Episodios
-
Awal dari polemik kebudayaan yang kedua tentang permasalahan arah pendidikan Bangsa Indonesia dengan membedakan kompas Barat dan Timur.
Indonesia sekarang perlu putra-putra yang tajam pikirannya, individu yang mempunyai pemikiran, pandangan dan perasaan sendiri, yang tahu mengemukakan dan mempertahankan kepentingan dan haknya, yang senantiasa berjuang keras memperbaiki kehidupan dan penghidupannya lahir batin.
-
Saya tidak pernah berkata bahwa generasi baru tidak usah tahu kebudayaan lama. Saya hanya berkata bahwa generasi baru harus bebas, jangan terikat pada kebudayaan lama. Generasi baru harus mengetahui sebanyak mungkin tentang semua kebudayaan dunia dan di dalamnya tentu mencakup kebudayaan nenek moyang sendiri.
-
¿Faltan episodios?
-
Pertukaran gagasan yang positif antara Sutan Takdir Alisjahbana dan Sanusi Pane mengenai zaman pra-indonesia serta perbandingan Barat dengan Timur.
-
Tentangan pertama dalam gagasan yang ditulis oleh Sutan Takdir Alisjahbana oleh Sanusi Pane khususnya mengenai zaman pra-Indonesia.
-
Babak pertama dalam polemik kebudayaan dimulai oleh tulisan oleh Sutan Takdir Alisjahbana yang ditulis di majalah Pujangga Baru tahun III nomor 2, Agustus, 1935 dengan judul Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru: Indonesia - Prae Indonesia.
-
Salam, selamat datang kembali di Narasi Nara.
Hanya seorang Nara yang kembali meluangkan waktu untuk bersiniar sebelum waktu tidurnya. Setelah melewati hiruk pikuk akademik di semester lalu, saya tertarik dengan isu kebudayaan di Indonesia. Isu kebudayaan di Indonesia sudah dipenuhi dengan gejolak bahkan sebelum negara Indonesia itu ada. Oleh karena itu, pada seri kali ini, saya akan menapak tilas pergulatan pemikiran para cendekiawan di tahun 1930an tentang kebudayaan Indonesia. Dengan membaca ulang tulisan mereka, kita bisa merenungkan relevansi pemikiran mereka di masa sekarang. Daripada saya membacanya seorang diri, lebih baik dibuatkan podcast agar bisa didengar kembali bersama-sama dengan kawan pendengar.
Selamat mendengar!
-
Ngobrol sama Shania emang sesuatu banget bahkan sampe jadi sesi terpanjang yang hampir 1 jam! Shania yang kita tau di permukaan bukan berarti kita menyadari Shania yang seutuhnya. Layaknya bongkahan es di tengah laut, es yang kita lihat di permukaan belum berarti kita menyadari es seutuhnya yang ada di bawah permukaan laut. Dari sinilah, aku menyadari sisi-sisi lain seorang Shania yang tidak banyak orang tahu. Kita menyelami berbagai hal mulai dari niatan, perjuangan, tantangan, sampai harapan kehidupan seorang Shania. Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik. Mari menyelam bersama Nara Si Nara.
-
ANASS! seneng banget ketemu dan diskusi lagi sama temenku ini yang bener-bener keren. Sejak kelas 11 kita sama-sama pejuang PTN dan dia adalah bucin UI to the max. Ternyata, ada rencana yang lebih besar menantinya. Tiga kali membaca "maaf, anda tidak diterima di UI" sempat membuat dunianya runtuh tapi sekarang ia sadar bahwa itu adalah hadiah terbaik yang ia dapat. Gap Year memberinya kesempatan untuk lebih mengenal diri dan mengetahui apa yang sebenarnya yang ia mau. Ada satu hal yang ingin dia katakan pada semua orang dan kini, ia ingin membagikan pembelajrannya kepada kita semua di NARA SI NARAA!!!
-
Di episode kali ini, saya berbincang dengan kawan satu departemen MKP UGM yang memiliki banyak karya dan mimpi yang besar yaitu Hanif Imaduddin. Melalui kanal Ruang Hanifnya, ia melatih diri untuk bisa menjadi komunikator yang baik dan semoga, bisa mencapai mimpinya. Bersama-sama, kita akan mendengar bagaimana proses seorang Hanif menjadi Hanif dan apa yang ia percayai.
-
Kali ini saya berdiskusi dengan kawan dekat saya yaitu Azzam Zevar. Sejak kecil telah terjun di dunia tater dan merasakan setiap sistem pendidikan di Indonesia. Bersama sebagai Anggota Parlemen Remaja 2019, dia juga mendirikan The Celvie untuk membuat generasi Indonesia berprestasi. Karya-karyanya telah banyak memberikan dampak baik bagi banyak orang, dan sekarang kita akan belajar bersama hanya di Nara si Nara.
-
Nara Si Nara adalah usaha ekspresi sepenuhnya sebagai seorang Nara yang ingin menghubungkan manusia dengan manusia agar bisa bersama-sama belajar berkehidupan. Di episode pertama ini, saya akan bersama salah satu kawan yaitu Jason Axellino yang memiliki banyak persamaan dan juga karya yang menginspirasi banyak orang. Perjuangannya sebagai anak daerah yang merantau membuat dirinya memiliki mimpi besar bagi dirinya dan sesama. Mari kita dengarkan bersama hanya di Nara Si Nara.