Episodes
-
Saya membahas buku The Mountain Is You karya Brianna Wiest. Buku ini membahas bagaimana cara membuka potensi diri. Setiap orang ibaratnya punya gunungnya sendiri yang perlu dilewati. Istilah gunung seringkali digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan perjalanan seseorang. Mungkin saja mereka berjuang untuk keluar dari kemiskinan, menaiki tangga karir yang lebih tinggi, dan sebagainya. Namun dalam perjalanan tersebut, ternyata kita seringkali melakukan sabotase diri. Kita tidak bersedia untuk berubah atau kembali lagi ke kebiasaan buruk, dan sebagainya. Alhasil, melewati gunung tersebut seakan menjadi sebuah perjalanan yang sangat berat dan seakan mustahil untuk dilewati. Pada akhirnya, musuh utama bukanlah berasal dari luar diri, tapi dirimu sendiri.
-
Saya membahas bagaimana cara menemukan pekerjaan yang kamu cintai. Ini merupakan rangkuman dari video TED Talk Scott Dinsmore yang berjudul How to Find Work You Love dan diolah dari berbagai sumber. Apakah kamu mencintai pekerjaanmu? Atau yang penting dapet gaji setiap bulan? Tentu saja, tujuan utama kamu bekerja, ya untuk mencari uang. Namun, apakah hal ini saja sudah cukup? Untuk bisa bekerja dengan baik, gaji yang pantas memang faktor yang penting, tapi jauh lebih penting adalah kecintaan kamu terhadap pekerjaan tersebut. Banyak riset menemukan, ketika seseorang mencintai pekerjaannya, maka orang tersebut bekerja lebih keras, lebih kreatif, dan mampu memberikan hasil yang memuaskan.
-
Missing episodes?
-
Saya membahas buku Goals! karya Brian Tracy. Buku ini membahas cara mencapai hal besar dalam hidup. Kenapa ada orang yang bisa mencapai hal besar yang dia inginkan? Tapi ada juga orang yang hanya ingin hidup yang lebih baik? Jawaban yang berbeda akan menentukan hidupmu seperti apa. Perlu dipahami, tujuan itu berbeda dengan keinginan. Tujuan itu jelas, tertulis, dan spesifik. Tujuan dapat dijelaskan dengan mudah kepada orang lain. Kamu bisa mengukurnya dan kamu tahu kapan kamu mencapainya atau tidak.
-
Saya membahas buku Just Listen karya Mark Goulston. Buku ini membahas bagaimana bisa berkomunikasi yang baik dengan mendengar. Bagaimana caranya agar orang lain memahami apa yang kita sampaikan? Apakah kamu pernah berbicara dengan seseorang, tapi kok orang tersebut sulit banget memahami apa yang kamu katakan? Misalnya, kamu sedang berbicara dengan rekan kerja, klien yang keras kepala, atau bisa juga dengan pasangan. Situasi yang kurang baik bisa makin parah apabila masing-masing pihak hanya pakai emosi. Namun semua hal tersebut bisa berubah, dimulai dari langkah sederhana, cukup dengarkan orang lain tanpa menghakimi. Ketika kita mendengar apa yang orang lain sampaikan, berusaha memahami posisi mereka, maka peluang kita untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang tersebut akan semakin besar.
-
Saya membahas alpha male itu sebenarnya ada gak sih? Apakah orang yang kasar, mengintimidasi orang lain, adalah ciri seorang pria yang hebat? Belakangan ini, kita mendengar ada seorang pria yang bilang kalau dia ingin punya pasangan yang bodoh dan penurut. Karena, ketika seorang alpha male bertemu dengan alpha female, maka tidak akan cocok. Bener gak sih? Apakah setiap pria dan wanita hanya bisa masuk dalam dua kategori itu? Alpha dan Beta?
-
Saya membahas buku First Things First atau Dahulukan Yang Utama karya Stephen R. Covey, A. Roger Merrill dan Rebecca R. Merrill. Buku ini membahas soal hal apa yang bisa membawa kebahagiaan dalam hidup? Setiap harinya, kita mungkin saja terjebak dalam kesibukan. Kita mengerjakan satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. Hal ini berjalan terus menerus. Namun, apakah kamu pernah bertanya, apakah yang saya lakukan ini, dapat membantu saya mencapai hal besar dalam hidup? Apakah kegiatan yang saya lakukan sekarang, dapat mendekatkan saya pada tujuan yang ingin saya capai? Pertanyaan ini sangat penting dan dapat membantu kita untuk menyusun prioritas dalam hidup. Kita tidak lagi mengerjakan semua pekerjaan yang datang sesuai nomor antrian, tapi menyusunnya berdasarkan tujuan besar yang ingin kita capai dalam hidup.
-
Saya membahas soal perseteruan antara Elon Musk dan Twitter. Sebagai pemilik saham terbesar, konglomerat Elon berusaha untuk mencaplok Twitter dengan memperbanyak kepemilikan sahamnya. Direksi Twitter pun tidak tinggal diam, mereka berencana untuk mengaktifkan poison pills atau pil beracun untuk memaksa Elon untuk mengurungkan niatnya. Apa sih itu poison pill? Apakah Elon berani menelan pil racun tersebut?
