Episodes
-
Perpisahan orangtua dapat terjadi dalam sebuah keluarga, tetapi bagaimana perceraian tersebut dapat mempengaruhi anak-anak? Ditambah lagi ada stigma yang melekat bagi orang dari keluarga yang tidak utuh. Pada episode kali ini, Shafa Kayla bercerita tentang pengalamannya dalam melewati masa perpisahan dan bagaimana dia memahami perpisahan orangtuanya. Harus diingat bahwa keluarga yang tidak utuh tidak menjadi penentu siapa kamu dan kesuksesanmu.
-----
Parents’ separation within a family happens, but how does divorce affect the children? Over and above, there is still stigma around people coming from a broken home. In this episode, Shafa Kayla shared her personal story about how she overcame separation and also how she came to terms with her parents’ divorce. It is necessary to acknowledge that coming from a broken home does not define who you are and what you become.
-
Kesehatan mental pada orang tua masih jarang dibahas, meskipun hal tersebut memiliki relevansi pada kesehatan mental anak. Bagaimana pengaruh kesehatan mental orang tua terhadap pola asuhnya? Di episode ini, Kania Annisa Anggiani berbagi terkait pengalamannya dalam menyadari permasalahan kesehatan mentalnya untuk memberikan pola asuh yang baik. Dalam prosesnya, pola asuh tersebut dimulai dari refleksi diri sendiri agar anak tidak dijadikan tempat menaruh trauma dan ekspektasi diri.
----
It is still infrequent for the society to discuss about parents’ mental health, though it relates to their child’s mental health. How would parents’ mental health affect their parenting? In this episode, Kania Annisa Anggiani shared her journey in acknowledging herself and her mental state to have conscious parenting. In the process, parenting starts with self-reflection so a child will not become a place to put traumas and expectations.
-
Missing episodes?
-
“Laki-laki yang kuat tidak boleh menangis” merupakan kalimat yang masih awam di kalangan masyarakat. Apakah ada dampak bagi isu kesehatan mental akibat konstruksi sosial terkait karakteristik seorang laki-laki? Di episode kali ini, Rhaka Ghanisatria, Co-founder dari Menjadi Manusia, berbagi pandangan dan pengalamannya terkait bagaimana stigma seputar kesehatan mental laki-laki dalam masyarakat mempengaruhinya dalam menghadapi kesulitan dan kesedihan. Nyatanya, kesehatan mental tidak mengenal gender, loh!
-----
“A strong man should not cry” is still a common statement in our society. Does social construct about men's characteristics have any consequences towards mental health issues? In this episode, Rhaka Ghanisatria, Co-founder and The Brain of Menjadi Manusia, shared his perspective and experience related to how stigmas around men's mental health within society impact how he overcomes his vulnerabilities. It's important to remember that mental health is for everyone despite their gender!
-
Borderline Personality Disorder atau yang dikenal sebagai BPD, merupakan gangguan kepribadian yang mempengaruhi hubungan dengan diri sendiri maupun dengan orang lain. Dengan stigma atau miskonsepsi seputar BPD, apa aja sih yang perlu masyarkat ketahui terkait BPD? Pada episode ini, Putri, salah satu penyintas BPD, membagikan pengalamannya tentang bagaimana kondisi tersebut mempengaruhi dan hubungan interpersonalnya, dan cara dirinya memandang dunianya.
-----
Borderline Personality Disorder which also known as BPD, is a personality disorder which affect one own’s relationship with themselves and also with other people. Through stigmas and misconceptions that persist around BPD, what should the society know about this mental ilness? In this episode, Putri, a survivor of BPD, shared her stories about how it profoundly influences her interpersonal relationship, and her view towards life in general.
-
Dalam dunia pekerjaan, tentunya kita punya tanggung jawab yang harus dipenuhi. Tetapi, mulai muncul budaya bekerja yang dapat mempengaruhi keseimbangan hidup pribadi dan kesehatan mental. Apakah penting untuk menciptakan batasan diri dalam bekerja? Bagaimana cara kita membangun batasan yang sehat antara kehidupan pribadi dan pekerjaan? Di episode kali ini, Zefanya menceritakan pengalamannya terkait “hustle culture” dan bagaimana kita memandang diri kita ketika kita menghadapi kegagalan maupun keberhasilan.
-----
Work and professional life entail responsibilities that should be fulfilled. We now noticed that hustle culture can negatively impact our work-life balance and mental health. Is it really important to have boundaries in our job? How can we establish a healthy limitation between personal and professional life? In this episode, Zefanya shared her journey about hustle culture and how we should perceive ourselves when it comes to failures and achievements.
