saja. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 17 Maret 2025
Bacaan:
"Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan, yang mengandalkan kuda-kuda, yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak, dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus, Allah Israel, dan tidak mencari TUHAN." (Yesaya 31:1)
Renungan:
Ada seorang ibu, anak bungsunya dinyatakan mengidap satu penyakit yang cukup parah. Ia melakukan berbagai upaya penyembuhan bagi anaknya dengan mendatangi dokter-dokter ahli, membeli obat ramuan yang cukup mahal dan banyak lagi usaha yang memakan banyak biaya untuk kesembuhannya. Dengan pengeluaran uang yang tidak sedikit setiap minggunya, lama-kelamaan keadaan keuangannya pun menipis. Ia tidak pernah menyangka bahwa pengobatan anaknya akan memakan biaya yang tidak sedikit. Tetapi demi kesembuhannya, ia bersedia melakukan apa saja, bahkan kalau harus menjual barang-barang berharganya. Setelah melewati proses yang cukup lama, ibu tersebut tidak melihat perubahan yang berarti di dalam diri anaknya. Uang semakin menipis sedangkan ia masih memerlukan biaya hidup setiap harinya.
Untuk pertama kalinya ia mulai berpikir tentang kuasa Tuhan setelah ia merasa tidak berdaya dan tidak mampu. Ia baru menyadari bahwa ia tidak dapat bergantung pada uangnya dan pada kemampuannya sendiri. Semuanya terbatas dan tidak bisa memberinya jalan keluar. Dalam keadaan tidak berdaya, ia pun bersimpuh dan memohon pengampunan-Nya. Di dalam doa ia berkata kepada Tuhan bahwa segala upaya yang ia lakukan tanpa campur tangan-Nya, ternyata sia-sia. Tuhan pada akhirnya mendengar doanya ketika ia berseru di dalam ketidakberdayaan. Ia mulai melihat suatu perubahan yang sangat baik di dalam diri anaknya. Semakin hari kesehatannya semakin membaik. Ia bersyukur karena Tuhan mengajarkan kepadanya pelajaran yang sangat penting bahwa sekuat dan semampu apa pun manusia, ia tidak akan pernah bisa menandingi kuasa Tuhan. Meskipun uang bisa menjadi sarana, namun uang bukan segala-galanya!
Apa yang seringkali membatasi kuasa Tuhan sehingga kita tidak bisa bekerja dengan leluasa di dalam hidup kita, adalah keangkuhan kita yang semata-mata hanya mengandalkan akal dan uang. Yeremia 17:7 berbunyi, "Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!" Orang sering berkata bahwa Tuhan akan turun tangan ketika kita mengangkat tangan. Artinya bahwa kuasa Tuhan akan nyata bagi mereka yang benar-benar merindukannya, bagi mereka yang merasa tidak berdaya dengan kekuatan sendiri, dan bagi mereka yang menggantungkan seluruh hidupnya hanya kepada Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, kuserahkan pergumulan hidupku saat ini kepada-Mu. Bantulah aku untuk menyelesaikannya dengan cara-Mu sendiri, sebab aku percaya cara-Mu selalu yang terbaik. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 16 Maret 2025
Bacaan:
"Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman." (2 Timotius 4:7)
Renungan:
Tidak sedikit orang yang bercerita dengan bangga mengenai kesetiaan mereka kepada Tuhan di masa yang lalu. Bagaimana mereka berjuang mempertahankan keyakinan mereka kepada Tuhan ketika semua keluarga menentang, bagaimana mereka telah berjerih lelah di dalam melayani Tuhan, mengambil bagian untuk menyokong pekerjaan Tuhan dan menolong sesama. Namun semua itu tinggallah cerita "kejayaan" masa lalu karena sekarang mereka tidak lagi setia kepada Tuhan. Orang-orang seperti ini telah menjadi mantan orang-orang yang setia dan mantan pelayan Tuhan.
Ingatlah bahwa kita tidak hidup di masa yang lalu, kita hidup di masa sekarang. Yang penting adalah keadaan kita sekarang ini, apakah kita masih tetap setia kepada Tuhan dan tetap berada dalam panggilan-Nya? Sungguh tragis kalau kita mendengar bahwa ada orang Kristen yang selalu berada di bar, di meja judi dan di tempat-tempat maksiat ketika ajal menjemput. Ada yang sangat penting yang tidak boleh dilupakan oleh setiap orang percaya, yaitu di manakah kita dan apa yang sedang kita lakukan ketika Tuhan memanggil kita pulang? Kita tidak akan pernah tahu kapan Tuhan akan berkata, "Tugasmu di dunia ini sudah selesai, dan sekarang Aku memanggilmu pulang." Sebab itu, siap sedialah senantiasa agar ketika la memanggil kita, kita bisa datang kepada-Nya dengan tidak usah malu.
Paulus juga telah mengakhiri pertandingan yang baik, ia telah mencapai garis akhir dan telah memelihara iman. Paulus tidak takut berhadapan muka dengan Tuhan yang akan mengadili setiap orang sesuai perbuatannya. Sebagai upah bagi kesetiaannya, telah tersedia baginya mahkota kehidupan yang tidak hanya disediakan baginya saja, tetapi juga bagi semua orang yang setia kepada-Nya dan merindukan kedatangan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk setia pada-Mu seumur hidupku, sebagaimana Engkau selalu setia dan selalu ada untukku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 15 Maret 2025
Bacaan:
"Maka ia memungut di ladang sampai petang; lalu ia mengirik yang dipungutnya itu, dan ada kira-kira seefa jelai banyaknya." (Rut 2:17)
Renungan:
Seseorang berpendapat, "Di dunia ini tidak ada yang dapat menggantikan kegigihan dan keuletan. Begitu pentingnya kegigihan dan keuletan sehingga bakat pun tidak dapat menggantikannya. Mengapa? Banyak orang gagal meskipun sebenarnya mereka berbakat. Begitu juga pendidikan tidak dapat menggantikannya karena di mana-mana kita akan menemukan orang-orang yang berpendidikan bahkan memiliki titel yang lebih dari satu namun tidak berhasil mencapai apapun juga." Kegigihan dan keuletan berhubungan erat dengan "rajin" dan "kerja keras." Orang yang ulet pastilah rajin dan suka bekerja.
