Episódios

  • Did you know that energy transition is happening all around the world? It's basically a big shift toward a more sustainable economy and energy system. Every country is doing it to tackle climate change and reduce the dependence on fossil fuels. But here's the thing: how this transition plays out varies from country to country. Different places have different resources, policies, and social situations, so there's no one-size-fits-all approach.

    Listen to Podcast Two and Two: A Conversation on Energy Transition, which is highlighting stories and showing how energy transition impacts different communities in different ways. There are 4 resource persons: Wira A Swadana, Green Economy Program Manager, IESR; Michelle Lingham, Founder of the Solar Power Café; Ubaid Ur Rehman Zia, Senior Research Associate/Lead Energy Unit, Sustainable Development Policy Institute (SDPI); and Muhammad Mustafa Amjad, Program Manager, Renewables First. This podcast is hosted by Martha J S Mendrofa, Social and Economic Analyst, IESR. It's a complex journey, but together, we can tackle the challenges and build a greener future!

  • Konsep transisi berkeadilan merupakan konsep yang bertujuan untuk menjawab tantangan terkait ketidakadilan, penurunan kualitas lingkungan, dan juga ketenagakerjaan. Berdasarkan hasil studi IESR, beberapa negara seperti Jerman, Afrika Selatan, Australia, dan Kanada sudah menerapkan konsep transisi berkeadilan dalam upaya mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Pembelajaran dari beberapa negara tersebut mengerucut dengan mendorong adanya tata kelola pemerintahan yang baik, mendorong diversifikasi ekonomi, keterlibatan seluruh pihak dalam perencanaan, dan adanya mekanisme pembiayaan untuk mempersiapkan dampak transisi.

    Lalu, sejauh apa Indonesia telah memahami dan merencanakan transisi berkeadilan dan prinsip apa saja yang dinyatakan penting dalam pelaksanaan proyek yang terdapat di JETP?

    Pertanyaan ini akan dibahas tuntas oleh Catharine Winata, Safeguard and Environmental Specialist, JETP Secretariat, dan dipandu oleh Muhammad Aulia Anis, Green Economy Program Officer dalam IESR Bicara Energi "Seberapa Siap Indonesia Memaknai Transisi Berkeadilan?"

  • Estão a faltar episódios?

    Clique aqui para atualizar o feed.

  • Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang berlimpah, termasuk potensi energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan air. Namun, transisi menuju energi terbarukan masih menghadapi berbagai hambatan, termasuk tantangan teknis, regulasi yang belum sempurna, dan keterbatasan kapasitas dalam mengadopsi teknologi baru. Oleh karena itu, melibatkan masyarakat secara luas dalam proses transisi energi menjadi kunci. Mengingat, transisi energi tidak hanya untuk mempercepat pengurangan emisi, namun juga untuk melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam proses transisi energi.

    Podcast IESR Bicara Energi mengenai Energy Transition Rewind 2023 membahas sejauh mana partisipasi publik terhadap transisi energi di Indonesia dan negara lainnya sehingga dapat mendorong percepatan transisi energi.

    Host podcast: Sicha Alifa, Staf Program Ekonomi Hijau, IESR

    Narasumber: Leo Galuh, Jurnalis Senior

  • Pemanfaatan batubara sebagai sumber energi utama telah mendominasi sektor kelistrikan Indonesia selama beberapa dekade terakhir. Namun, di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak, penting bagi Indonesia untuk beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Transisi energi menjadi isu krusial yang memerlukan pemahaman yang mendalam dari masyarakat tentang langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam merespons perubahan iklim dan menuju masa depan energi yang lebih bersih.

    Podcast IESR Bicara Energi mengenai siap-siap era batubara akan usai ini, ini akan membahas beberapa pertanyaan warganet tentang transisi energi yang akan dijawab oleh pemerintah.

    Host podcast: M Maghribul Falah, Staf Program Transformasi Energi, IESR

    Narasumber: Bayu Nugroho, Koordinator Perlindungan Lingkungan Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM.

