Episódios

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 23 Maret 2024

    Bacaan:

    "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia." (Mazmur 103:13)

    Renungan:

    Felisia terbuang dari sejak lahir. Saat ibunya sedang mengandung dirinya, ayahnya berselingkuh dan jarang pulang ke rumah. Ibunya selalu menjadi sasaran amukan ayahnya. Hal ini membuat ibunya marah dan membenci Felisia yang sedang ia kandung. Akhirnya, ibunya membuang anak itu ke tong sampah di depan rumah sepasang suami-istri yang kaya. Anak itu akhirnya dirawat oleh pasangan kaya tersebut dan dianggap seperti anak kandungnya sendiri. Namun setelah dewasa, Felisia tetap merasakan kekosongan besar di hatinya. la rindu ayah kandungnya. Suatu ketika ibunya bertemu kembali dengan Felisia dan menceritakan bagaimana kejahatan yang ayahnya lakukan dahulu. Felisia terkejut, namun hati kecilnya tetap tidak rela, ia mau bertemu ayahnya. Di saat itulah ibunya membentak, "Anggap saja ayahmu tidak ada! Kalau dia mau peduli sama kamu, harusnya sudah dari dulu! Jangan pikirkan dia lagi, anggap sudah mati!" Felisia hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Dirinya yang sebelumnya kelihatan seperti wanita tangguh, kini terlihat sangat rapuh. Meskipun ia telah mendapatkan orang tua pengganti yang sangat mengasihinya, dan juga bertemu kembali dengan ibu kandungnya, tetapi itu tetap tidak cukup. Sampai saat ini hati kecil Felisia masih menjerit, "Ayah! Di mana kamu berada? Aku ingin bertemu Ayah satu kali saja sebelum aku mati!"

    Banyak orang mengalami tragedi yang serupa seperti yang dialami Felisia. Beberapa orang terlahir tanpa sosok ibu, beberapa terlahir tanpa sosok ayah. Ada yang terlahir tanpa sosok keduanya dengan berbagai macam sebab, entah karena orang tuanya meninggal, atau karena mereka sengaja menelantarkan anaknya. Kekosongan itu begitu menggigit perasaan dan hati setiap orang yang mengalaminya. Kenyamanan hidup di dunia dan segala sesuatu yang dunia tawarkan tidak cukup untuk mengisi kekosongan itu. Jadi, dengan apakah hati yang kosong karena kehilangan figur orang tua itu harus diisi?

    Hanya ada satu Pribadi yang bisa mengisi kekosongan hati kita, yaitu Tuhan. Mengapa demikian? Karena hanya Tuhan yang sanggup memberikan kasih sayang sejati yang kita butuhkan. Pemazmur mengenal betul Pribadi Tuhan yang begitu menyayangi anak-anakNya. Semua air mata yang berderai keluar dari matanya, dan semua doa-doa serta harapan yang keluar dari mulutnya, selalu diperhatikan Tuhan. Tuhan mengerti betul apa yang anak- anak-Nya rasakan. Dia tahu ada kekosongan di dalam hati anak-anak-Nya. Yang Dia mau adalah agar anak-anak-Nya bersedia membuka hati bagi-Nya untuk mengisi kekosongan itu. Namun, Tuhan tidak akan memaksa kita, semua tergantung kesediaan kita menerima-Nya di dalam hati kita. Mari, izinkan Tuhan mengisi kekosongan hati kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, masuklah ke dalam hatiku dan penuhi aku dengan kasih-Mu. Karena aku sangat merindukan sentuhan dan pelukan cinta-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 22 Maret 2024

    Bacaan:

    "Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang." (Amsal 13:20)

    Renungan:

    Semua orang bisa memiliki teman, tetapi tidak semua orang bisa memiliki sahabat sejati. Sahabat adalah kado istimewa bagi kita. Selain keluarga, sahabat adalah yang Tuhan tempatkan di sisi kita. Inilah yang membuat sahabat menjadi seorang yang sangat berharga dan berarti. Suatu ketika ada sekelompok wanita merelakan rambut mereka untuk dicukur sampai habis. Tindakan tersebut bukan untuk mencari sensasi, tetapi untuk memberikan dukungan kepada salah seorang sahabat mereka yang menderita kanker payudara. Saat salah seorang di antara mereka mengusulkan ide untuk mencukur rambut, tidak ada seorang pun yang menolak. Justru mereka senang bisa melakukan sesuatu yang dapat membuat sahabat mereka bahagia, sekalipun harus kehilangan "mahkota" yang membanggakan itu. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh sahabat sejati. Sahabat sejati tidak akan memikirkan untung dan rugi ketika melakukan sesuatu untuk sahabatnya. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang tulus tanpa imbalan. Memperoleh sahabat seperti ini, bagai mencari sebuah jarum di dalam tumpukan jerami.

    Saat ini banyak orang telah disibukkan dengan segudang aktivitas, mungkin hanya akan ada segelintir orang yang beruntung memiliki sahabat sejati, yaitu orang yang selalu ada setiap saat, baik suka maupun duka, yang mengerti tanpa harus lebih dahulu diungkapkan; yang rela memberi tanpa menimbang untung dan rugi. Namun, sayangnya tidak semua orang bersedia menjadikan dirinya sahabat sejati bagi orang lain. Orang-orang yang demikian, adalah orang-orang yang belum teruji kesetiaan dan pengorbanannya. Keakuan pun masih menjadi bagian dari dirinya. Sampai kapan pun, kita tidak akan pernah dapat memiliki sahabat sejati, jika kita tidak terlebih dahulu menjadi seorang sahabat bagi orang lain. Memang tidaklah mudah membangun hubungan persahabatan. Selain dibutuhkan proses yang panjang, pengorbanan yang besar pun dibutuhkan untuk menjadikan hubungan tersebut utuh dan semakin murni. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah memberikan aku sahabat yang baik. Bantulah aku agar aku pun dapat menjadi sahabat terbaik untuknya. Amin. (Dod).

  • Estão a faltar episódios?

    Clique aqui para atualizar o feed.

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 21 Maret 2024

    Bacaan:

    "Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan." (Amsal 13:3)

    Renungan:

    Amsal 13:3 menegaskan bahwa orang yang bisa menjaga mulutnya, maka dia akan memelihara nyawanya, sebaliknya, siapa yang tidak bisa menjaga mulutnya, maka dia akan ditimpa kebinasaan. Bukan kebetulan kalau penulis Amsal menasihati kita seperti itu, karena dia adalah orang yang berhikmat, yang tentu berhikmat juga di dalam berkata-kata. Kata "nyawa" sama artinya dengan napas, yang menunjuk kepada "hidup" seseorang. Dengan demikian, siapa yang menjaga mulutnya, dia akan memelihara hidupnya. Mari kita perhatikan tentang seseorang yang terpelihara hidupnya karena kata-katanya baik dan tidak menyakitkan orang lain. Contohnya adalah Daud. Daud, ketika dalam pelarian, baik ketika dikejar oleh Saul, maupun ketika dikhianati Absalom, dia disambut di mana-mana dan orang banyak menyokong makan dan minumnya, bahkan banyak orang yang rela mengikutinya. Itulah salah satu sisi dari apa yang dikatakan dengan "memelihara nyawanya". Sebaliknya dikatakan bahwa orang yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan. Kata "kebinasaan" di sini artinya jatuh. Ada dua pengertian berkaitan dengan kata "jatuh" di sini: Pertama, dalam masalah rasa damai. Orang yang tidak mau memelihara perkataannya akan kehilangan rasa damai, bahkan rasa damai dengan orang lain. Kedua, dalam hal kehidupan. Orang yang tidak memelihara perkataannya akan mengalami kehidupan yang buruk. Dengan demikian sangat jelas bagi kita bahwa kehidupan orang yang menjaga perkataannya akan lebih baik hidupnya daripada orang yang tidak menjaga perkataannya.