Rut adalah pekerja yang rajin. Tanpa disuruh oleh Naomi, Rut berinisiatif pergi ke ladang milik Boas untuk memungut bulir-bulir jelai. Ayat 7 menjelaskan bahwa ia terus sibuk bekerja dari pagi tanpa pernah berhenti. Ia memungut sampai petang dan setelah diirik ada seefa jelai banyaknya atau dalam ukuran liter + 22 liter. Rut mengerjakan dengan baik, tekun dan rajin apa yang dapat ia kerjakan saat itu.
Kita sering memilih untuk tidak bekerja daripada mengerjakan pekerjaan rendah yang menurut kita tidak cocok, meskipun pekerjaan itu baik dan halal. Kita mendambakan pekerjaan yang "wah" tetapi tidak mau mulai mengerjakan dengan rajin pekerjaan yang kecil-kecil dulu, atau pekerjaan apa saja yang dapat kita kerjakan saat ini. Tuhan memberkati orang yang mau berusaha dan rajin bekerja. Apapun yang dapat kita kerjakan saat ini, kerjakanlah itu dengan tekun dan rajin karena mungkin saja Tuhan sedang melatih dan mempersiapkan kita untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi dan mencapai suatu keberhasilan yang besar kelak. Kalau kita sengaja bermalas-malasan dan menyia-nyiakan apa yang dapat kita kerjakan saat ini, itu sama saja dengan membakar jembatan yang seharusnya dilalui untuk membawa kita pada kesuksesan dan hidup yang diberkati. Lawanlah kemalasan. gengsi yang berlebihan dan bekerjalah dengan rajin maka Tuhan akan memberkati kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berkatilah setiap usaha dan pekerjaan yang aku lakukan saat ini, sehingga dapat menghasilkan berkat melimpah untuk keluargaku dan sesamaku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 14 Maret 2025
Bacaan:
"Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29)
Renungan:
Firman Tuhan mengingatkan, "Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Ef 4:29). Perkataan kotor yang tertulis dalam ayat ini mencakup arti yang luas, yaitu: perkataan yang jahat, buruk dan merusak. Surat Yakobus mengatakan bahwa lidah merupakan anggota tubuh yang sulit dikendalikan. Kita dapat melihat kebenaran hal ini di dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang yang sulit mengendalikan lidah di dalam berkata-kata, sehingga kata-kata sia-sia dan tidak membangun meluncur begitu saja. Apalagi jika seseorang sudah dikuasai emosi, jarang sekali bisa berpikır panjang sebelum berkata-kata. Kata-kata kotor dan sia-sia yang dimaksudkan antara lain:
1. Fitnah dan gosip. Fitnah adalah perkataan bohong atau tidak didasari kebenaran, yang sengaja disebarkan dengan maksud menjelekkan dan merusak nama baik seseorang. Sedangkan gosip adalah pergunjingan, cerita atau obrolan negatif tentang seseorang. Memfitnah dan bergosip adalah kebiasaan yang tidak baik, karena kita menuduh serta menghakimi seseorang dengan demikian kita melanggar perintah untuk mengasihi sesama. Orang yang difitnah dan digosipkan dapat terluka hatinya. Jika sudah begitu, bukankah kita sudah menjadi batu sandungan melalui perkataan kita?
2. Cemooh dan hinaan. Ada orang yang berpikir bahwa mencemooh dan menghina seseorang itu merupakan sesuatu yang wajar. Alasannya adalah, "Saya kan cuma bercanda." Kita tidak tahu isi hati seseorang, juga situasi yang sedang ia hadapi. Cemooh dan hinaan yang sekalipun dilakukan dalam rangka bercanda, bisa membuat seseorang tersinggung atau bahkan marah. Bercandalah sewajarnya, jangan sampai kata-kata kita menjurus pada penghinaan terhadap seseorang.
3. Makian. Makian merupakan kata-kata kasar dan jahat yang diucapkan seseorang karena sedang dibakar emosi atau marah.
Bagaimanapun sulitnya menjaga lidah, kita harus berusaha mengendalikan perkataan kita. Hendaklah kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah kata-kata yang membangun dan memberkati sesama. Minta agar Roh Kudus memampukan kita untuk mengucapkan kata-kata yang baik dari perbendaharaan hati kita. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, seringkali aku melakukan pelanggaran dalam perkataan-perkataan yang kuucapkan. Berjagalah di pintu mulutku ya Tuhan agar perkataanku penuh kuasa untuk memberkati banyak orang. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 13 Maret 2025
Bacaan:
Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (Yeremia 17:5, 7)
Renungan:
Kisah orang lumpuh di kolam Betesda berawal ketika Yesus melihat orang lumpuh tersebut sedang berbaring di dekat kolam itu, menunggu malaikat Tuhan yang sewaktu-waktu akan turun ke kolam itu dan mengguncangkan air yang ada di dalamnya. Sebab, barangsiapa yang lebih dulu masuk ke dalam kolam itu akan menjadi sembuh. Yesus mengetahui bahwa orang lumpuh itu telah lama berada dalam keadaan demikian. Untuk itu, la menawarkan kesembuhan kepada orang lumpuh tersebut, dengan bertanya, "Maukah engkau sembuh?" Tetapi, nampaknya orang itu tidak menduga akan penawaran kesembuhan yang diberikan kepadanya, karena ia masih berfokus pada masalahnya. Orang lumpuh itu menjawab, "Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku." Seharusnya orang lumpuh itu hanya perlu menjawab, "Ya". Tetapi, orang lumpuh itu seolah-olah menyalahkan orang lain atas kondisi yang ia alami.