  • Pemerintah Bali telah mendeklarasikan Rencana Aksi Bali Menuju Bali Net Zero Emissions (NZE) 2045 pada 4 Agustus 2023 di Denpasar Bali. Peta jalan dan perencanaan untuk mencapai target #BaliNZE pun tengah disusun dengan mengedepankan penggunaan energi terbarukan dan transportasi yang rendah karbon.

    Lalu, bagaimana mendorong sinergitas antar lembaga dan masyarakat untuk gerak cepat wujudkan Bali NZE 2045? Dengarkan Podcast IESR Bicara Energi Episode Bali NZE 2045: Ancang-ancang Merdeka dari Energi Fosil! Narasumber podcast ini adalah Ida Bagus Setiawan, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral, Provinsi Bali dan Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari, pimpinan Center of Excellent Community Based Renewable Energy (CORE), dengan host Dr. Marlistya Citraningrum, Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR.

  • Institute for Essential Services Reform (IESR) telah mengeluarkan kajian tentang potensi mengintervensi beberapa jaringan listrik tenaga batubara di Indonesia dan menilai aspek hukum, keuangan, ketahanan sistem, keamanan energi, dan pengurangan emisi karbon dari intervensi ini. Pemikiran di balik penilaian ini adalah, mengingat usia rata-rata pembangkit listrik tenaga batubara di Indonesia, termasuk yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan, operasi mereka akan melampaui target tahun 2045 atau 2050. Sementara itu, pemensiunan dini pembangkit listrik yang sudah beroperasi akan sangat mahal mengingat kontrak jangka panjang dan sifat dari ketentuan-ketentuan dalam PJBL. Oleh karena itu, intervensi terhadap pembangkit listrik yang sedang dibangun, bahkan pembatalan proyek-proyek yang sudah berjalan jika memungkinkan, dapat menghasilkan pengurangan emisi karbon dengan biaya yang lebih rendah dan dapat berkontribusi dalam mencapai target untuk mencapai puncak emisi pada tahun 2030 dan mencapai emisi nol pada tahun 2050. Jenis intervensi yang dipertimbangkan dalam studi ini termasuk pembatalan rencana pembangunan PLTU batubara, pengalihfungsian, dan penghentian lebih awal.IESR mengadakan diskusi yang dikemas dalam podcast IESR Bicara Energi untuk berdiskusi tentang “Transisi Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia”, dan mengundang penulis kajian “Mewujudkan Transisi Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia: Opsi dan Implikasi dari Intervensi terhadap Rencana Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 13,8 GW dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) di Indonesia, Raditya Wiranegara.

  • Podcast IESR Bicara Energi berjudul Syak Wasangka Just Energy Transition Partnership (JETP) akan menjawab beragam pertanyaan, keraguan dan memberikan berbagai rekomendasi yang berkaitan dengan tentang JETP.

    Podcast IESR Bicara Energi “Syak Wasangka JETP” ini dipandu olehImmakulata Soraya, IESR dengan narasumber Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif IESR.

    Podcast ini juga dapat disaksikan di YouTube IESR Indonesia.

  • Podcast IESR Bicara Energi mengenai Komitmen Saya Untuk Bumi kali ini akan melihat peran anak muda melakukan kampanye zero waste. Melakukan gaya hidup bebas sampah atau zero waste secara tidak langsung memberikan dukungan kita terhadap Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 Tentang Kebijakan Strategis Nasional pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga.

    Podcast IESR Bicara Energi dipandu oleh Immakulata Soraya, IESR dan akan berbicara mengenai "Komitmen Saya untuk Bumi: Anak Muda Kampanyekan Zero Waste" bersama Ranitya Nurlita, Founder Wastehub.id.

  • Sektor transportasi merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di Indonesia. Peralihan kendaraan berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan listrik menjadi salah satu upaya transisi energi di sektor transportasi. Saat ini, ekosistem kendaraan listrik masih terus dikembangkan, hingga Juni 2022 tercatat sudah tersedia 139 unit SPKLU PLN pada 110 lokasi di 48 kota di Indonesia.

