エピソード
-
Ada yang suka sama kopi dengan dua sendok gula, tapi ada juga yang gak suka pake gula. Rasa cukup setiap orang emang beda, tapi sering nya selera manusia suka diatur atur supaya sama.
-
Ya perempuan itu adalah aku
-
Aku mendefinisikan kehilangan sebagai kamu
-
Sesungguhnya kita benar-benar butuh teman
-
Karena dianggap gak konsisten sama omongan, banyak dari manusia yang mencemooh perubahan yang terjadi dengan manusia lainnya. Padahal sebenarnya itu bukan sesuatu yang harus dipusingkan, apalagi kalau tidak berdampak apapun terhadap manusia lainnya.
-
Karena Manusia di dalam hidupnya gak akan pernah bisa terlepas dari masalah, maka manusia harus bisa memeluk masalahnya, mencintai lukanya seperti memeluk bahagia.
-
Setiap perjalanan seseorang selalu ada makna yang bisa dipahami dan dimengerti
-
Episode ini dibuat untuk lebih mendekatkan kita pada pedoman hidup sebagai muslim
-
Semoga kita bisa merenung untuk menyadari bahwa tidak selamanya hal buruk hari ini terus membersamai kita
-
Seperti yang ia bilang, kita tidak pernah tau hari esok kan
-
Dia bilang aku membosankan. Padahal perempuan baru itu yang mengalihkan perhatian. Menyebalkan
-
Pergi tanpa kata pamit adalah satu-satunya cara yang dilakukan seorang pecundang untuk mempertahankan gelarnya.
-
Puisi gak melulu soal cinta. Sapardi menulis puisi ini selama 3 tahun dan selalu diselimuti rasa marah. Marsinah adalah bagian dari sejarah sebuah perjuangan besar di masa silam. Perjuangannya untuk menaikkan upah buruh mengantarkannya menuju surga lebih cepat namun detaknya masih bisa didengar disetiap pergelangam tangan.
-
Banyak manusia yang kehilangan empatinya, merasa segala pemikirannya adalah kebenaran yang sesungguhnya tanpa mencari tahu lebih dalam.
-
Terkadang semesta sebercanda itu. Menampilkan sosok yang dirindu tetapi ternyata semuanya semu.
-
Lelaki itu pergi dan tak pernah kembali