Terkadang kita pun sama seperti orang lumpuh tersebut. Ketika kita terlampau mengandalkan orang lain, kita sudah menjadikan diri tidak berdaya, menjadikan hati kecewa dan tidak jarang mempersalahkan orang lain atas keadaan yang kita alami. Terlebih daripada itu, kita tidak dapat melihat pertolongan yang Tuhan tawarkan kepada kita. Manusia memang memiliki kelemahan dan keterbatasan. Untuk itu, kita memerlukan satu pribadi yang kuat, yang dapat kita andalkan. Dalam hal ini hanya ada satu pribadi, yaitu Tuhan Yesus Kristus yang adalah sumber kekuatan dan pengharapan kita. Sebagai orang percaya, sudah seharusnya kita mengandalkan Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita. Sebab firman-Nya jelas mengatakan bahwa terkutuklah orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya sendiri. Akan tetapi, diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan. Jika dahulu kita tidak mengandalkan Tuhan, sekarang sudah saatnya untuk mengandalkan Tuhan. Nantikanlah perkara ajaib yang akan la kerjakan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, Engkaulah andalanku. Jangan biarkan masalah duniawi menjauhkan aku dari-Mu, tapi biarlah melalui masalah duniawi tersebut aku semakin percaya bahwa Engkau selalu ada untukku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 12 Maret 2025
Bacaan:
"Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan." (Markus 3:24-25)
Renungan:
Di dalam sinetron "Kekuarga Cemara" dikisahkan sebuah keluarga yang awalnya berkecukupan, tetapi karena sesuatu hal akhirnya mereka jatuh miskin. Mereka harus tinggal di pedesaan yang jauh dari jalan raya. Kesederhanaan keluarga yang diceritakan dalam sinetron tersebut tidak menghalangi semua anggota keluarga untuk menikmati kebahagiaan Menariknya, di dalam sinetron tersebut juga tidak ditutup-tutupi adanya masalah-masalah yang terjadi di antara anggota keluarga. Tetapi, adanya masalah-masalah di dalam keluarga itu ternyata merupakan bumbu bagi keharmonisan yang bisa mereka pertahankan. Ini terjadi karena masing-masing anggota memprioritaskan keluarga. Semua anggota keluarga membangun team work yang solid dan bahu-membahu menjaga keharmonisan keluarga. Ini sesuai dengan kata-kata dalam lagu yang mengiringi penayangan sinetron tersebut, "Harta vang paling berharga adalah keluarga. Istana yang paling indah adalah keluarga. Puisi yang paling bermakna adalah keluarga. Mutiara tiada tara adalah keluarga."
Bukan tidak mungkin cerita dalam sinetron "Keluarga Cemara" tersebut terjadi di dalam kehidupan keluarga-keluarga Kristen. Namun kenyataannya, saat ini tidak sedikit keluarga Kristen yang berantakan. Di dalam Alkitab pun diberikan contoh adanya beberapa tokoh yang berhasil di luar, tetapi pernah mengalami kegagalan di dalam keluarga. Salah satunya adalah Daud Tidak perlu diragukan lagi kalau Daud merupakan salah seorang ahli strategi perang dan pemimpin yang sukses. Tetapi, ternyata Daud tidak begitu cakap di dalam memimpin keluarganya. Kasus pemerkosaan Tamar, pembunuhan Amnon dan pemberontakan Absalom adalah bukti dari kegagalan Daud di dalam memimpin keluarganya.