-
Saya membahas buku What Money Can't Buy karya Michael J. Sandel. Buku ini membahas hal apa yang seharusnya tidak boleh dibeli dengan uang. Di era sekarang, ibaratnya kita bisa membeli apapun. Apakah kamu tahu, kalau kamu bisa membayar kamar penjara yang lebih nyaman, hanya dengan 1.2 juta rupiah per malam? Di California dan berbagai kota lainnya di Amerika Serikat, narapidana dengan kasus non kekerasan bisa menikmati fasilitas tersebut apabila mereka sanggup membayarnya. Ini adalah contoh yang menarik. Pertanyaanya sekarang seperti ini, apakah semua hal boleh dibeli dengan uang? Penulis berusaha memberikan pandangan dari sudut pandang moral, kalau ketika semua hal bisa dibeli dengan uang, maka hal ini bisa berbahaya. Bukan hanya dari sudut pandang etika, tapi hal ini akan memperlebar kesenjangan sosial dan ibaratnya dunia hanya milik yang punya uang saja.
-
Saya membahas buku The Paradox of Choice karya Barry Schwartz. Buku ini membahas kalau terlalu banyak pilihan justru membuat pilihan kita jadi buruk. Lah, kok gitu sih? Di era sekarang, tersedia begitu banyak pilihan, mulai dari memilih susu, celana jeans, produk investasi, dan sebagainya. Ketika dihadapkan begitu banyak pilihan, kita biasanya masuk dalam dua kategori, kategori pertama, berusaha mencari penawaran terbaik atau yang kedua, mencari barang atau jasa yang cocok dengan kriteria, kalau sudah cocok ya beli saja. Ternyata hidup kita lebih bahagia apabila kita masuk dalam kategori nomor dua. Ketika kita sibuk membandingkan semua hal dan mencari yang terbaik, kita cenderung kecewa atas pilihan kita sendiri, apabila setelah memilih, eh ternyata muncul pilihan yang lebih baik atau lebih murah.
-
Saya membahas soal gaji besar, belum tentu tabungannya banyak. Apakah kamu pernah dengar atau baca soal seorang pria nekad merampok bank karena terlilit hutang miliaran rupiah? Padahal, gajinya boleh dibilang cukup besar, 60 juta per bulan. Mungkin alasan utamanya adalah orang ini mengalami lifestyle inflation, situasi di mana ketika pendapatan seseorang naik, begitu juga dengan gaya hidupnya. Inilah yang membuat kita merasa tidak pernah cukup. Kenapa gaji naik, tapi kok selalu merasa kurang? Apakah kamu pernah merasakan hal yang sama?
-
Saya membahas buku You Are Not So Smart karya David McRaney. Buku ini membahas kalau sebenarnya, kita tidak sepintar yang kita pikir. Riset membuktikan kalau kita seringkali menipu diri sendiri dengan misalnya, memberi makna dalam situasi yang acak, hanya mencari informasi yang sudah kita yakini benar, dan mengarang cerita untuk menjelaskan preferensi bawah sadar kita. Delusi ini yang membuat kita tetap waras dan berkembang, namun di sisi lain, hal ini bisa berbahaya. Kita mudah menghakimi dan mudah mendengarkan seseorang yang dianggap ahli. Tentu saja, tidak ada orang yang 100% bebas dari hal tersebut, namun kita bisa memulai dengan menyadarinya.
-
Saya membahas kalau mendobrak pemikiran lama dan mencoba hal baru, bisa menciptakan sesuatu yang ajaib. Ini merupakan rangkuman dari video TED Talk Christina Tosi yang berjudul My Secret to Creating Real Magic dan diolah dari berbagai sumber. Darimana ide kreatif berasal? Kita pasti bertanya-tanya, kenapa ada orang yang bisa menelurkan sebuah ide kreatif? Ternyata, kebanyakan orang yang kreatif merupakan pemberontak. Mereka berani keluar dari status quo dan melanggar pakem yang sudah ada.
-
Saya membahas buku The Power of Your Subconscious Mind karya Joseph Murphy. Buku ini membahas kemampuan dari pikiran bawah sadar. Ketika kita yakin pada sesuatu dan memvisualisasikannya dengan jelas, maka kita bisa melepaskan semua rintangan mental untuk mencapai hasil yang kita inginkan. Pikiran bawah sadar selalu bekerja, entah membantu kita mencapai apa yang kita inginkan atau malah menghambat kita mencapai hal besar. Kita bisa belajar menggunakan kemampuan pikiran bawah sadar dengan latihan berpikir positif dan visualisasi hidup yang kita inginkan.