    Disadari atau tidak, ketika kita mengeluarkan kata-kata yang tidak benar, atau bahkan kata-kata yang menyakitkan orang lain, kita akan menjadi orang yang tidak disenangi. Terlebih ketika kita suka menyebarkan berita yang tidak benar atau menggosip dan memfitnah, kita pasti akan dibenci orang lain. Itu pasti akan berdampak pada kehidupan kita. Bisa saja orang yang sakit hati karena perkataan kita akan mencelakai kita. Kalau tidak seperti itu, sangat mungkin kita tidak akan ditolong ketika mengalami kesulitan. Orang tidak lagi peduli kepada kita dan ini akan semakin menyulitkan kehidupan kita. Oleh sebab itu, mari kita berusaha untuk menjaga mulut dan bibir kita, supaya apa yang kita katakan adalah hal-hal yang baik dan benar serta memberkati sesama kita. Dengan perkataan yang baik, kita bukan saja membangun orang lain, tetapi sekaligus juga memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, mampukan aku menahan mulutku untuk tidak mengatakan hal-hal yang tidak benar, melainkan mengatakan hal-hal yang membangun orang lain. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 20 Maret 2024

    Bacaan:

    "Supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu." (Efesus 4:23)

    Renungan:

    Suatu hari, seorang ayah menepati janjinya untuk mengajak anaknya pergi memancing. Akhirnya, mereka berangkat bersama untuk pergi memancing. Mereka memancing sepanjang hari, namun tidak menangkap seekor ikan pun. Dengan marah-marah ayah ini beserta anaknya akhirnya pulang ke rumah. Ketika bertemu istrinya, ayah ini menjelaskan bahwa hari ini adalah hari yang sangat sial bagi dirinya, sudah ambil cuti seharian ternyata tidak mendapatkan ikan satu pun. Namun, ketika istrinya berbicara dengan anak mereka tentang kegiatan memancing yang tidak menghasilkan ikan seekorpun, sudut pandang yang berbeda ia dapatkan saat anaknya berbicara. Anaknya itu bercerita bahwa ia sangat mengucap syukur kepada Tuhan karena hari yang luar biasa. "Saya pergi memancing bersama ayah. Meskipun tidak mendapatkan seekor ikanpun, tetapi saya punya kesempatan ngobrol-ngobrol banyak dengan ayah. Hari ini adalah hari yang sangat menyenangkan!" kata sang anak. Kejadian yang dialami mereka adalah sama, namun masing-masing mempunyai tanggapan yang berbeda.

    Dalam kehidupan ini, kita juga sering menghadapi hal yang sama, namun dengan tanggapan yang berbeda. Misalnya saat kita pulang ibadah, tidak semua orang menanggapi kotbah yang mereka dengar dengan tanggapan yang benar, ada yang cuek, ada yang pintar mengkriktik, ada yang hanya menjadi komentator, namun ada pula yang mengucap syukur, merenungkan dan melakukan firman yang mereka dengar dalam kehidupan sehari-hari.

    Demikian juga dalam hal pekerjaan. Pekerjaan yang sama, namun bisa mendatangkan tanggapan yang berbeda beda. Ada orang yang merasa berat dan penuh tekanan, namun yang lain menganggapnya sesuai dengan kapasitasnya dan penuh tantangan. Intinya adalah tanggapan kita terhadap suatu kejadian adalah jauh lebih penting daripada kejadian itu sendiri.

    Mari memiliki tanggapan yang benar dalam setiap situasi yang kita alami. Belajarlah untuk memiliki cara pandang yang benar, yaitu sesuai cara pandang Allah dalam setiap kejadian yang kita alami. Hal ini supaya kita tidak mudah frustasi, tidak mudah putus asa atau gampang bersungut- sungut. Kita dapat menghadapi kehidupan ini dengan penuh sukacita dan penuh semangat, karena bersama Tuhan Yesus kita akan mempunyai pandangan Ilahi yang benar dan cakap dalam menanggung segala perkara. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ubahlah cara pandangku dalam menyikapi setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku, sehingga aku memiliki cara pandang yang benar sesuai dengan cara pandang-Mu sendiri. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 19 Maret 2024

    Bacaan: "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. (Lukas 16:10)

    Renungan:

    Merrie Haris adalah seorang CEO yang bekerja di sebuah perusahaan iklan di kota New York. Suatu hari saat ia sedang makan di sebuah restoran, ada seorang pria yang datang menghampirinya untuk meminta sejumlah uang. Pakaian pria ini sudah lusuh dan tak terawat. Namun tidak disangka Haris malah mengeluarkan sebuah kartu kredit tanpa password dan menyerahkannya kepada pria tadi sambil berkata, "Belilah apapun yang ingin kau beli dengan kartu ini." Akhirnya pria ini pun pergi. Teman Haris pun menegurnya karena sikap Haris tersebut, dan ia mengingatkan bahwa limit kartu tersebut 100.000 dolar dan bagaimana jika pria tersebut menghabiskannya? Harris pun mulai menyesali apa yang ia perbuat. Ia berpikir kalau pria tadi menghabiskannya, maka habislah hidupnya. Semakin ia pikir ia makin tak ingin makan apa-apa. Akhirnya Haris memutuskan untuk pulang ke rumah. Namun tidak disangka pria tadi sudah menunggunya di luar restaurant dan menyerahkan kartu kredit itu kembali kepada Harris dan berkata, "Terimakasih atas kepercayaan yang sudah anda berikan. Saya sudah memakai kartu ini untuk membeli beberapa botol minuman serta perlengkapan mandi. Saya memakainya sekitar 25 dolar." Haris pun kaget setengah mati dan tak percaya. Akhirnya kisah ini diangkat di sebuah surat kabar, dan pemerintah New York menghadiahkan sejumlah uang kepada pria ini dan memberinya sebuah pekerjaan.

    Ada dua hal yang bisa kita pelajari dari kisah nyata pria tersebut. Pertama, kita belajar bahwa kepercayaan memang sangat besar harganya. Karena itu, marilah kita mencoba untuk setia kepada perkara yang kecil. Setia dengan apa yang Tuhan percayakan kepada kita, mengelolanya dengan baik, dan percayalah suatu hari Tuhan akan mempercayakan kita sesuatu yang lebih besar lagi. Kedua, saat kita memberi yang terbaik kepada seseorang jangan takut untuk kehilangan, asal kita memberinya dengan hikmat Tuhan. Sekecil apapun yang kita berikan, bisa membuat hidup orang lain akan lebih berarti. Jadi, sudah siapkah kita untuk menjadi orang yang bisa dipercaya? Siapkah kita untuk tidak takut kehilangan saat kita berbagi dengan orang lain? Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku hikmat, agar aku dapat menjadi pribadi yang berkarakter baik dan bisa dipercaya oleh orang lain serta memiliki hati yang penuh belas kasih untuk mau membantu orang yang mengalami kesusahan. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 18 Maret 2024

    Bacaan:

    "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." (Matius 6:11)

    Renungan:

    Salah satu faktor yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan seseorang adalah perasaan tidak puas atau tidak cukup. Setiap orang tentu menginginkan agar segala kebutuhannya tercukupi. Namun apakah dengan tercukupinya segala kebutuhan secara otomatis akan membuat seseorang merasa puas kemudian menemukan kebahagiaan?

    Pengkhotbah mengatakan, "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Ini pun sia-sia." (Pkh 5:9).