Salah satu penyebab terjadinya kegoncangan dalam keluarga adalah karena setiap anggota keluarga menomorduakan keluarga. Bapak berkata, "Yang penting aku mencari uang untuk mencukupi kebutuhan keluarga." Ibu yang menghabiskan waktu di luar juga berkata, "Aku kan membantu suami untuk menambah penghasilan." Sedang anak-anak, dengan kesibukan kegiatan sekolah, menjadikan rumah sebagai tempat untuk "numpang" tidur. Nyaris tidak ada pertemuan antar anggota keluarga. Hubungan menjadi semakin renggang. Ketika pemicu datang, keributan bahkan perpecahan sulit dihindari. Untuk itu, mari kita jadikan keluarga sebagai tempat membangun komunikasi yang indah dan menganggapnya sebagai harta yang sangat berharga, sehingga kita berusaha keras untuk menjaga keharmonisannya. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk menciptakan suasana surga di dalam keluargaku, sehingga selalu ada kerinduan di hatiku untuk selalu berkumpul dan saling membantu satu dengan yang lain. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 11 Maret 2025
Bacaan:
"Hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan. Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia." ( Kolose 3:18-19)
Renungan:
Ada sepasang suami istri yang merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 60 dengan meriah. Mereka sudah mempunyai banyak cucu dan buyut. Banyak tamu-tamu yang diundang untuk turut menikmati kebahagiaan yang mereka rasakan. Salah seorang undangan meminta kepada pasangan suami-istri tersebut untuk memberitahukan rahasianya mengapa pernikahan mereka langgeng. Padahal waktu masih pacaran, mereka selalu beradu pendapat dan bertengkar. Sebelum bercerita, sang suami yang kini sudah menjadi kakek itu memandang kepada istrinya sambil tersenyum kemudian bercerita, "Semua berawal dari bulan madu kami. Waktu itu kami berbulan madu di satu daerah yang sejuk. Di sana kami menyewa keledai sebagai tunggangan. Keledai istri saya sepertinya bermasalah jika berjalan. Baru berjalan sekitar 500 meter, istri saya jatuh karena ulah si keledai. Istri saya berdiri dan menempelkan telunjuknya di jidat keledai sambil berkata, "Ini peringatan pertama ya." Setelah itu ia naik lagi. Tetapi belum sampai 300 meter, istri saya jatuh lagi. Sambil menempelkan telunjuknya di jidat keledai, istri saya menatap tajam ke mata keledai itu sambil berkata, "Ini peringatan kedua bagi kamu." Istri saya naik lagi ke keledainya. Baru berjalan 200 meter, istri saya jatuh lagi. la segera berdiri, menempelkan telunjuknya di jidat keledai seraya berkata, "Ini peringatan terakhir bagi kamu." Untuk ketiga kalinya istri saya mencoba untuk menunggangi lagi keledainya. Baru beberapa langkah, istri saya jatuh lagi untuk keempat kalinya. la pun segera mengambil pistol dari tasnya dan menembak mati sang keledai. Melihat tindakan istri saya, tentu saja saya marah kepadanya. Tetapi ia segera mendekati saya, menempelkan telunjuknya di jidat saya dan berkata, "Ini peringatan pertama kamu menentangku."
Ada dua pelajaran penting yang dapat kita petik dari kisah ini:
Pertama, jangan buat pasangan kita hidup dalam tekanan. Para istri, hormati dan tunduklah pada suamimu dan para suami kasihilah istrimu, jangan suka berlaku kasar dan mengancam. Ada rumah tangga yang kelihatannya aman, tetapi sebenarnya salah satu dari pasangan itu mungkin saja hidup dalam ketertekanan. Sekalipun kita mendapatkan pasangan yang sabar dan bisa menuruti semua keinginan kita, tetapi ingatlah bahwa jauh di dalam hati kecilnya dia juga sama seperti kita, ingin merasakan kebebasan.
Kedua, mengalah terhadap pasangan sangatlah penting. Salah satu alasan mengapa sebuah rumah tangga bisa langgeng, yaitu karena ada yang mau mengalah. Flp 2:4 mengajarkan agar kita tidak hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. Mengalah merupakan wujud dari kepedulian kepada orang lain. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, jadilah kepala atas rumah tangga kami dan berilah kami hati yang saling menghormati, mengasihi dan mau mengalah. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 10 Maret 2025
Bacaan:
Dalam zaman Daud terjadilah kelaparan selama tiga tahun berturut-turut, lalu Daud pergi menanyakan petunjuk TUHAN. Berfirmanlah TUHAN: "Pada Saul dan keluarganya melekat hutang darah, karena ia telah membunuh orang-orang Gibeon." (2 Samuel 21:1)
Renungan:
Raja Daud datang meminta petunjuk Tuhan terhadap masalah kelaparan yang telah menimpa bangsa Israel selama tiga tahun. Tuhan pun memberikan petunjuk dengan memerintahkan agar ia membereskan semua kesalahan yang dilakukan oleh keluarga Saul, di mana mereka berikhtiar untuk memusnahkan orang Gibeon yang merupakan sisa orang Amori, padahal orang Israel telah mengangkat sumpah dengan membiarkan mereka hidup. Dosa keluarga Saul telah membuat berkat yang seharusnya turun atas bangsa Israel menjadi tertahan. Daud mengambil sebuah keputusan yang bijak dengan memutuskan untuk menghampiri Tuhan terlebih dahulu. Dan ia pun menyelesaikan masalah tersebut sesuai petunjuk yang diberikan oleh Tuhan.
Kita harus tahu siapa yang pertama kita datangi saat menghadapi masalah. Mendatangi orang yang salah untuk meminta petunjuk dapat membuat kita terpuruk. Suatu hari, seorang ibu pernah datang dan menceritakan masalah rumah tangganya yang sangat rumit. la telah mendatangi beberapa sahabatnya dan meminta pendapat. Sesuai harapan, ia pun mendapatkan saran, namun saran tersebut justru membuat masalahnya semakin rumit. la kemudian memutuskan mendatangi seorang hamba Tuhan dan mengisahkan masalahnya. Dengan hikmat dari Tuhan, hamba Tuhan itu memberikan solusi kepada ibu tersebut dan secara perlahan ia pun dapat mengatasi masalah-masalah yang ada. Pada akhirnya ia mengatakan bahwa seharusnya sejak awal ia datang meminta petunjuk Tuhan lewat hamba-Nya, dengan demikian masalahnya tidak akan berlarut-larut.