    Dengan didorongnya penetrasi Kendaraan Listrik Berbasis Baterai (KLBB) oleh pemerintah memberi ruang produsen kendaraan listrik Indonesia untuk berkembang. Beberapa motor listrik buatan dalam negeri sudah terlihat "mengaspal" di jalanan kota-kota besar di Indonesia. Namun, bagaimana dengan produksi mobil listrik?

    Simak perbincangan Fabby Tumiwa bersama Halim Kalla membahas Produksi Mobil Listrik Nasional hanya di IESR Bicara Energi!

  • Transisi energi menjadi salah satu isu prioritas dalam Presidensi G20 tahun 2022. Keterlibatan banyak pihak sangat diperlukan sebagai upaya untuk mengakselerasi transisi energi menuju sistem energi yang rendah karbon. Tak terkecuali peran kita sebagai masyarakat, kita dapat ikut serta dalam proses transisi energi dengan pemanfaatan energi surya. Seperti kita ketahui, energi surya merupakan jenis energi terbarukan yang secara langsung dapat diakses masyarakat dan dapat digunakan dengan variasi skala yang beragam. Salah satunya di atap rumah dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap.

    Saat ini energi surya menjadi sumber energi terbarukan yang diprioritaskan. Hal ini dibuktikan dengan adanya Program Strategis Nasional (PSN) PLTS atap sebesar 3,6 GW hingga 2025. Meski demikian, pemanfaatam PLTS di Indonesia terbilang cukup minim, yakni di angka 200,1 MW pada akhir tahun 2021 (ESDM, 2022). Padahal, menurut studi pasar tentang PLTS atap yang dilakukan oleh IESR di beberapa provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa potensi pasar umumnya di atas 10%, bahkan mencapai 25% untuk kelompok target tertentu.

    Banyak hal yang menjadi faktor pertimbangan seseorang memutuskan untuk mengadopsi PLTS atap. Di antaranya regulasi yang mendukung dan insentif yang dapat meningkatkan keekonomian PLTS atap. Insentif seperti apa yang dapat meningkatkan keekonomian PLTS atap? Apakah regulasi yang ada saat ini sudah mampu mengoptimalkan pemanfaatan PLTS atap? IESR Bicara Energi dipandu oleh Cherika Hardjakusuma akan bicara mengenai “Insentif Pengguna PLTS Atap & Implementasi Permen ESDM No 26/2021” bersama Dr. Marlistya Citraningrum, Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan IESR. Stay tune di IESR Bicara Energi!

  • Sistem energi di Indonesia sarat dengan energi fosil dengan komposisi PLTUnya sekitar 67%. Tidak hanya itu, kelebihan pasokan listrik sistem energi Jawa Bali, sebagai pasar listrik terbesar, akan membuat PLN memilih untuk memprioritaskan penyerapan kapasitas pembangkit fosil yang ada daripada mengembangkan energi terbarukan. Padahal, pengembangan energi terbarukan secara masif menjadi mitigasi yang krusial dalam mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan sehingga dapat mencegah kenaikan suhu bumi melebihi 1,5 derajat Celcius.

    Transisi energi harus tetap dilakukan dengan mengurangi secara bertahap penggunaan PLTU yang berkontribusi sebanyak 50% emisi gas rumah kaca di Indonesia. Bahkan menurut kajian IESR berjudul Deep Decarbonization of Indonesia Energy System, PLTU di seluruh Indonesia harus berhenti beroperasi pada 2045. Pengurangan bertahap pengoperasian batubara dapat dilakukan dengan segera melakukan pensiun dini, melarang pembangunan PLTU baru, serta memodifikasi PLTU yang semula berperan utama dari sistem ketenagalistrikan menjadi peran pendukung (supportive role) sistem ketenagalistrikan sehingga dapat memberikan layanan secara fleksibel (tambahan dan cadangan) ke jaringan.

