Episodios
-
Dalam perjalanan menuju kedewasaan politik, mahasiswa memiliki peran krusial sebagai pemilih pemula. Pada tahap ini, mereka mulai terlibat secara langsung dalam proses demokrasi dan memiliki tanggung jawab untuk membentuk pandangan politik yang cerdas dan kritis.
Namun, tantangan muncul ketika mereka dihadapkan pada fenomena politainment yang melibatkan kehidupan pribadi tokoh-tokoh publik sebagai fokus utama. Praktik politainment memainkan peran penting dalam membentuk persepsi politik mereka. Berita yang menyoroti aspek-aspek dramatis, personal, dan kontroversial seringkali lebih menarik bagi mereka daripada isu-isu kebijakan publik yang kompleks.
Relawan Remotivi Semarang bersama dengan LPM OPINI, BP2M Unnes, dan SKM Amanat mencoba untuk menguliti praktik politainment di masa Pemilu 2024 ini. Selamat mendengarkan!
-
Bagi sebagian besar orang, memiliki kegemaran terhadap Korean Wave acapkali dianggap sebagai sebuah aktivitas yang tidak memiliki nilai dan kegunaan. Namun, dari perspektif penggemar Korean Wave sendiri, mereka menilai bahwa terdapat berbagai impak yang dirasakan setelah menjadikan Korean Wave sebagai hobi dan kesenangan mereka. Mulai dari yang paling sederhana seperti kebahagiaan, sampai yang paling kompleks seperti kehidupan.
-
¿Faltan episodios?
-
Setelah lama tidak mengudara, pada siniar perdana tahun 2022 ini Vani dan Almira mencoba membahas fenomena kekerasan seksual di ruang Kampus bersama Lenny Ristiyani, Staff Divisi Advokasi LRC-KJHAM. Hal ini dirasa penting karena berdasarkan data Komnas Perempuan sepanjang 2015-2020, dari keseluruhan pengaduan kekerasan seksual yang berasal dari lembaga pendidikan, sebanyak 27 persen kasus terjadi di perguruan tinggi. Survei Kemendikbud pada 2020 juga menyebutkan bahwa 77 persen dosen menyatakan kekerasan seksual pernah terjadi di kampus dan 63 persen tidak melaporkan kasus yang diketahuinya kepada pihak kampus. Mayoritas korban kekerasan seksual adalah perempuan.
Data tersebut sebenarnya tidak begitu mengejutkan, sebab berdasarkan penelitian yang dilakukan Guru Besar Kajian Gender UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Profesor Alimatul Qibtiyah Ph.D, dosen pria dan mahasiswa pria tidak menyebut kekerasan seksual sebagai masalah di kampus. Sementara banyak mahasiswi dan dosen perempuan yang justru menyatakan kekhawatiran terbesar mereka adalah kekerasan seksual di kampus. Mereka menganggap pelecehan seksual merupakan pelanggaran etika yang paling buruk.
Munculnya kekerasan berbasis gender sebagai fenomena gunung es bukan tanpa alasan, banyak penyintas enggan melapor karena faktor tertentu, mulai dari relasi kuasa hingga stereotip masyarakat yang patriarkis. Dari penelitian yang sama, masyarakat Indonesia hampir 70% gemar menyangkal dan cenderung menyalahkan korban. Hal senada disampaikan Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani. Menurutnya, korban yang kerap disalahkan oleh masyarakat sering menghadapi pengucilan bahkan sampai pengusiran dari tempat tinggal karena dianggap menodai komunitas masyarakat itu. Sehingga, ke mana perempuan mencari ruang aman di kolong bumi yang mengerikan ini?
-
Street-feeding adalah aktivitas mulia dengan memberi makanan pada hewan-hewan liar seperti kucing di jalanan. Undip Stray Cat Care, komunitas peduli kucing liar di Semarang akan berbagi pengalaman mereka selama melakukan kegiatan-kegiatan kerelawanan, termasuk Street-feeding.
Tentu bukan cuma yang baik-senang saja, tapi juga pengalaman unik sampai menyebalkan yang kesemuanya dapat menjadikan pelajaran bagi kita sebagai manusia, untuk lebih memahami arti kemanusiaan.
Dipandu Rahma dan Alivia, mari belajar jadi manusia dari street-feeding bersama UndipStrayCatCare. Selamat mendengarkan!
P.S: Kami melakukan perekaman ini secara tatap maya. Mohon maaf atas kendala teknis dalam perekaman yang tidak disengaja.
-
Octobe-riot! Bulan Oktober meninggalkan sejumlah memori buruk bakal calon kuat konten rewind di akhir tahun 2021. Meski diakhiri semringahnya Halloween dan Instagram Story October Dump, Oktober tetap jadi bulan ‘berdarah’ dengan rentetan kasus viral tentang kekerasan yang terjadi.