    Ketidakpuasan adalah salah satu sifat manusia, dan Tuhan tahu persis hal ini. Karenanya Ia mengajarkan kepada kita untuk berdoa demikian, "Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya." Ini tidak hanya mengingatkan kita pada kata cukup tetapi juga agar menggantungkan hidup sepenuhnya pada pemeliharaan Tuhan. Tuhan menginginkan agar kita hidup secukupnya, sewajarnya, tidak berlimpah-limpah menuruti ketamakan diri. Hal ini dimaksudkan bukan hanya agar kita mengucap syukur dengan apa yang ada, tetapi agar kita juga mengingat orang lain dan berbagi berkat dengan sesama kita yang membutuhkan. Setiap harinya Tuhan pun ingin agar kita menggantungkan hidup hanya kepada-Nya. Dengan begitu kita tidak perlu menjadi khawatir atau berbangga diri.

    Memikirkan perkara dunia tidak akan ada habisnya. Dengan terus memikirkannya, kita

    justru dibentuk menjadi pribadi yang jauh dari rasa syukur, juga egois dan tamak. Karenanya firman Tuhan melarang kita memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari apa yang patut kita pikirkan. Tetapi kita diminta untuk berpikir begitu rupa, sehingga kita bisa menguasai diri (Rm 12:3). Tak seorang pun berkuasa atas hari esok, kecuali Tuhan. Tuhan sudah berjanji untuk tidak sekali-kali membiarkan atau meninggalkan kita, mengapa kita harus terus merasa

    tidak puas dan tidak nyaman dengan apa yang kita miliki hari ini? Jika hari esok masih

    ada, percayalah, Bapa telah menyediakan segala sesuatu yang terbaik, yang kita butuhkan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampuni aku karena kurang bersyukur pada-Mu. Semoga dengan firman-Mu yang aku baca hari ini akan mengubah aku menjadi pribadi yang selalu bersyukur untuk setiap peristiwa yang aku alami setiap hari. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 17 Maret 2024

    Bacaan:

    Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Korintus 12:9)

    Renungan:

    Ada seekor siput yang selalu memandang sinis terhadap katak. Suatu hari, katak yang kehilangan kesabaran akhirnya berkata kepada siput: "Tuan siput, apakah aku telah melakukan kesalahan, sehingga kamu begitu membenciku?" Siput menjawab: "Kalian kaum katak mempunyai empat kaki dan bisa melompat ke sana ke mari. Tapi saya harus membawa cangkang yang berat ini, merangkak di tanah. Jadi saya merasa sangat sedih." Katak menjawab: "Setiap kehidupan memiliki penderitaannya masing-masing. Kamu hanya melihat kegembiraan saya, tetapi kamu tidak melihat penderitaan saya." Tiba-tiba, ada seekor elang besar yang terbang ke arah mereka. Siput dengan cepat memasukan badannya ke dalam cangkang, sedangkan katak dimangsa oleh elang.

    Untuk menikmati hidup, kita tidak perlu membandingkan dengan orang lain. Iri hati akan membawa lebih banyak penderitaan. Lebih baik pikirkanlah apa yang kita miliki. Hal tersebut akan memberikan lebih banyak rasa syukur dan kebahagiaan bagi kita sendiri. Dalam hidup memang wajar kalau ada peristiwa-peristiwa yang membuat kita marah dan kecewa. Mungkin kita merasa Tuhan tidak adil, mungkin kita merasa penderitaan kita begitu berat, sehingga kita merasa lelah dan letih menjalani hidup ini. Kita pun mulai membandingkan hidup kita dengan orang lain. Seringkali kita melihat kehidupan orang lain begitu nyaman dan bebas dari penderitaan, tanpa kita mengetahui apa yang sebenarnya mereka alami. Kita hanya menyaksikan yang tampak dari luar saja. Padahal setiap orang tentu mempunyai tantangan hidup masing-masing. Sama seperti seekor siput yang merasa lelah karena harus terus membawa cangkangnya kesana kemari. Seolah-seolah cangkangnya menjadi sumber penderitaan dalam hidupnya, karena dia tidak dapat berjalan dengan leluasa. Namun tanpa disadari justru cangkang yang "menyiksanya" itulah yang membuatnya terhindar dari kematian. Cangkang itulah yang membuat hidupnya terselamatkan. Sementara si katak, yang seolah-olah tidak mengalami penderitaan sama sekali, justru lebih cepat mati dibandingkan dirinya.

    Jadi, jangan pernah berputus asa dalam menjalani hidup dan jangan pernah membandingkan hidup kita dengan orang lain. Siapa tahu, apa yang awalnya tampak sebagai masalah dan penderitaan dalam hidup kita, justru itulah yang membawa pertolongan dan memberikan keselamatan bagi kita. Karena Tuhan selalu mampu untuk mengubah masalah menjadi berkat dan mengubah penderitaan menjadi keselamatan bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan rasa syukur, sehingga aku dapat menerima semua hal-hal baik maupun tidak baik yang Kau izinkan terjadi dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 16 Maret 2024

    Bacaan:

    "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19)

    Renungan:

    Ada satu keluarga yang tinggal di sebuah rumah tanpa listrik dan tidak mempunyai uang yang cukup karena ayah mereka tidak memiliki pekerjaan tetap. Padahal ada sebelas orang anak yang harus diberi makan. Setiap tahun ajaran baru, masing-masing anaknya mendapatkan sepasang sepatu, dua celana, dan sebuah kemeja, sementara anak perempuan mendapatkan pakaian perempuan. Inilah yang mereka pakai sepanjang tahun, kecuali jika ada orang yang memberi mereka baju. Tetapi ini pun sangat jarang terjadi, karena keluarga- keluarga yang lain tidak jauh berbeda keadaannya dengan keluarga mereka.

    Sebagai keluarga besar mereka saling mengasihi dan bekerja bersama-sama mengolah ladang untuk mendapatkan makanan. Kadang-kadang seseorang memberi mereka seekor babi untuk dipelihara dan mereka sangat senang, karena dengan begitu mereka bisa makan daging babi pada musim gugur. Mereka juga memelihara ayam, sehingga pada hari thanksgiving mereka bisa menikmati daging ayam pada malam hari. Sekali setahun mereka mendapatkan makan siang gratis pada hari thanksgiving di sekolah, dan itu sebagai perbaikan gizi bagi mereka. Suatu hari seorang pelayan Tuhan datang ke rumah untuk melayani mereka dan meminta izin untuk sesekali mengajak orang-orang gereja ke rumah mereka. Beberapa hari kemudian datanglah pelayan Tuhan tersebut bersama lima orang dan membuat persekutuan doa di rumah mereka. Di suatu hari Natal, saat mereka tidak punya apa-apa untuk merayakan Natal, sebuah truk berhenti di depan rumah dan seseorang berpakaian seperti Sinterklas keluar sambil menggendong banyak hadiah dan makanan. Keluarga besar tersebut masing-masing menerima hadiah dengan nama mereka. Isinya adalah baju baru, sepatu dan baju hangat dengan ukuran yang sangat tepat untuk mereka semua. Sang anak tertua percaya bahwa semua itu dari Tuhan, karena tidak seorang pun yang pernah bertanya tentang ukuran sepatu maupun baju mereka. Sang anak tertua tidak akan melupakan kejadian itu dan itulah yang membuatnya menyadari bahwa Tuhan benar-benar ada

    Banyak hal yang dapat membuktikan bahwa Tuhan benar-benar ada, termasuk tercukupinya kebutuhan kita setiap hari. Kita patut bersyukur kepada-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku merasakan kehadiran-Mu setiap saat dan aku bersyukur karena hal itu. Terima kasih karena dengan cara yang ajaib Engkau telah memberkati dan memelihara hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 15 Maret 2024

    Bacaan:

    "Sebab TUHAN tidak akan membuang umat-Nya, dan milik-Nya sendiri tidak akan ditinggalkan-Nya." (Mazmur 94:14)

    Renungan:

    Ada seorang model sekaligus juga artis Korea yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Penyebab kematiannya adalah karena dia merasa kesepian di dalam menjalani hari-hari hidupnya. Sebelum bunuh diri, ia sempat menulis di website pribadinya tentang kesepian itu, "Hidup bagaikan angin. Apakah yang harus dilakukan untuk mengakhiri penderitaan ini? Pertemuan membahagiakan, perpisahan menyedihkan, semuanya itu hanya sesaat." Sebuah akhir hidup yang begitu tragis! Andai saja ia sadar bahwa ia tidak sendirian dalam menghadapi kesepian itu, ia mungkin tidak akan mengakhiri hidupnya dengan cara yang salah.