    Bagaimana pengoperasian PLTU secara fleksibel ini dapat terjadi? Apa yang perlu dipastikan agar pengoperasian PLTU secara fleksibel itu hanya langkah sementara?

    IESR Bicara Energi dipandu oleh Cherika Hardjakusuma akan bicara mengenai “Pengoperasian PLTU secara fleksibel hanya langkah sementara” bersama Dr. Raditya Wiranegara, Peneliti Senior IESR. Stay tune di IESR Bicara Energi!

  • Sobat Essentials, kampanye untuk mendorong keterlibatan perempuan di sektor energi sudah banyak digaungkan oleh berbagai pihak. Namun, karakter seperti apa yang harus dimiliki perempuan untuk dapat terjun ke sektor yang masih dianggap maskulin ini? Banyak hal yang dapat diperlajari dari kisah Mada Ayu Habsari, yang telah terlibat dalam proyek pengadaan energi terbarukan di berbagai daerah termasuk daerah terpencil di Indonesia.

    Selengkapnya dapat didengarkan di Podcast IESR Bicara Energi edisi spesial Hari Kartini.

    IESR Bicara Energi dapat didengarkan di berbagai kanal favorit kamu!

    #Podcast #TransisiEnergi #PLTS #HariKartini 

  • Februaru lalu, Rusia mulai melakukan invasi ke Ukraina. Konflik ini telah mempengaruhi tidak saja situasi sosial politik global namun juga punya implikasi pada sistem energi dan perdagangan energi global. Berbagai negara di dunia menerapkan sanksi dan larangan perdagangan terhadap komoditas dari dan ke Rusia, termasuk komoditas energi. Perkembangan ini juga telah mempengaruhi kebijakan di sektor energi Uni Eropa yang tergantung pada pasokan gas dari Rusia. 

    Perkembangan situasi saat in juga telah mempengaruhi perdaganan komoditas energi dan inflasi harga energi. Dampak kedua dirasakan secara global termasuk oleh Indonesia. Untuk kedua kalinya harga komoditas energi di tahun 2022 naik ke level yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Harga minyak mentah Brent mencapai 139 dolar AS per barel, yang merupakan level tertinggi sejak tahun 2008. Harga batubara pun kembali memecahkan rekor tertinggi yaitu mencapai sekitar 400 dolar AS per ton. Kenaikan harga acuan komoditas energi ini juga berpotensi membebani Indonesia, seperti misalnya alokasi subsidi elpiji dan kompensasi minyak di APBN yang tentunya akan ikut naik.

    Bagaimana sebenarnya kaitan antara invasi Rusia-Ukraina dan harga komoditas energi? Lalu apa artinya bagi Indonesia serta langkah apa yagn bisa diterapkan untuk mengurangi kejadian serupa di masa depan? Podcast IESR bicara energi kembali hadir untuk membagas isu menarik tersebut bersama Dr. Widhyawan Prawiraatmadja. 

  • Sobat Essential! Pernah dengar mengenai Gerilya? Ya! Singkatan dari Gerakan Inisiatif Listrik Tenaga Surya ini merupakan Studi Independen yang disiapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk diimplementasikan pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Pesertanya yang disebut sebagai "Gerilyawan" diberi kesempatan untuk magang di beberapa EPC dan IESR merupakan satu-satunya organisasi think-tank yang menjadi tempat Gerilyawan mengikuti studi independen ini.

    Bagaimana pengalaman magang mereka di IESR? Simak juga pandangan dan minat mereka terhadap lapangan kerja hijau atau green jobs di IESR Bicara Energi.  

