Episoder

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 21 September 2024

    Bacaan:

    "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah." (1 Korintus 1:27-29)

    Renungan:

    Menara Pisa memiliki 294 anak tangga dan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai pada tahun 1173. Setelah itu pembangunan dihentikan karena pada tahun kelima, menara sudah mulai miring ke arah selatan. Pekerjaan pembangunan menara dihentikan hingga kira-kira selama 100 tahun. Sebelum tahun 1272, tahap kedua dilaksanakan. Tinggi menara ditambah menjadi 4 tingkat dengan arah yang berlawanan dengan harapan menara dapat tegak kembali seperti rancangan yang sebenarnya. Namun pembangunan itu dihentikan lagi karena tanah yang ada di sekitar area bangunan menara tidak stabil. Pembangunan dilanjutkan pada tahap ketiga, yaitu tahun 1360. Pada pembangunan terakhir ini dibangunlah ruang lonceng pada puncak menara, dan Menara Pisa mendapatkan bentuknya seperti apa yang sekarang kita lihat. Suatu menara yang menjadi objek wisata utama di Italia.

    Setiap manusia tidak pernah lepas dari yang namanya kesalahan. Pembuat Menara Pisa tidak pernah menyangka bahwa menara yang awalnya dirancang untuk berdiri tegak lurus akan menjadi miring. Mungkin pada waktu itu ia mengalami rasa kesal atau kecewa, karena banyak biaya yang sudah dipersiapkan tetapi hasil pekerjaannya malah mengalami kegagalan. Namun siapa yang menyangka, setelah pembangunan kembali dilanjutkan sekitar 100 tahun kemudian, menara ini mendapatkan perhatian lebih. Namanya menjadi sangat terkenal dan mendunia karena kemiringannya yang unik, namun tidak membuatnya roboh.

    Kesalahan apa yang pernah kita perbuat di dalam hidup ini? Jangan pernah putus asa dan terus-menerus menyesalinya! Keadaan tidak akan menjadi lebih baik dengan tangisan dan penyesalan kita. Yang harus kita lakukan adalah memperbaiki kesalahan kita lewat perbuatan yang lebih baik lagi. Jika Menara Pisa tidak dilanjutkan pembangunannya, menara itu hanya akan menjadi tumpukan bangunan yang gagal dan terbengkalai. Namun ketika ada usaha untuk tetap berjuang dan membenahinya, hasil yang diperoleh sungguh luar biasa. Sebuah ikon Italia yang tidak akan pernah dilupakan. Mari kita tetap berjuang untuk memperbaiki setiap kesalahan yang pernah kita perbuat, dan jangan terus menyesalinya! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, sering kali aku gagal dan terkadang melakukan kesalahan terhadap orang lain. Bantulah aku Tuhan untuk bisa berubah menjadi lebih baik. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 20 September 2024

    Bacaan:

    "Dari manakah datangnya sengketa dan pertengkaran di antara kamu? Bukankah datangnya dari hawa nafsumu yang saling berjuang di dalam tubuhmu?" (Yakobus 4:1)

    Renungan:

    Suatu ketika ada seekor beruang baru keluar dari sungai dan hendak menyantap seekor ikan gabus yang ditangkapnya. Namun, beruang itu belum memakannya, tiba-tiba muncul seekor beruang lain dan mencoba merebut ikan itu. Beruang yang pertama tidak mau mengalah, ia melawan sehingga terjadilah perkelahian di antara dua beruang itu. Saat terlibat perkelahian yang seru, kedua beruang itu tidak menyadari kalau ikan gabus yang mereka tangkap sedang meronta-ronta berusaha masuk kembali ke dalam air. Ikan itu berhasil mencapai air dan pergi meninggalkan mereka yang masih berkelahi. Setelah perseteruan mereka berhenti, mereka mencari ikan itu namun sudah tidak ditemukan lagi.

    Kisah dua ekor beruang ini menggambarkan sifat manusia yang egois. Keegoisan adalah sifat duniawi manusia yang masih hidup dalam hawa nafsu kedagingan. Masing-masing hanya mementingkan kepuasan diri sendiri tanpa memerhatikan orang lain, sehingga pada akhirnya berkat yang datang kepada mereka menghilang. Tuhan mengajarkan kita untuk saling berbagi dan saling memerhatikan satu sama lainnya. Selalu memberi dan bukan hanya meminta. Aktif di dalam berbagi dan pasif di dalam menerima. Itulah kehidupan iman Kristen yang sesungguhnya. Beruang merupakan hewan yang tidak mengerti indahnya hidup berbagi. Tetapi kita manusia, telah diajarkan oleh Tuhan untuk menunjukkan belas kasihan di dalam hidup bersama. Hubungan kita dengan Tuhan, akan menuntun sikap kita menjadi semakin dewasa. Roh Kudus akan membimbing kita, sehingga segala kedagingan seperti itu akan dimatikan dan diganti dengan kasih Yesus yang penuh kemurahan. Untuk itu, jangan keraskan hati kita. Biarkan Roh Kudus mengubah hati kita. Jika kita menyerahkan hidup kita dipimpin oleh Roh Kudus, maka segala sifat kedagingan kita dapat ditaklukkan. Sebab tidak ada yang dapat menghilangkan keegoisan di dalam diri manusia selain daripada kasih Tuhan yang bekerja di dalam hati kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, mulai saat ini aku tidak mau menjadi orang yang egois. Kiranya Roh Kudus menuntunku pada pertumbuhan rohani yang semakin dewasa. Amin. (Dod).