    Setiap orang pasti pernah mengalami kesepian seperti yang dialami artis dan model Korea tersebut. Rasa sepi bisa dialami oleh seseorang ketika tidak ada yang menghiraukannya, meskipun situasi di sekelilingnya ramai. Keadaan seperti inilah yang pernah dialami oleh Yesus. Rasa kesepian yang paling memilukan sepanjang sejarah manusia bukanlah rasa kesepian seorang napi yang berada di dalam bui, atau kesepiannya seorang janda. Rasa kesepian yang paling dahsyat telah dialami oleh Yesus ketika la berada di kayu salib. Perhatikan perkataan-Nya, "Allahku, Allahku! Mengapa Engkau meninggalkan Aku?" Sungguh, suatu jeritan yang memilukan hati. Bapa meninggalkan Dia, manusia pun meninggalkan Dia. Bahkan, seorang "murid-Nya" yang sok membela Dia, Petrus namanya, juga meninggalkan-Nya. Bukan hanya meninggalkan, tetapi juga menyangkal-Nya. Padahal sesungguhnya, keberadaan Yesus yang menjadikan Bapa dan manusia meninggalkan-Nya adalah demi kepentingan manusia, yaitu karena Dia harus menanggung dosa manusia. Tidak dapat dibayangkan bagaimana hati Yesus saat itu. Dalam kesendirian itu, la tetap bertahan sampai akhir misi-Nya.

    Mungkin saat ini kita sedang mengalami kesepian. Kesepian karena ditinggalkan teman-teman kita. Kesepian karena dijauhi keluarga yang berbeda keyakinan dengan kita. Kesepian karena tidak ada yang mau memahami kita. Kesepian karena tidak ada yang memedulikan kita yang sekarang sedang menghadapi masalah. Jangan sedih, jangan putus asa! Jangan juga melakukan tindakan bodoh yang akan merugikan diri sendiri atau merugikan orang lain. Ingat, masih ada Yesus! Pengalaman Yesus selama di bumi ini seharusnya menumbuhkan pengharapan bagi kita. Dia yang sudah merasakan kesepian yang luar biasa itu, pasti memahami apa yang kita rasakan. Bukan hanya itu, Dia pasti peduli dan mau menolong kita. Untuk itu, mari jaga keakraban hubungan kita dengan Yesus. Berikan kesempatan bagi-Nya untuk bertakhta di hati kita. Jangan gantikan tempat Yesus itu dengan perasaan dan pikiran negatif kita. Biarlah Dia yang memimpin kita dan memberi petunjuk untuk apa yang harus kita lakukan. Pada akhirnya percayalah, hati kita akan menjadi penuh dengan sukacita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku kemampuan untuk merasakan kehangatan kasih-Mu saat aku kesepian, sehingga aku tidak menanggapi kesepian dengan bertindak bodoh. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 14 Maret 2024Bacaan: "Sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap." (Yakobus 4:14) Renungan: Ada penggalan lagu berjudul "Tears In Heaven" diciptakan oleh Eric Clapton yang berbunyi, "Apakah kau akan mengenal namaku, ketika aku bertemu denganmu di Sorga? Apakah ini akan sama, ketika aku bertemu denganmu di Sorga?" Lagu ini ditulis olehnya karena perasaan sedih yang begitu mendalam sepeninggal anaknya yang ketika itu baru berumur 4 tahun. Sang buah hati yang bernama Conor Clapton, meninggal karena sebuah kecelakaan tragis. Conor terjatuh dari jendela apartemen lantai 53 di New York. Eric Clapton begitu sedih dan tidak percaya, karena sang buah hati begitu cepat meninggal apalagi dengan cara yang tragis. Kesedihan Eric Clapton telah tertuang di setiap bait lagu "Tears In Heaven". Ia begitu sedih membayangkan jika kelak mereka akan berjumpa lagi di Sorga, si kecil Conor tidak dapat mengenali dirinya dan tidak lagi mengingat akan masa-masa indah yang pernah mereka lewati bersama. Ketika mendengar lagu "Tears In Heaven", kesedihan yang tertuang di setiap bait dalam lagu tersebut sekejap merasuk ke dalam kalbu. Sejenak terpikirkan, bagaimana jika hari esok tidak pernah ada? Bagaimana jika di Sorga nanti kita tidak lagi mengenali orang-orang yang kita kasihi? Kita disadarkan bahwa selama ini kita belum memberikan dan melakukan apa pun untuk orang yang kita kasihi. Hari-hari yang kita lewati hanyalah sebuah rutinitas, tidak ada sesuatu yang berarti yang sudah kita lakukan untuk orang-orang di sekitar kita. Tetapi, kita bersyukur karena Tuhan telah mengingatkan kita dan masih memberikan hari ini sebagai satu kesempatan untuk satu kali lagi bertemu dengan orang-orang yang kita kasihi. Sungguh, hari ini dan hari-hari selanjutnya jika masih ada, tidak akan pernah lagi kita sia-siakan, walau hanya sekadar untuk tertawa, berbincang, dan menangis bersama dengan orang-orang yang kita kasihi. Apakah kita sudah melakukan sesuatu untuk orang-orang yang kita kasihi? Jika belum, lakukan saat ini juga, sebab tidak seorang pun tahu batas waktu hidup di dunia ini. Alkitab mengatakan bahwa hidup itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu Ienyap. Gunakanlah kesempatan untuk mengenal dan mengasihi mereka saat kita bersama-sama dengan mereka di dunia ini. Jika hari esok tidak akan pernah datang, anggaplah hari ini adalah hari terakhir kita bersama mereka di dunia ini. Kita dapat memulainya dengan sapaan sederhana yang penuh perhatian dan kasih sayang, senyuman manis di pagi hari, tindakan berarti untuk mereka yang ada di sekitar kita. Lakukanlah selagi masih ada kesempatan! Tuhan Yesus memberkati. Doa:Tuhan Yesus, aku bersyukur karena Engkau masih memberikanku kesempatan untuk hidup. Pakailah hidupku untuk dapat memberkati orang-orang yang kukasihi, sehingga melalui kehadiranku, mereka merasa nyaman dan penuh sukacita. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 13 Maret 2024

    Bacaan:

    "Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu." (Mazmur 91:7)

    Renungan:

    Kita sering mendengat pertanyaan dari sahabat atau mungkin dari diri kita sendiri saat sedang menghadapi masalah berat. "Di mana Tuhan ketika saya sedang susah? Mengapa Tuhan seolah tertidur ketika saya sangat membutuhkan kehadiranNya? Mengapa tak ada hal ajaib yang terjadi sebagai bukti Tuhan menolong saya?" Menarik untuk diperhatikan, benarkah Tuhan absen ketika kita sangat membutuhkan kehadiran-Nya? Bukankah Dia sendiri yang berjanji akan menyertai kita sampai kesudahan zaman?