Sikap Daud yang tidak mengambil tindakan apa pun sebelum meminta petunjuk Tuhan adalah sebuah teladan yang patut diikuti oleh setiap orang percaya. Daud menghormati Tuhan sebagai yang tertinggi dan pemilik kerajaannya dengan mendatangi-Nya dan meminta petunjuk atas masalah di negerinya. Dia adalah Tuhan atas hidup umat-Nya. Ia mengetahui segala sesuatu tentang kita, dan di dalam Dia selalu ada solusi. Datanglah dan minta petunjuk kepada Tuhan. Bukankah la memiliki jalan keluar atas masalah kita? Lalu kenapa kita tidak langsung datang saja kepada-Nya untuk mendapatkan solusi tersebut? Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, berilah aku hikmat-Mu saat aku sedang dalam masalah, sehingga aku dapat datang ke orang yang tepat sesuai kehendak-Mu, agar aku mendapatkan jalan keluarnya. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 9 Maret 2025
Bacaan:
Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." (Matius 15:32)
Renungan:
Firman Tuhan menceritakan bahwa hati Yesus tergerak oleh belas kasihan saat la melihat empat ribu orang lebih mengikuti Yesus dan mereka tidak mempunyai makanan. Untuk itu Yesus berinisiatif untuk memberi mereka makan, sehingga mereka tidak kelaparan! Kita dapat melihat di kisah ini, ternyata Yesus sangat acuh dengan keadaan orang-orang yang mengikuti-Nya. Yesus tahu persis kebutuhan utama orang-orang yang dengan setia mengikuti-Nya! Seandainya saja empat ribu orang lebih itu ada yang tidak setia, sehingga mereka meninggalkan Yesus sebelum hari ketiga, maka sangat mungkin mereka tidak melihat, merasakan, dan menikmati mujizat yang Yesus lakukan, yakni bagaimana Yesus memberi mereka makan hanya bermodalkan tujuh roti dan beberapa ikan!
Jika kita setia mengikut Yesus seumur hidup kita, tentu kita akan melihat mujizat demi mujizat yang Yesus lakukan untuk kita. Namun ada hal yang harus diperhatikan dalam hal ini, jangan menganggap mujizat Yesus hanya sebatas harta benda! Banyak mujizat yang Yesus lakukan untuk kita, bahkan jauh lebih bernilai dari harta benda yang kita miliki, misalkan nafas kehidupan, kesehatan jasmani, kekuatan dalam beraktivitas sehari-hari, dll. Jadi, mujizat yang Yesus lakukan untuk kita tidak hanya sebatas uang, uang, dan uang! Bahkan sebenarnya ketika kita masih bisa beribadah dengan aman dan nyaman, itu juga merupakan mujizat yang luar biasa dari Tuhan.
Memang terkadang dalam mengikut Yesus suka ada keraguan, terlebih lagi saat masalah kehidupan datang silih berganti. Jika iman kita sedang down, alangkah baiknya kita melihat kembali ke belakang, lalu hitung kembali berkat Tuhan. Bila kita masih hidup dengan kebutuhan yang tercukupi sampai saat ini, berarti kehidupan kita tidak pernah terlewatkan dari mujizat! Hal ini akan membuat kita fokus kepada Sang Pembuat Mujizat itu sendiri, yakni Tuhan Yesus Kristus. Mujizat selalu berkelanjutan di dalam kehidupan orang percaya. Bukan hanya Dia tidak akan membiarkan pengikut-Nya yang setia kelaparan, tetapi juga tidak akan membiarkan mereka terkapar ketika menghadapi masalah. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk lebih fokus kepada-Mu, bukan fokus kepada masalah, karena aku tahu Engkau sanggup membuat mujizat bagiku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 8 Maret 2025
Bacaan:
Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?" (Ibrani 13:6)
Renungan:
Robin Williams, seorang aktor komedi mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena depresi. la menghibur hati begitu banyak orang dengan leluconnya, namun tidak mampu menghibur dirinya sendiri yang gundah gulana. la menjalani kehidupan dengan berjubahkan badut yang menunjukkan wajah yang gembira namun di dalamnya penuh duka dan keputusasaan. Sebuah surat kabar menyatakan, "Bagaimanakah hal ini dapat terjadi? Betapa mengejutkan, memilukan, dan sebuah kehilangan yang besar." Setiap hari ia membuat orang-orang sekitarnya tersenyum. namun dari hari ke hari ia makin tenggelam dalam kehampaan hidup. Apakah pelajaran kehidupan yang dapat kita ambil dari kisah tragis kehidupan aktor komedi ini? Pertama, kita harus memiliki kekuatan untuk bertahan dengan tidak membiarkan persoalan membuat kita terpuruk. Ketika Yosua harus berjalan menduduki tanah Kanaan yang jauh lebih kuat, Tuhan berkata, "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu." Sering kali kita lebih mengharapkan dukungan dari orang lain, namun sesungguhnya kekuatan yang bersumber dari dalam diri kita jauh memiliki daya energi yang luar biasa untuk memampukan kita bangkit kembali. Ketika kekuatan kita lemah lesu, katakanlah, "Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah? Berharaplah kepada Allah!... Penolongku dan Allahku." (Mzm 42:6) Kedua, pertajam pandangan iman kita dengan menyadari kehadiran Tuhan di setiap jalan yang kita lalui. Kekelaman dan kabut tebal kehidupan sering kali membuat kita tidak mampu menyadari kehadiran-Nya. Kita menangis dalam kepedihan hati dan menjerit di hadapan Tuhan, "Di manakah Engkau, Tuhan?" Sebab, kita tidak menyadari bahwa la hadir begitu dekat dengan kita. la berjanji untuk tidak pernah membiarkan dan meninggalkan kita.
