Episodit
-
Mula Wardhani, editor sebuah majalah fashion, bertemu dengan Azhar, seorang lelaki pemilik counter handphone yang punya kebiasaan 'makan' yang eksentrik. Keduanya bersahabat. Keduanya dekat. Namun, ketika Azhar memutuskan akan menikah dengan gadis pilihan keluarganya, Mula Wardhani menyadari ada yang hilang dari dirinya. Cinta itu tumbuh di waktu yang tidak tepat. Bagaimanakah akhir kisah mereka? Yuk, dengarkan secara lengkap cerpen "Cinta yang Tersesat" karya Yossy Wulandari Kusuma Ningrum. Dibacakan oleh Sheren Ayu. Cerpen ini dipublikasikan atas izin penulis dan hak cipta sepenuhnya tetap milik penulis.
-
Hai, kalian para penulis cerpen! Masih bingung dan kesulitan dalam menulis cerpen? Tenang aja, di podcast kita kali ini, kita akan bagi-bagi tips-tips menulis cerpen yang kece dan up-to-date. Kita bakal bahas cara mencari ide cerita, membuat karakter yang menarik, alur cerita yang seru, setting yang tepat, dan tips editing cerpen. Jangan sampai ketinggalan untuk dengerin podcast kita ya! Stay tuned!
-
Puuttuva jakso?
-
Sebelum Hari Ini Berakhir adalah puisi yang berkisah tentang dilema seseorang antara ingin mengungkapkan perasaannya kepada orang yang ia sayangi atau terus menyembunyikannya karena takut kehilangan orang itu. Tetapi setiap tindakan selalu memiliki konsekuensi, kan? Maukah ia menyesal karena terjebak dalam perasaannya atau memilih kehilangan sosok yang ia cintai itu?Yuk, dengarkan puisi "Sebelum Hari ini Berakhir" yang dibacakan oleh Wulanti Sagitari dan ditulis oleh Eki Saputra.
-
Di episode kali ini, mari kita merenungkan makna yang terkandung di dalam puisi berjudul Sederhana. Melalui kata-kata yang ringkas namun penuh makna ini, kita dapat menelusuri keindahan di dalam kesederhanaan. Bersama-sama kita akan memahami pesan yang ingin disampaikan oleh sang penyair dan meresapi keindahan dalam setiap detik kehidupan kita. Jangan lewatkan episode podcast ini dan mari bersama-sama menikmati keindahan puisi Sederhana. Puisi ini dibacakan oleh Wulanti. Naskah ditulis oleh Eki Saputra.
-
Yo guys! Kali ini kita mau bahas tentang manfaat membaca karya sastra. Dari kosakata keren, kemampuan berpikir kritis yang tajam, sampai kepekaan dan pemahaman tentang diri sendiri dan orang lain, semuanya bisa kita dapatkan dengan membaca karya sastra. Jadi, tunggu apa lagi? Jangan lewatkan podcast seru kita tentang manfaat membaca karya sastra yang bakal bikin kalian makin kece dan pinter!
-
Puisi ini ditulis pada tanggal-tanggal terakhir November, demi mengingat kembali kisah-kisah manis saat hujan. Betapa perpisahan di bulan ini menyisakan banyak kesan yang mendalam. Ditulis oleh Eki Saputra dan dibacakan oleh Wulanti Sagitari.
-
Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia adalah salah satu puisi yang dimuat dalam antalogi 100 Puisi Taufiq Ismail yang berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia diterbitkan oleh Yayasan Indonesia (2003).
-
"Kamu tak sehening ini;
Saat senja dan rintik menemani sepi;
Kamu berdiri menungguku meniupkan sajak kekasih sunyi; Lalu aku bimbang menyertaimu sedangkan kamu terus mencari sajakku;
Aku tak tahan ingin merapal bait cinta;
Padahal aku muson yang datang sekali-kali menghiburmu belaka." -
Puisi Ruang Riang ditulis untuk mewakili orang-orang yang sedang merasa kehilangan kebahagiaan dalam hidupnya. Dahulu kebahagiaan adalah sesuatu yang sederhana, murah, dan mudah ditemukan, tetapi lambat laun, seiring waktu kita terus bertumbuh, kebahagiaan makin menjauh. Puisi ini ditulis buat mereka yang merindukan ruang riang dalam hidupnya.
-
Mengapa masih ada beberapa penulis yang merasa tulisan mereka kurang bermakna, kurang bernas, atau kurang berisi? Di episode kali ini, saya akan mengajak audiens untuk belajar menulis yang bernas dan bermakna bagi pembaca.
-
Kata orang menulis fiksi itu cuma bakat segelintir orang. Tapi saya percaya menulis itu bakat alamiah semua orang. Apa alasan saya sanggup mengatakan demikian? Mari kita bahas lengkap dalam episode kali ini.
-
Memangnya apa kekuatan menulis? Benarkah menulis bisa menciptakan segalanya? Mari kita cari tahu lewat episode podcast kali ini.
-
#OPENING
(00:57) #KEKUATAN MENULIS (06:06) 1. Mengapa menulis itu perlu? 2. Bakat alamiah yang kita punya #SEBELUM MENULIS (23:11) 1. Kesadaran dalam menulis 2. Mengenali tujuan menulis 3. Tujuan saya menulis #TENTANG MENULIS (39:16) 1. Gagasan lahir dari 2. Tridaya kala menulis 3. Menjadi pengamat yang baik #PROSES MENULIS (45:10) 1. Rule of thumb 2. Mendobrak kemapanan 3. 3 tahap dasar dalam menulis 4. Menyunting 5. Rambu-rambu draft #PENUTUP (01:04:00) (Undangan exploring closer) -
Di musim kali ini saya akan membacakan puisi-puisi dari penyair kenamaan Indonesia. Urutan puisi yang akan kamu dengarkan: Beri Daku Sumba (Taufik Ismail), Pada Suatu Hari Nanti (Sapardi Djoko Damono), Derai-Derai Cemara (Chairil Anwar), dan Setelah Rambutmu Tergerai (Rendra)
-
Haji Ali Akbar Navis atau A.A. Navis adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia. Ia dikenal berkat cerpen pendek berjudul Robohnya Surau Kami. Karya-karyanya populer antara lain, Robohnya Surau Kami (1955), Bianglala (1963), Hujan Panas (1964),
Kemarau (1967),
Saraswati:
Si Gadis dalam Sunyi (1970), dll. Ia meninggal di Padang, Sumatera Barat, pada 22 Maret 2003 (usia 78 tahun). -
Memperkenalkan sebuah podcast yang siap menemanimu mengenal karya sastra.