    Satu hal yang pasti adalah Tuhan tidak pernah tidur! Ketika Tuhan mengizinkan sesuatu yang buruk terjadi, la bertanggung jawab atas kelangsungan hidup kita dan menyiapkan jalan keluar yang terbaik. Pencobaan selalu datang sepaket dengan jalan keluar, itu pun tak akan melebihi kekuatan kita. Oleh sebab itu, penting untuk mengerti kehendak Tuhan dan melihat sesuatu menurut cara pandang-Nya, sebab Tuhan pasti memelihara kita. Yang dimaksud dengan pemeliharaan Tuhan adalah kita mendengar dan melihat sendiri sebuah peristiwa buruk terjadi, bahkan berada di tengah situasi tersebut, tetapi tidak turut menjadi korban dari peristiwa tersebut. Raja Daud di dalam Mzm 91:7 mendefinisikan dengan indah makna dari pemeliharaan Tuhan, "Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu." Pemeliharaan Tuhan juga berarti "dicukupkan ketika melewati masa sulit". Mungkin saja tidak ada hal hebat yang terjadi, tetapi yang pasti kehidupan kita dan keluarga tercukupi, tidak kekurangan suatu apa pun. Persis seperti kisah janda di Sarfat! Termasuk ketika hidup kita berjalan mulus, itu bukan terjadi begitu saja, ada campur tangan Tuhan yang bekerja tanpa kita menyadarinya.

    Jangan ragu untuk menjalani kehidupan karena Tuhan sendiri yang menjamin hidup kita. Mzm 37:25 berkata, "Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti." Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anak-anak-Nya! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih untuk pemeliharaan-Mu dalam hidupku. Pengalaman melewati masalah demi masalah, menambah keyakinan imanku bahwa Engkau selalu ada untukku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 12 Maret 2024

    Bacaan:

    "Kami katakan ini karena kami dengar, bahwa ada orang yang tidak tertib hidupnya dan tidak bekerja, melainkan sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Orang-orang yang demikian kami peringati dan nasihati dalam Tuhan Yesus Kristus, supaya mereka tetap tenang melakukan pekerjaannya dan dengan demikian makan makanannya sendiri." (2 Tesalonika 3:11-12)

    Renungan:

    Sejak detik pertama seorang manusia lahir ke dalam dunia ini, ia diberikan hak untuk membuat cerita tentang kehidupannya sendiri. Masing-masing kita telah diberikan pena untuk mengisi setiap lembaran kertas dalam buku kehidupan. Kita bebas untuk menuliskan apa saja yang kita mau dan yang tertulis di dalamnya itu adalah kehidupan yang kita jalani selama hidup. Orang akan dikenang sesuai dengan kisah hidup yang dijalaninya. Kita berhak menentukan seperti apakah nanti kita akan dikenang. Terlepas dari kebebasan yang kita miliki untuk menuliskan akan seperti apa kehidupan kita, kita juga harus tetap memikirkan suatu catatan kehidupan yang tidak hanya berguna bagi dunia saat ini, tetapi juga bagi generasi yang akan datang. Dapat kita saksikan sendiri, betapa banyak orang yang menyia-nyiakan hidup mereka untuk hal yang tidak berguna. Mungkin mereka kaya, terkenal, dan memiliki kekuasaan, tetapi apalah artinya bila semuanya itu tidak berguna bagi orang lain? Kelak saat mereka meninggalkan dunia ini, dengan cepat orang akan melupakan mereka, karena mereka tidak menciptakan sesuatu yang berguna.

    Ada pepatah yang mengatakan, "Lebih baik menjadi seseorang yang sederhana dan berguna daripada kaya namun tidak ada artinya." Hidup bukan hanya untuk sekadar hidup. Tuhan tidak menciptakan kita untuk menjadi manusia yang hidup seperti rumput yang tumbuh dan kemudian mati begitu saja. Hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada kita adalah suatu kehidupan yang berharga. Jika kita sudah demikian berharga bagi Tuhan, maka sudah seharusnya kita memaksimalkan kehidupan ini. Dengan semua kemampuan yang ada pada kita, jadikan hidup kita semakin berguna. Saat ini, kita mungkin tidak harus menjadi seorang penemu yang hebat dan terkenal. Tetapi, dengan menjadi berguna bagi sesama, itu artinya kita sudah menuliskan hidup kita sebagai hidup yang memberi arti. Untuk itu, marilah kita menuliskan perjalanan hidup kita dengan sesuatu yang bermanfaat. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku ingin menuliskan catatan perjalanan hidupku dengan hal-hal yang berguna. Oleh karena itu sertailah aku dengan hikmat-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 11 Maret 2024

    Bacaan:

    "Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang." (Amsal 14:30)

    Renungan:

    Suatu hari, warga kota Atena memberikan sebuah meja marmer yang bagus sekali dari Italia Selatan untuk dihadiahkan kepada Plato karena dia diangkat sebagai warga Atena yang terhormat. Plato sangat senang, lalu ia mengundang semua teman-temannya untuk berpesta merayakannya. Semua teman-temannya datang, makan dan minum. Saat pesta itu hampir selesai, datanglah seorang teman Plato yang juga adalah seorang filsuf, dengan sepatu yang kotor karena telah berjalan berkilo-kilo meter dari desanya. Dia berkata, "Saudara-saudara, saya sangat menghormati Plato. Saya tahu Plato diangkat menjadi anggota warga kota yang mulia dan terhormat, serta juga dihadiahi sebuah marmer yang begitu indah." Kemudian dia langsung melompat ke atas meja marmer itu dengan sepatu kotornya dan menginjak-injak meja itu, "Supaya Plato tidak sombong, maka saya harus menginjak-injak meja ini untuk mengingatkannya. Saya menginjak-injak kesombongan Plato." Sesudah itu, orang tersebut turun dari meja. Apakah benar Plato sombong karena diangkat menjadi warga Atena yang terhormat? Tentu tidak, dia hanya menyelenggarakan pesta untuk merayakannya bersama teman-temannya. Apabila kita di posisi Plato pada saat itu, pasti kita akan marah besar. Tetapi Plato hanya terdiam sejenak, lalu ia masuk ke kamar dan keluar dengan sebuah sapu, dan menyapu meja yang kotor itu. Kata Plato, "Kawanku yang agung, dengan persahabatan yang begitu hebat, kamu rela datang dari tempat yang begitu jauh untuk merayakan keunggulan kamu, aku sangat berterima kasih. Aku lebih berterima kasih lagi, karena kamu telah menginjak-injak kesombonganku, tetapi sekarang, aku harus menyapu iri hatimu."

    Iri hati dan sombong itu saudara sepupu, apabila ada yang mengatakan kepada kita

    berulang-ulang bahwa kita sombong, tetapi sebenarnya kita tidak berlaku sombong, berarti orang tersebut sudah mulai iri kepada kita. Kita tidak perlu iri hati dengan apa yang dimiliki orang lain, karena sebenarnya kita memiliki kelebihan tersendiri. Raja Saul seharusnya bisa menjadi lebih baik jika dia mau belajar dari kelebihan Daud. Namun karena dia iri hati terhadap Daud, dia tidak berkembang. Bahkan sejak hari itu Saul selalu merancang hal yang jahat terhadap Daud, sehingga roh jahat berkuasa atas Saul.