  • Pada sesi ‘Finance Day’ COP 26, Menteri Keuangan menyampaikan bahwa setidaknya Indonesia membutuhkan pendanaan sekitar USD 270 miliar untuk mencapai target netral karbon pada 2060. Sementara itu, Indonesia hanya mampu menutupi sekitar 21.3% dari total dana yang dibutuhkan dari APBN. Oleh karena itu, diperlukan sumber pendanaan publik, swasta, dan internasional untuk mempercepat proses transisi energi ke energi terbarukan. Beberapa langkah telah diterapkan pemerintah untuk mendukung pendanaan inovatif seperti green sukuk dan platfom SDG Indonesia One untuk membantu peningkatan proyek energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, penerapan pasar karbon baru-baru ini juga menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan pendanaan dari publik dan swasta.

    Peningkatan sumber pendanaan baik dari dalam negeri maupun dengan bantuan internasional sangat dibutuhkan Indonesia untuk mencapai target netral karbon. Tantangan ini dapat diatasi dengan meningkatkan aksi iklim Indonesia yang dapat menarik perhatian dunia Internasional dimana Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan KTT G20 selama setahun ke depan. Kesempatan tersebut juga dapat mempengaruhi kebijakan negara lainnya dan menjadikan Indonesia sebagai contoh dalam meningkatkan ambisi iklimnya.

    Bagaimana pandangan Jaya Wahono terkait hal ini? Jaya Wahono selaku Wakil Ketua Komite Tetap Ketenagalistrikan KADIN Indonesia dan Presiden Direktur Clean Power Indonesia menjadi salah satu pembicara dalam gelaran Forum Restorasi Lahan dan Hutan dunia (Global Landscape Forum/GLF) di Glasgow. Dengarkan hanya di Podcast IESR Bicara Energi! Dapat didengarkan di berbagai kanal streaming favoritmu!

  • COP 26 yang berlangsung di Glasgow mempunyai tujuan untuk mendorong komitmen negara di dunia agar menetapkan target netral karbon pada pertengahan abad sehingga suhu bumi tidak melebihi 1,5 derajat Celcius. Selain itu, COP 26 akan menagih komitmen negara maju untuk memobilisasi pendanaan terkait iklim yang seharusnya sejak tahun 2020, sedikitnya $100 miliar per tahun kepada negara berkembang.

    Pada pembukaan COP 26 1 November lalu, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, di sektor energi Indonesia akan berfokus mengembangkan  ekosistem kendaraan listrik, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terbesar se-Asia Tenggara, pengembangan energi terbarukan termasuk biofuel, serta pengembangan industri berbasis energi bersih. Dalam pidatonya tersebut Jokowi juga menekankan pentingnya penciptaan ekosistem ekonomi karbon yang transparan, berintegritas, inklusif dan adil.

    Meski demikian, Jokowi tidak menyatakan komitmen yang lebih ambisius untuk mencapai net zero emissions 2050. Hal tersebut sangat disayangkan, mengingat Indonesia sebagai negara kepulauan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim. Tidak hanya itu, sebagai pemimpin G20 pada 2022, kelompok negara yang berkontribusi sebanyak 75 persen emisi karbon global, Jokowi cenderung memilih untuk bergantung pada bantuan negara maju dalam membiayai upaya dekarbonisasi dibanding melihat bahwa krisis iklim sebagai masalah yang personal dan urgen.

    Podcast IESR Bicara Energi mengenai COP 26 kali ini akan melihat dinamika negosiasi iklim Indonesia sebagai salah satu negara yang dianggap ‘super power’ secara ketahanan iklim, dan juga pemimpin G20. Awalnya pada pidato Presiden Jokowi justru tidak menekankan peningkatan aksi iklim yang ambisius. Namun kemarin kita mendengar Indonesia baru saja menandatangani  deklarasi Global Coal to Clean Power Transition (Transisi Batubara Global Menuju Energi Bersih). Pada hari yang sama Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif, juga menyatakan bahwa pemerintah mengkaji peluang mempensiunkan dini PLTU batubara dengan kapasitas total 9,3 GW sebelum tahun 2030 (4/11/2021) yang bisa dilakukan dengan dukungan pendanaan mencapai $48 miliar. Tidak hanya itu, Podcast COP 26 juga akan menyoroti perkembangan negosiasi pembiayaan iklim negara maju ke negara berkembang yang menarik untuk diketahui.