Di episode baru yang mengusung konsep baru bertajuk ‘FOMOPINION’, dua personel LPM Opini, Luthfi dan Inez bareng satu anak magang, Doy, berperan sebagai diri mereka sendiri, Mahasiswa sekaligus Netizen yang mungkin memang tidak punya kapabilitas, tapi toh, berhak bersuara.
Tiga anak Ilmu Komunikasi dari tiga angkatan berbeda ini bakal ngomongin isu-isu viral selama Oktober yang kebanyakan bercerita soal kekerasan; kasus Menwa UNS (3.55), Canon dan penyiksaan hewan lainnya (23.18), serta tak ketinggalan #PercumaLaporPolisi (43.15).P.S : Kami melakukan perekaman ini secara tatap maya. Mohon maaf atas kendala teknis dalam perekaman yang tidak disengaja.
-
Bermula dari keresahan Akhyari Hananto melihat reputasi buruk Indonesia di mata dunia serta memudarnya rasa cinta akan bangsa sendiri di kalangan anak muda, Good News From Indonesia (@gnfi) lahir. Menjadi media Indonesia pertama yang fokus pada berita-berita positif; Jurnalisme positif.
Praktik ini sudah diterapkan Shauna-Crockett Burrow bersama The Positive News sebelumnya, kehadiran jurnalisme positif di Indonesia yang diemban GNFI membawa ekspektasi untuk masyarakat Indonesia yang optimis dan madani.
Silvie Amalia, Strategic Partnership GNFI sekaligus Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) akan mengulas misi GNFI bagi Indonesia lewat kerja jurnalisme positif di era post-truth.
Dipandu Luthfi Maulana Adhari, selamat datang di OoPs! (Opini Podcast) episode 5!
P.S : Kami melakukan perekaman ini secara tatap maya. Mohon maaf atas kendala teknis dalam perekaman yang tidak disengaja
-
Episode ini adalah episode Opini Podcast yang paling bikin speechless. Kira-kira begitu testimoni Luthfi dan Dinda, podcaster di episode 4 yang kedatangan kedatangan dua tamu, Rahma dan Fika. Keduanya penyintas Covid-19. Keduanya kehilangan banyak hal karenanya. Bahasan ini bukan buat menakut-nakuti apalagi cari sensasi. Sebaliknya, semoga dengan ini kita bisa terus waspada dan saling jaga.
P.S : Kami melakukan perekaman ini secara tatap maya. Mohon maaf atas kendala teknis dalam perekaman yang tidak disengaja. -
Literasi sering disederhanakan dengan minat baca; yang tentu merupakan persepsi keliru. Literasi bukan hanya sekadar minat baca, jauh lebih dari itu, literasi juga bicara soal nalar kritis manusia, terlebih di era digital yang menjembatani umat pada zaman Post-Truth. Persebaran hoax, mudahnya sulutan sumbu pendek, sampai ujaran kebencian adalah segelintir contoh dangkalnya literasi yang acap kita jumpai di kehidupan sehari-hari.
Di episode ketiga ini, LPM OPINI akan mengulik literasi di era Post-Truth, dengan bintang tamu kak Aufar dari Ruang Telisik, Platform bagi kalian yang berminat di dunia sastra dan linguistik.
Selamat menikmati siniar kami! -
Pada episode dua kali ini Opini Podcast kedatangan tamu dari Ecostar Indonesia (@ecostar_id) yang bakal bahas bagaimana teknologi di era modern ternyata bisa jadi momok bagi tempat tinggal kita. Buat yang satu bulan sekali ganti earphone, satu semester sekali ganti handphone, atau satu tahun sekali ganti laptop. Podcast ini dipastikan sejenak akan menyadarkan anda.
-
Di samping manfaat yang umat manusia rasakan imbas laju teknologi komunikasi, muncul kejahatan-kejahatan baru dari tangan-tangan tak berbelas kasihan, salah satunya kejahatan atas gender. Teknologi tidak membiarkan manusia tidur. Semakin terbukanya ruang privasi kita, semakin mempersempit ruang aman atas kekerasan seksual, terutama di dunia siber. Penyintas semakin tidak berdaya akibat hukum yang lemah atas tidak kunjung disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual serta RUU Perlindungan Data Pribadi oleh pemerintah. Padahal, pada tahun 2020 saja KOMNAS Perempuan mencatat setidaknya terjadi 942 kasus KBGO, angka ini meningkat 3 kali lipat ketimbang tahun 2019. Lantas, sebagai istilah yang belum lama mencuat, sudahkah kita mengenal KBGO dan bagaimana kita mesti bersikap? Temukan penjabaran detail selama 56 menit bersama Luthfi dan Almira yang kedatangan tamu dari kawan-kawan Diponegoro Gender and Human Right Center (GHRC). Notes : Kami melakukan perekaman ini secara daring. Mohon maaf atas kendala teknis dalam perekaman yang tidak disengaja.