    Ketika timbul kebencian terhadap orang lain, maka roh jahat akan berkuasa atas diri kita, dan hal itu dapat menimbulkan keinginan untuk menyingkirkan orang yang kita benci dengan tindakan yang kejam, misalnya dengan membunuh. Untuk itu, mari belajar menerima kelebihan orang lain dengan lapang dada dan dengan rendah hati belajar darinya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ajarilah aku untuk selalu mengasah talenta yang telah Kau berikan, sehingga aku memiliki kelebihan tersendiri dan tidak iri kepada orang lain. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 10 Maret 2024

    Bacaan:

    "Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia." (Lukas 24:16)

    Renungan:

    Ada sebuah kisah menarik dalam Injil Lukas 24:13-35, ketika Tuhan Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus. Suatu hari dua murid Yesus sedang berjalan menuju sebuah kampung. Mereka sibuk membahas apa yang sedang terjadi setelah wafatnya Yesus di kayu salib. Dalam perjalanan tersebut tiba-tiba Tuhan Yesus datang mendekati mereka, lalu berjalan bersama- sama dengan mereka, namun mereka tidak mengenal Dia. Kalau dipikir dengan logika sederhana, bagaimana mungkin kedua murid itu tidak mengenal Tuhan Yesus? Bukankah baru tiga hari Yesus meninggalkan mereka? Bukan waktu yang lama sampai bisa membuat mereka lupa akan wajah-Nya, tetapi itulah yang terjadi. Dalam kisah selanjutnya di ayat 16 dikatakan, "Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia." Ada sesuatu yang menghalangi mata mereka sehingga mereka tidak mengenal Tuhan Yesus! Sebagai murid yang ditinggal oleh Gurunya, wajar bila mereka merasa ketakutan, sedih, kecewa, dan bahkan mungkin kehilangan harapan. Rasa bingung dan putus asa telah menutupi pandangan mereka. Mata mereka seolah tertutup, tidak mengenali Tuhan Yesus meski Dia berada tepat bersama mereka.

    Masalah dapat menghalangi kita untuk memandang Tuhan. Tuhan menjadi seolah-olah hilang, tidak terlihat. Jarak juga dapat mengubah pikiran kita tentang Tuhan. Jika kita jauh dari Tuhan, Dia tampak kecil. Oleh karena itu, berusahalah untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan maka Dia pun akan semakin dekat dengan kita. Ketika kita terus mengarahkan pandangan kita kepada Tuhan, kita akan tumbuh lebih kuat. Memang Tuhan tidak pernah jauh, kitalah yang berubah setia. Tuhan selalu mengarahkan pandangan-Nya kepada kita, anak-anak-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ketika beban berat datang melanda hidupku, buka mataku untuk selalu bisa memandang-Mu. Aku percaya tidak ada masalah yang bisa memisahkan aku dari kasih-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 9 Maret 2024

    Bacaan:

    "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan." (Yesaya 55:8)

    Renungan:

    Maria, Marta, dan Lazarus adalah tiga bersaudara yang cukup dekat dengan Yesus. Ketika Lazarus sakit, kedua saudarinya mengirim pesan kepada Yesus. Saat itu, Yesus terkesan sengaja berlama-lama untuk datang, bahkan hingga akhirnya Lazarus meninggal dunia pun, Yesus tidak kunjung datang. Tetapi sebelumnya Yesus sudah meyakinkan mereka bahwa penyakit yang diderita Lazarus tidak akan membawanya kepada kematian, namun oleh karena penyakit itulah nama Tuhan akan dipermuliakan. Ketika Lazarus sudah dikubur empat hari lamanya, barulah Yesus datang. Saat mengetahui kedatangan Yesus, Marta dan Maria berkata kepadaNya, "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." Namun, hal ini dilakukan-Nya bukan tanpa alasan. Yesus menginginkan banyak orang menjadi percaya. Jika Yesus datang pada saat Lazarus sakit, maka hanya akan ada sedikit orang yang menjadi percaya, tetapi Dia membuat segala sesuatu tepat pada waktunya dan akhirnya banyak orang menjadi percaya. Alkitab mencatat, "Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepadaNya."

    Terkadang kita bersikap seperti Marta dan Maria. Ketika permasalahan menghimpit, kita meminta Tuhan untuk menolong kita dengan segera. Bahkan seiring berjalannya waktu, kita merasa bahwa Tuhan terlalu lama merespon atau tidak merespon doa-doa kita. Bukankah Tuhan bekerja dengan cara yang ajaib, cara yang tidak akan pernah terselami oleh pemikiran manusia? Dan, bukankah waktu Tuhan itu tepat dan indah?

    Mungkin saat ini kita mengalami masalah yang sangat menguras air mata kita, menguras habis tenaga, waktu, bahkan pikiran kita. Mungkin saat ini kita merasa Tuhan terlalu lama merespon doa-doa kita, bahkan merasa Tuhan tidak meresponnya. Atau, mungkin saat ini kita merasa hanya ada sedikit harapan yang tersisa untuk percaya bahwa mujizat akan terjadi. Ingatlah, waktu kita bukanlah waktu Tuhan. Tuhan meminta kita untuk sedikit lebih lama menunggu, agar kemuliaan-Nya dapat dinyatakan dalam hidup kita, bahkan dalam kehidupan orang banyak. Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil dan tidak pernah ada kata terlambat. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku kesabaran dan kesetiaan dalam menantikan pertolongan-Mu, agar kemuliaan-Mu terjadi dalam diriku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 8 Maret 2024

    Bacaan:

    "Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini." (Ulangan 8:17-18)

    Renungan:

    Di masanya bangsa Israel dikenal sebagai bangsa yang kuat oleh bangsa-bangsa lain, karena mereka telah berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan terkuat pada masa itu. Jadi, tidak menutup kemungkinan timbul rasa sombong yang berlebihan dalam hati mereka. Hal itu bisa membuat mereka menjadi sombong dan lupa bahwa Allahlah yang menjadikan mereka kuat. Tuntunan Tuhan terlihat jelas dalam perjalanan mereka. Ketika Tuhan menarik diri dari mereka dan tidak menyertai mereka pada hari pertempuran, maka mereka menderita kekalahan besar. Namun sebaliknya, jika Tuhan menyertai mereka, maka mereka mendapat kemenangan besar, meski mereka tidak turun tangan untuk berperang. Itu sebabnya Tuhan mengingatkan mereka untuk tidak sombong secara berlebihan.

    Bangga pada diri sendiri sebenarnya bukanlah suatu masalah, tetapi kebanggaan diri yang berlebihan dapat membuat kita menjadi sombong. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Apa yang kita miliki saat ini secara kasat mata, memang dapat dikatakan karena hasil usaha dan kerja keras kita. Tetapi, kita harus menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak dapat memperoleh apa pun. Tanpa seizin-Nya, tidak ada sesuatu pun yang dapat kita lakukan. Bangsa Israel, jika dilihat dari jumlah mereka, masih terbilang sedikit jika dibandingkan bangsa lain. Bahkan secara militer, mereka bukanlah orang-orang yang dipersiapkan untuk berperang. Mereka hanya pekerja rodi yang tiap hari melakukan pekerjaan kasar dan berat selama menjadi budak di Mesir. Berbeda dengan musuh-musuh mereka yang adalah orang- orang yang sudah terlatih dalam berperang. Bangsa Israel diperhadapkan dengan para prajurit perang. Namun, kelemahan dan kekurangan mereka dalam berperang bukan masalah, sebab

    Tuhan memberi mereka kemenangan.

    Kalau ada yang bisa dibanggakan saat ini, pasti itu adalah kasih dan kuasa Tuhan. Karena kebesaran kasih dan kuasa-Nyalah, kita telah sampai pada saat ini, dapat menikmati berkat-berkat-Nya. Tidak ada hal yang patut kita banggakan saat ini, karena semuanya berasal dari Tuhan. Dia membenci orang-orang yang sombong dan akan merendahkan mereka serta membuat mereka bertekuk lutut di hadapan-Nya.