  • Jawa Tengah berkomitmen untuk mengembangkan energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi energi surya yang dimilikinya. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas ESDM bekerja sama dengan IESR mendeklarasikan inisiatif Central Java Solar Province pada 2019. Inisiatif yang dilandasi dengan nota kesepahaman antara Gubernur Jawa Tengah dan Direktur Eksekutif IESR ini secara khusus memiliki tujuan mengakselerasi pengembangan energi surya di Jawa Tengah dan menjadikan Jawa Tengah sebagai “provinsi surya” pertama di Indonesia.

    Dalam satu tahun sejak dideklarasikan, IESR mencatat dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2021, Jawa Tengah meningkatkan kapasitas energi surya menjadi  5,1 MWp dengan total 147 pengguna, dibandingkan dengan hanya 155,2 kWp dan 40 pengguna pada September 2019. Penambahan terbesar datang dari sektor industri, sebanyak 73% (3,7 MWp) dari total penambahan kapasitas terpasang. Kontributor terbesar adalah instalasi surya atap 2,91 MWp Danone-AQUA baru-baru ini di pabrik Klaten. Sisanya tersebar di berbagai sektor, termasuk di gedung Dinas ESDM, proyek APBD provinsi, dan sektor permukiman.

    Menginjak tahun kedua pada September mendatang, bagaimana progres perkembangan Central Java Solar Province? Simak bincang-bincang bersama Kepala Dinas ESDM Jawa Tengah, Sujarwanto Dwiatmoko 

  • Pernah terpikir untuk menghitung jumlah sampah yang kita buang dalam satu minggu? Satu bulan? Satu tahun? Sangat banyak bukan? Sampah-sampah yang terbuang dan tidak terurai dengan baik sangat berdampak bagi kelestarian lingkungan. Belum lagi kegiatan-kegiatan lain yang menimbulkan jejak karbon yang tinggi. Di antaranya emisi yang dikeluarkan dari alat transportasi yang biasa kita gunakan untuk mobilisasi, emisi yang dihasilkan dari penggunaan energi kita sehari-hari.

    Ancaman perubahan iklim kian nyata. Perlu langkah konkret untuk mengurangi jejak karbon yang dapat dimulai dari hal terkecil di rumah, salah satunya menjalani gaya hidup minim sampah seperti yang dijalani Andhini Miranda dan keluarga. Simak yuk perbincangan bersama Andhini Miranda selaku founder dari @021suarasampah yang dipandu oleh host Icmi Safitri, Program Officer Sustainable Energy Access IESR dalam IESR Bicara Energi.

  • Salah satu bentuk usaha pemerintah Indonesia dalam mendorong transisi energi dari energi fosil ke energi terbarukan adalah usaha mendiversifikasikan sumber energi dengan memanfaatkan biofuel yang diinisiasi sejak 2006 dalam dokumen Kebijakan Energi Nasional (KEN). Produksi biofuel merupakan salah satu poin kebijakan yang dikembangkan dalam dokumen tersebut.  Bagaimana perkembangan kebijakan biofuel saat ini? Apakah pengembangan biofuel sebagai upaya diversifikasi energi fosil untuk bahan bakar dinilai efektif?

    Simak bincang-bincang Julius Christian Adiatma, Periset Spesialis Bahan Bakar Bersih, IESR dan Bisuk Abraham Sisungkunon, Research Associate: Environmental Economics Research Group, LPEM-FEB UI dipandu oleh Melina Gabriella dalam IESR Bicara Energi.  

  • Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia dan Project Clean, Affordable, and Secure Energy for Southeast Asia (CASE) - IESR berbincang mengenai menyikapi Transisi Energi di Indonesia dalam program Smart Consumers yang di siarkan di Radio Pelita Kasih. Jumat 30 April 2021.

    Simak perbincangan mereka disini dan ketahui mengapa proses transisi energi di Indonesia itu penting!