Apa pun beban berat yang menindih dan tekanan yang membungkukkan kita, marilah kita bangkit, dan bertahan melawan arus dunia, serta menyadari bahwa la adalah Tuhan yang proaktif memberikan pertolongan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, aku bersyukur bahwa Engkau selalu hadir di dekatku. Buatlah aku menyadarinya sehingga aku tetap tegar ketika menghadapi masalah. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 7 Maret 2025
Bacaan:
"TUHAN memelihara orang-orang sederhana; aku sudah lemah, tetapi diselamatkan-Nya aku. Kembalilah tenang, hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu." (Mazmur 116:6-7)
Renungan:
Di dalam kehidupan ini, kita semua sangat membutuhkan "oasis waktu", yakni waktu di mana kita dapat beristirahat dari segala aktivitas yang melelahkan dan berdiam dalam ketenangan. Dan waktu tersebut hanya akan sempurna ketika kita mengundang Tuhan masuk ke dalamnya. Kita dapat memakai waktu tersebut untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Tuhan, serta membaca firman-Nya. Sama seperti mobil atau motor yang membutuhkan bensin untuk tetap dapat berjalan dengan baik, demikian kita juga harus dipenuhi dan diisi ulang kembali dengan aktivitas kerohanian. Jangan biarkan kita kehabisan "bensin"! Ada bahaya yang mengancam kita ketika kendaraan kita terhenti di tengah jalan, apalagi di waktu malam. Contohnya adalah risiko adanya orang jahat.
Demikianlah ketika kita tidak pernah menyediakan waktu untuk menikmati "oasis waktu", maka kita juga menjadi rentan terhadap serangan si jahat. Serangan yang sangat mematikan adalah serangan yang sifatnya "lembut". Serangan lembut itu berupa godaan-godaan untuk berbuat dosa. Kalau kita tidak pernah menyediakan waktu bersama Tuhan, maka kita tidak akan peka terhadap serangan itu. Tanpa kita sadari kita akan terbawa ke dalam jebakan dosa dan akhirnya kita sulit untuk melepaskan diri dari perbuatan dosa tersebut. Oleh sebab itu, mari kita sediakan waktu untuk bersama Tuhan dan nikmati hubungan pribadi dengan-Nya. Mungkin ada yang beralasan bahwa dirinya sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan, tetapi akan jauh lebih sibuk, bahkan sulit ketika kita harus melepaskan diri dari jebakan dosa. Maka, sebelum semua itu terjadi, kita harus menyiapkan benteng rohani kita dengan menyediakan waktu bersama dengan Tuhan. Sesibuk apa pun kita, bahkan semakin kita sibuk, seharusnya semakin banyak waktu yang kita gunakan untuk bersama Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, sadarkanlah aku bahwa aku membutuhkan Engkau. Bantulah aku untuk selalu menyediakan waktu untuk-Mu, agar jalanku selalu lurus bersama-Mu. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 6 Maret 2025
Bacaan:
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: "Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." (Lukas 19:8)
Renungan:
Dalam kehidupan kita ada banyak sampah yang tanpa sadar terus-menerus kita timbun. Tanpa sadar, sampah itu mulai merongrong hidup kita. Ada dua sampah yang perlu kita perhatikan, yaitu: 1. Sampah dosa kita. Timbunan dosa kita bisa membuat kita terjerat. Oleh karena itu perlunya kita membuang hal-hal yang keliru atau dosa yang masih terus kita nikmati. Contohnya, seperti kesombongan, ketidakjujuran, kebencian, keserakahan, iri hati, mau menang sendiri, membuat orang lain menderita, korupsi, dll. Jangan sampai dosa menghambat rencana Tuhan yang luar biasa di dalam hidup kita. 2. Sampah sisa-sisa penderitaan masa lalu yang menjadi penghambat kehidupan kita sekarang. Sampah itu bisa berupa luka-luka batin yang masih terus kita simpan hingga sekarang. Lepaskan pengampunan kepada orang-orang yang telah menyakiti kita di masa lalu.
Mari kita perhatikan ucapan Zakheus, "Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat." Perjumpaan dengan Yesus telah mengubah Zakheus untuk mulai membersihkan hidupnya dari sampah-sampah kehidupan. Zakheus dikenal sebagai pemungut cukai yang sangat mungkin melakukan pemerasan. Itulah sampah dosa masa lalu Zakheus. Zakheus mau membuang sampah dosa tersebut. Apa bukti kalau Zakheus membuang dosanya? Zakheus membuktikan dengan memberikan setengah dari hartanya untuk orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang telah diperasnya. Bagaimana dengan contoh sampah penderitaan masa lalu? Untuk hal ini mari perhatikan kehidupan Yusuf yang tidak mendendam kepada kakak-kakaknya. Atau pun Daud yang menolak mendendam kepada Saul yang telah menimbulkan penderitaan dalam hidupnya.