    Tuhan memperingatkan kita agar jangan berlebihan dalam membanggakan diri, karena kesombongan akan menghancurkan diri sendiri. Kebanggaan diri yang berlebihan akan membawa malapetaka bagi diri kita sendiri. Karena itu, kita harus senantiasa merendahkan diri dan bersandar kepada Tuhan, tunduk di bawah kekuasaan-Nya dan mengakui Dia di dalam setiap langkah hidup kita. Ketika kita membanggakan diri, kita telah membuat diri kita menjadi Tuhan atas diri sendiri. Kita telah mendewakan diri kita. Hal inilah yang tidak dikehendaki oleh Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, tidak ada yang dapat kubanggakan di luar Engkau. Semua yang kumiliki, asalnya dari padaMu dan aku bersyukur atas kemurahan-Mu padaku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 7 Maret 2024

    Bacaan:

    "Tetapi mengenai kamu, bangkai-bangkaimu akan berhantaran di padang gurun ini, dan anak-anakmu akan mengembara sebagai penggembala di padang gurun empat puluh tahun lamanya dan akan menanggung akibat ketidaksetiaan, sampai bangkai-bangkaimu habis di padang gurun. (Bilangan 14:32-34)

    Sesuai dengan jumlah hari yang kamu mengintai negeri itu, yakni empat puluh hari, satu hari dihitung satu tahun, jadi empat puluh tahun lamanya kamu harus menanggung akibat kesalahanmu, supaya kamu tahu rasanya, jika Aku berbalik dari padamu:

    Renungan:

    Perjalanan dari tanah perbudakan menuju Tanah Perjanjian jika ditelusuri melalui peta tidaklah terlalu jauh. Jika bangsa Israel menempuh perjalanan ini dengan berjalan kaki, maka perjalanan tersebut tidak memakan waktu hingga empat puluh tahun seperti yang mereka alami. Alasan mereka harus mengembara dan mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun adalah karena pemberontakan bangsa Israel sendiri. Mereka sering kali memberontak terhadap Tuhan, tidak beriman kepada-Nya meskipun telah melihat mujizat-mujizat-Nya, tidak menaati perintah Tuhan dan berbuat sesuai keinginan hatinya sendiri. Hal inilah yang membuat mereka tidak bisa segera masuk ke Tanah Perjanjian. Sebab, Tuhan ingin menghapuskan segala sifat buruk mereka yang masih terbawa dari Mesir, sehingga ketika mereka memasuki Tanah Perjanjian, mereka memasukinya dengan hati dan kehidupan yang diperbaharui.

    Sebagaimana umat Israel, kita juga terkadang memperlambat berkat yang sudah Tuhan janjikan bagi kita. Ketidaktaatan, pemberontakan, dan pelanggaran terhadap firman-Nya bisa membuat berkat Tuhan menjadi "tertunda". Sebagaimana yang terjadi pada bangsa Israel ketika memberontak terhadap perintah Tuhan, sehingga Tuhan tidak mendengar teriakan minta tolong saat mereka diserang musuh. Tuhan kemudian membiarkan mereka tinggal di Kadesh dalam waktu yang lama. Mereka tidak mendapat perintah untuk segera berangkat menuju Tanah Perjanjian.

    Tuhan terlebih dahulu akan menempa hidup kita untuk menghilangkan sikap memberontak kepada-Nya. Tempaan Tuhan sering kali terasa sangat berat oleh karena kita tidak rela menerimanya. Namun, yang pasti Tuhan tidak akan menempa kita melebihi kekuatan kita. Setelah kita dinyatakan siap oleh Tuhan, barulah berkat itu akan dicurahkan kepada kita. Berjalan dalam kehendak Tuhan itu sungguh indah, karena janji-janji-Nya yang sangat manis tersedia untuk kita. Namun, bila kita mengikuti kehendak sendiri, yang kita dapatkan hanyalah masalah dan petaka. Tidak ada janji manis Tuhan bagi mereka yang menuruti keinginan dan kehendak hatinya. Karena itu, marilah kita "bekerja sama" dengan Tuhan dengan menuruti firman-Nya, dan tetap percaya pada janji-Nya, sehingga berkat Tuhan yang datang kepada kita tidak tertunda. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, dengan tuntunan Roh-Mu, aku akan terus menaati perintah-perintah-Mu agar janji-janji-Mu dalam hidupku dapat terlaksana. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 6 Maret 2024

    Bacaan:

    "Aku menyangka dalam kebingunganku: "Aku telah terbuang dari hadapan mata-Mu." Tetapi sesungguhnya Engkau mendengarkan suara permohonanku, ketika aku berteriak kepada-Mu minta tolong." (Mazmur 31:23)

    Renungan:

    Ada seorang wanita yang berdoa dan percaya bahwa suaminya bisa datang ke gereja bersamanya. Hal ini berlangsung dari tahun ke tahun. Dia sangat bertekad dan bersemangat. Dia melakukan segalanya yang dia bisa. Wanita ini meletakkan ayat firman Tuhan di seluruh rumahnya. Ia selalu meninggalkan Alkitabnya terbuka, dengan berharap suaminya bisa tertarik untuk membacanya. Wanita ini juga selalu mendorong suaminya untuk datang ke gereja bersamanya. Terlepas dari semua yang sudah dilakukan wanita ini, suaminya tetap tidak berubah. Setelah beberapa, hal ini mulai membuatnya frustasi dan putus asa. Dia kehilangan sukacitanya Dia tidak memiliki semangat seperti dulu. Akhirnya dengan putus asa dan kecewa dia berkata kepada pembimbing rohaninya, "Pak, saya tidak tahu apa lagi yang bisa saya lakukan." Pembimbing rohaninya mengatakan padanya bahwa hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah melepaskan seluruh masalahnya, dan menyerahkannya kepada Tuhan. Kemudian pembimbing rohaninya berkata lagi, "Anda sudah melakukan semua yang dapat Anda lakukan, Anda telah berdoa. Anda sudah percaya. Sekarang letakkan semua di atas mezbah Tuhan dan berkata, "Tuhan, jika dia tidak pernah akan datang ke gereja sekalipun, saya masih akan bahagia. Tuhan, jika dia tidak pernah berubah, saya masih akan memercayai Engkau sepenuhnya." Kemudian wanita itu menyerahkan suaminya pada Tuhan, dan dia menjadi orang yang berbeda. Kini, dari minggu ke minggu selalu tampak senyum lebar di wajahnya. Dia tidak marah atau frustasi lagi. Dia menikmati hidupnya dan memercayai Allah. Lalu sekitar dua tahun kemudian pada suatu Minggu pagi, tiba-tiba, suaminya berkata, "Aku ingin pergi ke gereja dengan kamu hari ini." Wanita ini hampir pingsan! Ini benar-benar keinginan dari suaminya sendiri. Sejak saat itu suaminya selalu ikut ke gereja. Itu sudah lebih dari empat tahun yang lalu, dan sekarang mereka berdua hampir tidak pernah melewatkan setiap ibadah gereja.