-
Saya membahas buku The Body Keeps the Score karya Bessel van der Kolk M.D.. Buku ini membahas bagaimana tubuh dan pikiran bisa bersatu untuk mengobati kita dari kejadian yang traumatis. Ketika bicara soal trauma, mungkin kita tidak berpikir kalau itu terjadi di dekat kita. Mungkin saja hanya terjadi pada seseorang yang mengalami kondisi yang ekstrim, misalnya pulang dari perang, menjadi korban bencana alam, dan sebagainya. Namun, siapa saja bisa mengalami trauma, trauma bisa terjadi pada teman kita, keluarga kita, tetangga kita, dan sebagainya. Mungkin yang tidak kita sadari yaitu trauma masa kecil. Misalnya, kamu berada di keluarga yang suka bersikap kasar atau ketika kecil, kamu cenderung tidak diperhatikan karena orang tua sibuk bekerja, hal ini ternyata bisa membentuk seseorang ketika dewasa. Mungkin saja, kamu jadi sulit mengontrol emosi atau tidak percaya diri ketika berada di masyarakat.
-
Saya membahas soal fenomena self healing dan anak muda. Apakah kamu sering dengar istilah self healing? Banyak anak muda menggunakan istilah ini saat pergi liburan untuk keluar dari kepenatan sehari-hari. Tapi, apakah benar? Bukankah kata yang lebih cocok adalah refreshing? Banyak penelitian memang menunjukkan kalau travelling punya dampak positif pada kesehatan mental. Namun perlu dipahami, pergi sejenak dari kenyataan tidak berarti kalau semua masalah kamu akan hilang. Namun yang terjadi, travelling membantu pikiran kamu kembali segar dan melihat hidup dari perspektif yang lebih jernih.
-
Saya membahas buku Free to Focus karya Michael Hyatt. Buku ini membahas bagaimana kita bisa fokus di dunia yang sibuk. Di era sekarang, kita tidak kekurangan informasi. Kita bisa mencari apapun di internet. Namun di sisi lain, ketika informasi tersedia begitu mudah, kemampuan kita untuk fokus menjadi hal yang paling berharga. Setiap harinya, kita terbiasa dipenuhi begitu banyak gangguan, mulai dari aplikasi di handphone, media sosial, dan sebagainya. Mungkin kita berpikir kalau selama ini kita bekerja dengan baik. Namun coba dilihat lagi, apakah yang kita kerjakan merupakan pekerjaan dengan kualitas tinggi? Atau pekerjaan kualitas rendah dengan jumlah yang banyak?
-
Saya membahas bagaimana cara mendeteksi kalau seseorang berbohong? Ini merupakan rangkuman dari video TED Talk Pamela Meyer yang berjudul How to Spot a Liar dan diolah dari berbagai sumber. Apakah kamu pernah berbohong? Pastinya iya, semua manusia boleh dibilang pasti pernah berbohong. Mungkin bukan kebohongan besar yang merugikan orang lain, tapi kita mungkin berbohong hanya demi menjaga perasaan seseorang, berusaha tampil menjadi orang yang baik, dan sebagainya. Menariknya, semakin pintar spesies tertentu, maka kecenderungan spesies itu berbohong akan semakin tinggi. Tidak heran, manusia sebagai spesies terpintar di dunia ahli dalam melakukan kebohongan.
-
Saya membahas buku Sway karya Ori Brafman. Buku ini membahas kenapa perilaku manusia suka gak ada logika? Tentu saja, semua orang mengaku kalau dirinya merupakan orang yang rasional. Tapi di beberapa kesempatan, mereka seringkali mengambil keputusan yang tidak rasional. Misalnya gini, kenapa kita sulit keluar dari hubungan percintaan yang toxic? Kenapa kita dengerin sebuah nasehat, hanya karena berasal dari seseorang yang penting atau kelihatan kredibel? Padahal nasehat yang sama kita juga dengarkan dari orang lain, tapi tidak kita pedulikan? Ini adalah contoh kecil dari sekian banyak perilaku irasional yang seringkali kita lakukan.
-
Saya membahas buku How to be a Productivity Ninja karya Graham Allcott. Buku ini membahas bagaimana menjadi produktif di era modern. Mungkin kita belajar kalau untuk jadi produktif, kita harus belajar soal manajemen waktu, tapi hal ini kurang tepat. Bagaimana kalau kita tidak fokus ke manajemen waktunya, tapi fokus membuat perhatian kita fokus pada hal yang sedang kita kerjakan? Pola pikir ini akan mengubah cara pandang kita soal produktivitas. Ingat, menjadi sibuk itu bukan tandanya kamu kerja. Bekerja itu harus ada hasilnya, bentuknya seperti apa, atau pencapaian apa yang sudah dihasilkan. Jadi, boleh dibilang waktu yang panjang seharusnya jangan jadi tolak ukur produktivitas seseorang.
-
Saya membahas kenapa kita sulit menabung? Ini merupakan rangkuman dari video TED Talk Shlomo Benartzi yang berjudul Saving for tomorrow, tomorrow dan diolah dari berbagai sumber. Bagi sebagian orang, menabung merupakan sebuah kebiasaan rutin setiap bulan. Namun, bagi sebagian lainnya, kenapa menabung itu sulit sekali? Kenapa kita selalu merasa tidak pernah cukup walaupun gaji kita naik?
- Show more