-
Masalah atau tantangan hidup bukan menjadi penentu ketangguhan seseorang. Namun, kemampuan untuk memahami proses serta pembelajaran yang didapatkan dari masalah yang akan membantu seseorang untuk tangguh. Apakah definisi tersebut berlaku pada anak-anak? Kemudian, apakah ketangguhan sendiri memiliki dampak pada kesehatan mental dan pertumbuhan seseorang? Pada episode ini, Drishna membagikan pemahamannya terkait ketangguhan pada anak-anak dan mengapa hal tersebut penting untuk dibangun sejak dini.
-----
Twist and turns of life is not a guarantee for someone to have resiliency. Instead, the ability to comprehend and learn from those rainy days will help us to become more resilient. Then, can that definition be applied to children? Or does resiliency have any significance towards one’s mental health and growth? In this episode, Drishna explained her understanding about children’s resiliency and how critical it is to build it promptly.
-
Peran dan gerakan generasi muda menjadi pilar yang signifikan dalam topik kesehatan mental. Apakah kita harus memiliki platform besar atau pengikut dengan jumlah yang banyak untuk membicarakan kesehatan mental? Dalam episode ini, Sasya menceritakan perspektifnya terkait keterkaitan antara generasi muda, advokasi, dan kesehatan mental. Kapanpun itu dan sekecil apapun tindakannya, nyatanya kalian bisa berkontribusi kepada kesadaran terkait kesehatan mental loh!
-----
The role and movement coming from the young generation became a significant pillar in the topic of mental health. Are big platforms and a large number of followers a requirement to talk about mental health? In this episode, Sasya shared her perspective about the intersection of the young generation, advocacy, and mental health. No matter when or how small the action is, you can contribute to mental health awareness!
-
Saat ini, kesehatan mental sudah lebih banyak dibicarakan oleh masyarakat. Tetapi, apakah artinya sudah tidak ada stigma kesehatan mental lagi? Dalam podcast pembuka di Season 2, Asaelia dan Emily membagikan pandangannya terkait perubahan stigma kesehatan mental selama empat tahun kebelakang.
-----
Nowadays, mental health has become more common to talk about in our society. But does it mean the society no longer has mental health stigma? On our opening episode for Season 2, Asaelia and Emily shared their perspective on the changes in mental health stigma for the past 4 years.
-
Kita sudah di penghujung tahun! Di episode ini, shavira berbagi apa saja yang sudah dipelajarinya di tahun 2021 dan hal-hal yang bisa dilakukan untuk memulai tahun 2022. Episode ini juga merupakan episode terakhir di tahun ini, dan episode terakhir bagi Shavira sebagai host podcast Utarakan Saja.
-----
It's the end of the year! In this episode, Shavira shares what she learned from year 2021 and things to keep in mind when starting the year 2022. This episode also marks the last episode for this year and also Shavira's last episode as Utarakan Saja podcast host.
-
Di episode ini, Shavira berbagi pengalaman sekaligus tips untuk bagaimana menerapkan mindful working selama WFH. Psstt, disimak ya siapa tahu cara-cara ini bermanfaat juga buat kamu!
-----
In this episode, Shavira shares her experiences and tips on how to apply mindfulness working during WFH. Psst, let's take note! Maybe these methods are useful for you too!
-
Melihat: Di episode ini, Shavira bersama Cath Halim membahas tentang stigma citra tubuh, yang paling sering terjadi terhadap perempuan. Ternyata, stigma tidak hanya terhadap kesehatan mental, tubuh pun kerap dikelilingi oleh persepsi negatif. Pernah gak memandang buruk terhadap tubuh kalian sendiri??
-----
Melihat: In this episode, Shavira and Cath Halim discussed the stigma about body image, which mostly happens to women. . Have you ever negatively perceived your own body? ?
-
Melihat: Merasa kehilangan tujuan atau merasa jenuh dalam hidup adalah hal yang sangat tidak menyenangkan. Hal-hal ini membuat seseorang merasa tersesat pada rutinitas yang sebenarnya selalu dijalani setiap hari. Cara terbaik untuk bisa keluar dari itu semua adalah menentukan apa makna motivasi itu untukmu.
-----
Melihat: Feeling lost in purpose or feeling bored in life is a very unpleasant thing. These things make a person feel lost in the actual routine that is always done every day. The best way to get out of it all is to determine what motivation means to you.