    Mungkin saat ini kita memiliki beberapa hal yang perlu kita serahkan kepada Tuhan. Apakah ada orang-orang yang membuat kita frustasi karena mereka tidak berubah? Apakah ada keadaan atau situasi sulit yang belum juga berubah sesuai dengan harapan dan keinginan kita? Jangan lagi gelisah, mari berkata, "Tuhan Yesus Kristus, saya sudah melakukan semua yang bisa saya lakukan. Saya tidak akan menjalani hidup saya dengan marah lagi. Saya tahu hanya Engkau Tuhan Yesus Kristus yang dapat mengubah orang dan mengubah keadaan. Jadi saya akan melakukan yang terbaik dan mengizinkan Engkau yang berdaulat untuk mengerjakan yang terbaik bagiku." Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, saya serahkan semua orang-orang yang saya kasihi. Berkatilah mereka dan ubahlah mereka menjadi pribadi pembawa damai. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 5 Maret 2024

    Bacaan: "Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna." (Kolose 1:9)

    Renungan:

    Suatu hari Putri sedang berulang tahun Namun, hari itu ibunya dari pagi sampai siang hanya bersantai di kamar tanpa berbuat apa-apa. Putri pun menjadi kesal, marah, dan jengkel, "Huh, ibu sudah tidak sayang lagi padaku. Sudah tidak ingat hari ulang tahun anaknya sendiri."

    Kemudian dengan perasaan marah dan sedih, Putri pergi meninggalkan rumah begitu saja. Perut kosong dan pikiran yang dipenuhi kejengkelan membuatnya berjalan sembarangan. Saat melewati sebuah gerobak penjual bakso dan mencium aroma nikmat, tiba-tiba sang tukang bakso menyapa, "Mau beli bakso, Neng? Duduk saja di dalam." "Mau, Bang. Tapi saya tidak punya uang." jawabnya tersipu malu. "Bagaimana kalau hari ini abang traktir kamu? Duduklah, abang siapin mi bakso yang super enak." Putri pun segera duduk di dalam. Tiba-tiba, dia menangis. "Lho, kenapa menangis, Neng?" tanya si abang bakso. "Saya jadi ingat ibu saya, Bang. Sebenarnya hari ini ulang tahun saya. Malah abang, yang tidak saya kenal, yang memberi saya makan. Ibuku sendiri tidak ingat hari ulang tahunku apalagi memberi makanan kesukaanku. Saya sedih dan kecewa, Bang." "Neng cantik, abang yang baru sekali aja memberi makanan bisa bikin neng terharu sampai nangis. Lha, padahal ibu dan bapak Neng, yang ngasih makan tiap hari, dari Neng bayi sampai segede ini, apa Neng pernah terharu begini? Jangan ngeremehin orangtua sendiri Neng, ntar nyesel lho." Putri seketika tersadar, ia segera menghabiskan makanan dan mengucapkan banyak terima kasih, lalu bergegas pulang. Setiba di rumah, ibunya menyambut dengan pelukan hangat, wajah cemas sekaligus lega, "Putri, dari mana kamu seharian ini, ibu tidak tahu harus mencari kamu ke mana. Putri, selamat ulang tahun ya. Ibu telah membuat semua makanan kesukaan Putri. Putri pasti lapar kan! Ayo nikmati semua itu." Putri pun menangis dan menyesal di pelukan ibunya. Dan yang membuat Putri semakin menyesal, ternyata di dalam rumah hadir pula sahabat-sahabat baik dan paman serta bibinya. Ternyata ibu Putri membuatkan pesta kejutan untuk putri kesayangannya.

    Seringkali kita sebagai anak-anak Tuhan berpikir negatif terhadap apa yang Tuhan lakukan untuk kita. Sehingga itu menyebabkan kita ngambek bahkan marah kepada Tuhan. Tidak jarang pula akhirnya kita berusaha lari dan mencari kepuasan sendiri. Namun, mari kita renungkan seberapa besar berkat yang sudah Tuhan berikan kepada kita, baik itu berkat secara jasmani ataupun rohani. Belajarlah bersyukur atas semua yang sudah kita terima dari Tuhan, karena rancangan yang Tuhan berikan adalah rancangan yang indah yang memberikan sukacita dan damai sejahtera. Bila saat ini, kita mungkin sedang mengalami kejadian-kejadian yang di luar keinginan kita, jangan cepat-cepat kecewa sama Tuhan. Jika sampai saat ini, doa kita mungkin belum juga di jawab oleh Tuhan, jangan cepat-cepat marah dan berburuk sangka sama Tuhan karena kita tidak pernah tahu, kalau Tuhan sedang menyiapkan pesta kejutan bagi kita anak yang dikasihi-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku sering bersungut-sungut dan marah pada-Mu ketika sesuatu terjadi tidak seperti yang kuinginkan. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 4 Maret 2024

    Bacaan:

    "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8)

    Renungan:

    Suatu kali seseorang mengirimkan WA ke sahabat karibnya: "Bro, aku lagi butuh 750 ribu, penting banget, darurat. Please, tolong pinjami aku dulu buat bayar kosan kalau enggak aku akan diusir nich". Sahabatnya membalas: "Tunggu setengah jam ya bro, nanti aku transfer." Waktu pun berlalu. Setengah jam, satu jam, bahkan dua jam berlalu. Saat dihubungi HP sahabatnya sudah tidak aktif. la pun kecewa kepada sahabatnya itu. la merasa sahabatnya telah meninggalkannya. Bahkan setelah dua jam berlalu HP sahabatnya belum juga bisa dihubungi, tidak aktif! Akhirnya dengan kesal ia mengirim WA ke sahabatnya tersebut, "Selama ini aku tidak pernah mengecewakanmu bro. Selama ini kita saling bantu. Kita sudah seperti saudara. Tapi kenapa sekarang engkau lari dariku?! Apa salahku?! Kalau memang tak bisa kabari saja! Biar aku cari di tempat lain." Namun yang terjadi adalah WA tersebut hanya centang satu. Setengah jam kemudian sahabatnya itu menelepon, namun baru saja ia bertanya, mengapa tak bisa dihubungi, tiba-tiba ada WA masuk dan sahabatnya memohon izin mematikan telepon terlebih dahulu. Ternyata itu WA yang tadi dikirim. Setelah dibaca, sahabatnya menelpon kembali dan berkata, "Ya ampun bro. Bukan begitu maksudku. Aku tidak bermaksud mematikan HP untuk lari darimu. Aku mematikan HP karena aku sedang menjual HPku untuk membantu kebutuhanmu. Lalu, dari sisa penjualan, aku belikan HP second agar bisa menghubungimu". Betapa malunya ketika mengetahui bahwa sahabatnya itu justru berkorban dengan menjual HP nya demi membantu dirinya.

    Sebuah prasangka atau persepsi buruk dapat menghancurkan sebuah hubungan yang baik. Entah itu hubungan suami istri, hubungan orang tua dan anak, hubungan antar saudara ataupun hubungan antar teman. Oleh karena itu kita seharusnya tidak terlalu cepat berprasangka buruk dan menilai orang hanya berdasarkan sepotong kejadian saja. Padahal belum tentu ia berperilaku seperti dugaan kita. Jika kita mudah sekali berprasangka buruk terhadap orang lain, bagaimana kita akan menunjukkan kasih Kristus kepada mereka semua? Selama prasangka dan persepsi yang buruk masih memenuhi kehidupan kita, maka kita juga tidak akan pernah bisa mengasihi orang lain dengan tulus. Hidup kita akan dipenuhi dengan rasa curiga. Jadi, mari selalu memohon bimbingan dan tuntunan Roh Kudus. Bersikap hati-hati itu sangat penting dan perlu dilakukan supaya kita tidak mudah tertipu, namun bila terlalu berlebihan maka hal itu akan melenyapkan kasih kita dan memunculkan kebencian yang menghalangi kemuliaan Tuhan bersinar melalui kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, kuduskanlah pikiranku agar aku tidak mudah berprasangka negatif terhadap orang lain agar damai sejahtera-Mu tetap ada bersamaku. Amin. (Dod).