Mari kita mulai membersihkan sampah-sampah di dalam hidup kita. Dengan demikian kita akan mengalami kelegaan dan hidup menjadi berkenan di mata Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk membersihkan sampah-sampah di pikiran dan di hatiku agar pikiran dan hatiku senantiasa dipenuhi damai sejahtera-Mu. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 5 Maret 2025
Bacaan:
"Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan." (Amsal 13:3)
Renungan:
Di dalam bacaan Ams 13:3 di atas ditegaskan bahwa orang yang bisa menjaga mulutnya, maka dia akan memelihara nyawanya, sebaliknya, siapa yang tidak bisa menjaga mulutnya, maka dia akan ditimpa kebinasaan. Bukan kebetulan kalau penulis Amsal menasihati kita seperti itu, karena dia adalah orang yang berhikmat, yang tentu berhikmat juga di dalam berkata-kata. Kata "nyawa" sama artinya dengan napas, yang menunjuk kepada "hidup" seseorang. Dengan demikian, siapa yang menjaga mulutnya, dia akan memelihara hidupnya. Mari kita perhatikan tentang seseorang yang terpelihara hidupnya karena kata-katanya baik dan tidak menyakitkan orang lain. Contohnya adalah Daud. Daud, ketika dalam pelarian, baik ketika dikejar oleh Saul, maupun ketika dikhianati Absalom, dia disambut di mana-mana dan orang banyak menyokong makan dan minumnya, bahkan banyak orang yang rela mengikutinya. Itulah salah satu sisi dari apa yang dikatakan dengan "memelihara nyawanya". Sebaliknya dikatakan bahwa orang yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan. Kata "kebinasaan" di sini artinya jatuh. Ada dua pengertian berkaitan dengan kata "jatuh" di sini: Pertama, dalam masalah rasa damai. Orang yang tidak mau memelihara perkataannya akan kehilangan rasa damai, bahkan rasa damai dengan orang lain. Kedua, dalam hal kehidupan. Orang yang tidak memelihara perkataannya akan mengalami kehidupan yang buruk. Dengan demikian sangat jelas bagi kita bahwa kehidupan orang yang menjaga perkataannya akan lebih baik hidupnya daripada orang yang tidak menjaga perkataannya.
Oleh sebab itu dimulai dari hari Rabu Abu ini, dalam masa pantang dan puasa kita, mari kita berusaha untuk menjaga mulut dan bibir kita, supaya apa yang kita katakan adalah hal-hal yang baik dan benar serta memberkati sesama kita. Dengan perkataan yang baik, kita bukan saja membangun orang lain, tetapi sekaligus juga memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, mampukan aku untuk bisa menahan mulutku dari mengatakan hal-hal yang tidak benar, sebaliknya urapilah mulutku agar dapat mengatakan hal-hal yang membangun sesama. Amin. (Dod)
-
Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 4 Maret 2025
Bacaan:
"Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia." (Kolose 3:23)
Renungan:
Sebelum era permainan digital menjadi sangat canggih, semua dimulai dengan permainan yang sederhana yang diciptakan oleh seorang ilmuwan Amerika Serikat yang bernama William Higinbotham. Video game pertama di dunia yang dibuat secara grafik tersebut benama "Tennis For Two", pada tahun 1958. Permainan ini dapat dimainkan oleh dua orang yang akan melakukan simulasi pertandingan tenis dan ping pong yang ditampilkan pada sebuah siloskop. Hal menarik dari game pertama di dunia ini adalah tujuan awal dibuatnya yang tidak dimaksudkan untuk keperluan komersial. Permainan ini tadinya bukan untuk dijual secara umum. Awalnya dibuat untuk dimainkan para pengunjung Laboratorium Nasional Brookhaven, di mana William bekerja, agar mereka tidak bosan selama berkunjung. Siapa sangka bahwa hal sederhana yang awalnya hanya diciptakan untuk menghilangkan kebosanan, ternyata menjadi cikal bakal banyak video game. Pencapaian dan penemuan besar memang sering diawali dengan hal kecil, juga kegagalan. Kita tidak bisa berharap untuk memperoleh hasil yang besar dan menakjubkan hanya dengan sekali usaha. Tidak ada yang instan, baik di dalam pekerjaan, kuliah, keluarga, dan pelayanan. Segala jenis pencapaian dan kesuksesan yang kita harapkan terjadi melalui berbagai tantangan dan kesulitan.
Jangan lelah mencoba. Jangan hanya sekali atau dua kali kegagalan membuat kita lemah iman dan semangat, sehingga tidak mau mencoba lagi. Mintalah kekuatan dari Tuhan, sehingga mampu meneruskan usaha kita yang mengalami kegagalan. Coba lagi dengan melakukan perubahan, dalam arti mempelajari kesalahan kita dan menghindarinya pada usaha selanjutnya. Kerjakan bersama Tuhan dan seperti untuk Tuhan. Ketika kita mengerjakan segala sesuatu untuk kemuliaan Tuhan, maka kita akan mendapatkan kekuatan baru. Kita harus semakin bersemangat mengerjakan hal tersebut dan berikan yang terbaik untuk Dia.
Marilah kita terus berkarya dalam bidang kita masing-masing. Mulai dengan hal-hal kecil dan jangan menyerah dengan kegagalan! Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas keterampilan yang Engkau berikan kepadaku. Bantulah aku untuk mengembangkan ketrampilanku tersebut agar dapat memberkati banyak orang. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Senin, 3 Maret 2025
Bacaan:
"Selanjutnya, saudara-saudara, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu, dan supaya kami terlepas dari para pengacau dan orang-orang jahat, sebab bukan semua orang beroleh iman." (2 Tesalonika 3:1-2)
Renungan:
Bagi orang -orang di negara Barat ketika seseorang bersin. orang-orang yang berada di dekatnya akan berkata, "Bless You." Budaya mengatakan "Bless You" setelah seseorang bersin memang sudah diterapkan sejak kecil di Amerika. Bahkan mereka selalu mengucapkan "Bless You" kepada anjing yang bersin. Apakah alasan dari sebuah kebudayaan yang unik ini? Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan asal-muasal kebiasaan ini. Teori terpopuler berkata bahwa bersin bisa membebaskan roh keluar dari tubuh dan menyebabkan kematian. Karena itulah doa dipanjatkan supaya Tuhan memberkati orang yang bersin tersebut dan mencegah hal ini terjadi. Teori lain diduga datang dari masa ketika wabah penyakit pes sedang menyebar luas. Saat itu, gejala utama penyakit pes adalah bersin. Dan penyakit ini dapat menyebabkan kematian juga. Semua hal itu memang terdengar agak konyol. Namun, meskipun semua alasan tersebut berdasarkan kepercayaan takhayul dan kuno, sesungguhnya memang tidak ada salahnya mendoakan kesehatan seseorang. Sebagai anak-anak Tuhan, kita wajib untuk selalu membawa nama orang lain di dalam doa-doa kita. Ini adalah hal penting yang Tuhan juga ajarkan kepada kita. Janganlah hanya mendoakan diri sendiri atau keluarga sendiri terus-menerus, namun doakanlah juga kesejahteraan, kesehatan, keselamatan, dan berkat bagi orang-orang lain yang kita kenal. Terutama mereka yang kita sangat tahu sedang mengalami pergumulan hidup yang berat.
