Episódios
-
Mulai dari Dinda siapalah itu yang gak gue kenal. Sampe ngomongin Cambridge Analytica dan football science. Intinya gak ada abisnya kalo ngomongin media sosial. Kalo ada apa2 bisa ke [email protected] ya! #viewpointpodcast
-
Artis TV rame-rame masuk Youtube, ada yang menganggap Youtube telah berubah. Lalu, content creator harus bersikap seperti apa? Terus hubungannya apa sama kutipan yang ada di cover? Kok bawa-bawa Orde Baru? Selamat menikmati, gue mau nonton konten yang lagi trending dulu.
-
Estão a faltar episódios?
-
Kalo kamu ngerasa gak bisa desain, janganlah berkecil hati, karena dengan pede aja karyamu bisa mejeng di mana-mana. Masih gak percaya? Kamu bisa cek akun Twitter @pemkotbekasi. Aduh gue mah cuma bisa pake Canva... Yaelah itu mah udah jago banget, buoooooz :))
-
Baru-baru ini Forbes merilis laporan 100 negara paling aman dari COVID-19, Indonesia secara (tidak) mengejutkan berada di urutan 96 dari 100 negara tersebut. Sebegitu buruknya kah? PSBB berakhir dan tempat makan kembali disesaki banyak orang. Siapkah kita?
-
Setelah dianggurin lebih dari setahun, Viewpoint kembali lagi mengudara.
-
Bagi gue Ramadan selalu spesial. Di episode ini, gue ngomongin makaroni dan lidi-lidian, tugas ngumpulin tanda tangan ustad, dan tradisi bangunin orang sahur. Kalo lo, apa yang lo inget saat Ramadan?
-
Di episode ini, gue ngobrol sama seorang visual artist @karikatoer (Khoirul Anwar) tentang persistensi dalam berkarya, penemuan diri melalui gambar, dan alam semesta yang selalu mendukungnya. Semoga menginspirasi bagi siapapun yang ingin berkarya :)
-
Hampir dua minggu setelah Pemilu Serentak 2019, gue mengulas sedikit terkait perlunya revisi UU Pemilu, pemaknaan kekalahan versi Pak Prabowo, dan peran rakyat setelah politik lima tahunan berakhir.
-
Dua hari lagi rakyat Indonesia akan menyambut hari pemilihan umum. Refleksi setahun ke belakang, polarisasi terjadi di hampir semua lapisan masyarakat, bahkan di komunitas terkecil sekalipun seperti keluarga. Presiden terpilih harus mampu menjamin polarisasi tidak melebar pasca pemilu, Yang paling penting, mandat rakyat harus dipenuhi. Selamat memilih Indonesia!
-
Salah satu episode favorit gue di #ViewpointPW. Kenapa? Awalnya mau ngomongin golput aja, tapi merembet ke banyak bahasan. Mulai dari ngomongin milenial (lagi), tradisi debat parlemen Inggris, pengawasan negara di era big data, dll. Di sini gue ditemani ex-LPM DIANNS (Ichan, Danar, dan Esa). Thanks sobs. Lo harus dengerin sampe abis! :)
-
Jokowi dan Prabowo kembali menjalani debat capres putaran kedua atau debat keempat dari rangkaian debat pilpres 2019. Yang menarik, Prabowo bersikap cukup ofensif sepanjang debat, sementara Jokowi cenderung bersikap lebih tenang jika dibandingkan apa yang ditampilkannya pada debat putaran pertama. Menariknya, Jokowi sempat melontarkan jargon untuk menggaet generasi milenial. Ia sebut, pemerintahan dilan atau digital melayani untuk menjawab visi-misi di bidang pemerintahan. Sebegitu pentingkah suara milenial pada pilpres kali ini? dapatkah milenial berperan lebih dari sekadar objek politik? Semuanya dapat lo temui di episode ini.
-
Sebanyak 16 partai politik nasional akan bertarung pada pileg 2019, ambang batas parlemen sebesar 4 persen menjadi tantangan sendiri bagi mereka. Sedangkan, efek ekor jas diyakini hanya dinikmati oleh dua (2) partai pengusung capres dan cawapres, yaitu PDI-P dan Gerindra. Sementara yang lainnya harus berjuang sendiri untuk memastikan mereka mendapatkan tempat di DPR. Bagaimana prediksi dan peluangnya? Lo bisa temui di episode ini.
-
Gue percaya setiap suara harus dihargai mahal dan diperjuangkan dengan susah payah oleh para caleg, termasuk bagi mereka yang bertarung di Pileg 2019. Jadi, mau suara gue? Usaha. Sini kasih rekam jejak lo dan apa yang pengen lo lakuin di parlemen. Tanpa itu, maaf-maaf nih, golput adalah jalan keluarnya. Bahasan lengkapnya ada di episode ini.
-
Gue ngomongin pengalaman gue dari SMP sampe sekarang menggunakan transportasi publik. Mulai dari enggak ada pilihan moda transportasi yang memadai, merasakan transformasi KAI, menjadi pengguna aktif komuter line, hingga merespon kehadiran MRT Jakarta. Semuanya gue omongin di episode ini.
-
Gue ngomongin debat cawapres, blunder Tirto, dan hasil survei Kompas mengenai elektabilitas paslon capres-cawapres. Pilpres kurang dari sebulan lagi, strategi apa yang bisa digunakan untuk memenangi pilpres, jawabannya lo temui di episode ini.
-
Gue ngomongin OTT Romahurmuziy, Ketua Umum PPP di Surabaya. Termasuk sekilas ngomongin penembakan brutal di dua mesjid di kota Christchurch, Selandia Baru
-
Gue ngomongin update mengenai #Viewpoint, grup WhatsApp keluarga menjelang pilpres, dan kemungkinan golput karena gak kenal/tahu rekam jejak para caleg
-
Gue ngomongin masa kampanye yang super lama, efeknya, dan pantauan gue terhadap kampanye yang udah berjalan
-
Golput dianggap sebagai ancaman demokrasi bagi sejumlah kalangan, sayangnya gue gak melihat itu. Justru golput yang didasari atas keputusan politik rasional, merupakan kontrol sosial terhadap jalannya praktik-praktik politik yang ada.
-
Setelah di episode sebelumnya gue menjabarkan beberapa alasan kenapa Jokowi gak layak dipilih kembali jadi presiden. Nah, di episode ini gue juga berusaha menyampaikan perspektif gue kenapa Prabowo gak layak jadi presiden. Lo mamam tuh... kalo pada gak layak terus siapa dong? ya presiden alternatif, Nurhadi-Aldo :)
- Mostrar mais