-
Mendengar: Cathy Sofia adalah salah satu teman Ubah Stigma yang berani untuk bercerita tentang perjalanan mentalnya dengan Utarakan Saja. Melalui episode ini, Cathy juga membuat kita sadar bahwa masih banyak stigma terhadap kesehatan mental yang perlu diubah bersama.
-----
Mendengar: Cathy Sofia is one of Ubah Stigma's friends who dares to talk about her healing journey with Utarakan Saja. Through this episode, Cathy also made us realize that there is still a lot of stigma against mental health that needs to be changed together.
-
Mengetahui: Kalian sudah pernah dengar tentang 'sexual consent' atau persetujuan seksual belum? Ternyata sebelum menjalin hubungan dengan pasangan, konsep ini sangat penting untuk dipahami, supaya hubungan yang dibangun menjadi sehat. Yuk, cari tahu sexual consent dari episode ini!
-----
Mengetahui: Have you heard about sexual consent before? This concept is very important for you before starting a healthy relationship. Let's find out what sexual consent is through this episode!
-
Melihat: Hari raya idul fitri identik dengan saling memaafkan dan meminta maaf kepada orang lain. Tapi, jarang sekali orang-orang mencoba untuk memaafkan diri sendiri. Di episode ini, Shavira bercerita tentang kenapa sih memaafkan diri sendiri itu penting dan apa hubungannya dengan kesehatan mental. Mulai dari episode ini, Utarakan Saja ingin mengajak teman-teman Utarakan Saja untuk mulai membiasakan menerima dan juga memaafkan diri sendiri.
-----
Melihat: Eid al-Fitr is all about forgiveness. Since a long time ago, we learned to forgive the others during this Ramadan month. But we often forget to forgive ourselves. In this episode, Shavira talks about why forgiving ourselves is important and the relation between 'self-forgiveness' and mental health. Starting from this episode, Utarakan Saja asks you to not be so hard and start to forgive yourself.
-
Mengetahui: Episode spesial di bulan ini, sudah mengudara! Kali ini, Utarakan Saja kedatangan Kak Sinta Putri, M. Psi dari Social Connect yang akan membahas tentang Down Syndrome. Cari tahu lebih dalam yuk tentang Down Syndrome melalui episode ini!
-----
Mengetahui: This month's special episode has aired! This time, Utarakan Saja joined by Kak Sinta Putri, M. Psi from Social Connect will talk about Down Syndrome. Check the episode out for more about Down Syndrome discussion!
-
Melihat: Siapa yang kemarin ngikutin reality show yang sempat viral karena menyinggung soal kesehatan mental seseorang? Nah, di episode ini Shavira bakalan bahas tentang kenapa sih penting buat menghapus stigma kesehatan mental dan kenapa cuplikan acara tersebut sangat menyinggung teman-teman penyintas kesehatan mental.
-----
Melihat: Have any of you seen the viral reality show that argued about someone's mental health? In this episode, Shavira will talk about why it's important to erase mental health stigma and why the show really offended our survivor friends
-
Mendengar: Ini adalah episode spesial dari orang-orang di balik suara Utarakan Saja.Kami memiliki beragam latar belakang dan sudut pandang tentang kesehatan mental, dan itu lah kekuatan kami. Kedepannya, kami akan terus berusaha untuk menciptakan ruang aman agar pembicaraan tentang kondisi mental bisa menjadi topik yang normal.
-----
Mendengar: This is one special episode by the people behind the sound of Utarakan Saja. We have different backgrounds and point of view about mental health and these are our powers. In the future, too, we will keep trying to create a safe space to talk normally about mental issue.
-
Mendengar: Spesial di Hari Perempuan Internasional, Utarakan Saja mengangkat topik tentang beauty privilege yang banyak terjadi sekarang. Bersama Amanda Khairunnisa yang merupakan seorang aktivis perempuan di STEM, Shavira akan membahas lebih lanjut fenomena kecantikan ini ditengah masyarakat.
-----
Mendengar: Special on International Women's Day, Utarakan Saja brings up the topic of the beauty privilege'. Together with Amanda Khairunnisa who is a women activist in STEM, Shavira will discuss this beauty phenomenon in society.
-
Mengetahui: Di episode ke 27 ini Utarakan Saja topik yang sedikit berbeda dari biasanya, yaitu tentang bahasa cinta (love language). Bersama psikolog Indah Sundari, Shavira akan mengupas tuntas tentang pentingnya love language dalam sebuah hubungan. Jangan sampai kelewatan episode ini ya!
-----
Mengetahui : This week's episode of Utarakan Saja is a little bit different with the others. In this 27th episode Shavira will discuss love language with psychologist Indah Sundari. So don’t miss the episode!
- Show more