Ketika saya tahu bahwa ada orang-orang yang berdoa untuk saya, hal tersebut memberikan saya kekuatan dan penghiburan. Saya tahu bahwa saya tidak sendirian. Karena meskipun tidak terlihat, kekuatan doa dari orang-orang lain ikut menopang saya dalam menjalani kehidupan ini. Karena itu, jika kita mendoakan orang lain, kita sudah memberikan dukungan spiritual yang besar bagi mereka. Mungkin mereka tidak mengetahuinya, atau mungkin mereka tidak merasakannya. Namun percayalah, Tuhan mendengarkan doa-doa kita yang kita panjatkan dengan ketulusan hati. Mulai sekarang, marilah bawa orang-orang lain di dalam doa pribadi kita, dan mintalah berkat, perlindungan, pertolongan dan penghiburan bagi orang-orang tersebut. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, bantulah aku untuk selalu mengingat orang lain di dalam doa-doaku dan mulai mendoakan mereka sebagaimana ada orang-orang tertentu yang selalu mendoakan aku. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 2 Maret 2025
Bacaan:
Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi." (Yosua 1:9)
Renungan:
Di dalam menjalani kehidupan ini, kita sering kali diperhadapkan pada situasi yang dapat membuat hati kita merasa cemas dan ketakutan. Terkadang perasaan tersebut agak berlebihan dan membuat kita kesulitan tidur, selalu duduk termenung, atau tidak mau melangkah mengambil keputusan apa pun karena takut gagal dan dicela orang. Rasa takut tersebut juga dapat berupa takut jatuh sakit, takut kecelakaan, takut mengalami kemalangan, ataupun takut akan kematian. Rasa takut dapat dialami oleh siapa pun dan kapan pun. Namun kita harus ingat bahwa kita memiliki Tuhan di sisi kita. Dia selalu ada bersama kita dan menjaga kita aman dalam perlindunganNya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian!
Mari kita baca janji Tuhan yang diberikan kepada kita di dalam Yoh 14:27, "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahteraku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu." Tuhan memberikan kepada kita damai sejahtera yang seharusnya membuat kita tenang dalam menjalani hidup ini. Karena itu seharusnya kita mencoba merasakan rasa damai yang telah Tuhan tinggalkan di hati kita tersebut dan bukannya mengabaikannya. Hati kita terlalu dilingkupi oleh kecemasan dan ketakutan sehingga kita lupa bahwa di dalam Tuhan ada kedamaian. Dan, kedamaian tersebut dapat membantu kita untuk melenyapkan kegentaran, kegusaran, kegelisahan dan ketakutan yang terus menghantui kita. Di dalam Yesus tidak ada ketakutan dan kecemasan. Karena itu, berserahlah penuh kepadaNya! Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah aku jika terlalu fokus kepada rasa takut sehingga aku lupa bahwa di dalam Engkau ada ketenangan. Amin. (Dod).
-
Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 1 Maret 2025
Bacaan:
Yesus berkata, "Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Lukas 23:34)
Renungan:
Nenek Ester adalah seorang pribadi yang menyenangkan dan lincah. Hampir tiga minggu sekali Nenek Ester mampir ke sebuah panti asuhan. Di jam santai, Nenek Ester yang lincah dan ceria itu senang membagikan pengalaman hidupnya, antara lain, pengalamannya sebagai anak panti. Ya! Nenek Ester pun dulu tinggal di panti. Salah satu yang sering ia katakan pada anak-anak, "Lepaskan
pengampunan, jika kalian ingin bertumbuh menjadi pribadi yang cerah, ceria, dan lincah." Nenek Ester tahu ada banyak luka di hati anak-anak yang ia cintai itu.
Tidak selamanya penderitaan melahirkan kepahitan, bukan? Saat Yesus wafat di kayu salib, kita kembali mengingat hebatnya penderitaan yang Yesus tanggung. Cinta yang ia nyatakan bukan saja lewat kata, tapi juga darah, dan berujung pada melepaskan nyawa di kayu salib. Pahitkah Yesus? Geramkah Yesus? Tidak! Di antara hidup dan matinya, Yesus berseru, "Ya, Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Yesus melepaskan pengampunan. Hanya hati yang penuh cinta yang mampu melakukan hal tersebut. Mari, mintalah Allah membalut hati kita dengan cinta-Nya. Lepaskan pengampunan agar ringan dan riang langkah kita menjalani hari demi hari. Tuhan Yesus memberkati.
Doa:
Tuhan Yesus, siapakah aku yang terus mengingat kesalahan orang lain? Sedangkan Engkau rela mati bagiku dan mau mengampuni para prajurit yang telah mendera-Mu. Penuhi hatiku dengan cinta-Mu, sehingga aku pun dapat mengampuni setiap pribadi yang telah melukai hatiku. Amin. (Dod).
- Mehr anzeigen