  • Mangler du episoder?

    Klikk her for å oppdatere manuelt.

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 19 September 2024

    Bacaan:

    "Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan." (Amsal 13:12)

    Renungan:

    Wilma Glodean Rudolph, dilahirkan pada tanggal 23 Juni 1940 dalam keluarga yang sangat miskin. la anak ke-20 dari 22 bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai kuli angkut barang di perusahaan kereta api, sedangkan sang ibu bekerja sebagai tukang masak dan pencuci baju. Saat berusia 4 tahun, Wilma mengalami radang paru-paru disertai demam tinggi, sehingga menyebabkan kakinya mengalami kelumpuhan karena polio. Dokter menyatakan bahwa selamanya ia tidak akan pernah berjalan lagi. Untuk itu, kedua kakinya harus menggunakan kruk. Lama kelamaan kakinya terlihat semakin mengecil. Namun, Wilma tidak pernah menyerah dengan keadaannya. Walau ribuan kali terjatuh, ia terus mencoba untuk berdiri. Suatu saat, ia nekat melanggar nasihat dokter, dengan membuang tongkatnya dan melakukan langkah pertama, yang menurut dokter tidak akan pernah dapat dilakukan olehnya. Ketika itu, ia menginjak usia 9 tahun. Selama 3 tahun, ia terus mencoba untuk melangkah, berjalan, bahkan berlari. Dan pada saat usianya 13 tahun, ia mengikuti perlombaan lari untuk kali pertama. Namun, ia kalah. Meski demikian, Wilma tak lantas putus asa. Sejak saat itu, ia terus mengikuti pertandingan di ratusan lomba lari. dan ratusan kali pula ia mengalami kekalahan. Hingga suatu hari, ia berhasil memenangkan perlombaan lari dalam suatu kejuaraan negara bagian, yang membuatnya meraih beasiswa untuk kuliah. Di sanalah ia bertemu dengan seorang pelatih atletik bernama Ed Temple. Di bawah bimbingan Ed, Wilma terus melatih fisiknya, mengatasi berbagai rintangan, mengikuti lebih banyak lagi perlombaan lari, terus melaju hingga sejarah mencatatnya sebagai seorang pemenang.

    Ketika membaca kisah Wilma, mustahil rasanya memercayai bahwa seorang yang tadinya divonis tidak dapat berjalan untuk selamanya, mampu mengukir sejarah dengan prestasi yang gemilang. Tetapi inilah kenyataannya! Wilma mampu membuktikan kepada dunia bahwa situasi dan kondisi seperti apa pun tidak mampu menghentikan langkahnya dalam mewujudkan impiannya. Sudahkah kita berusaha keras, sekeras usaha Wilma di dalam mewujudkan impian? Jangan biarkan impian kita terkungkung di dalam memori tanpa aksı. Walau sering terjatuh, teruslah berlari sampai langkah terhenti di garis finish. Jatuh bukanlah tanda kegagalan! Terjatuh dan tidak mau bangkit lagi, inilah kegagalan yang sesungguhnya. Jadi, jangan terburu-buru menyerah dan berputus asa ketika situasi seakan tak bersahabat, kondisi tak memungkinkan, atau saat orang lain meragukan kemampuan kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku menyerahkan seluruh hidupku kepada-Mu. Kuatkan dan hiburlah hatiku, agar aku bisa mewujudkan impianku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 18 September 2024

    Bacaan:

    "Orang yang kikir tergesa-gesa mengejar harta, dan tidak mengetahui bahwa ia akan mengalami kekurangan." (Amsal 28:22)

    Renungan:

    Daniel Dancer, salah satu orang Inggris yang terkenal pelit, meninggal pada tanggal 30 September 1794. la adalah generasi ketiga dari orang pelit, sifat pelit kakek dan ayahnya menurun kepadanya. Meskipun memiliki tanah dan pemasukan tahunan yang banyak, ia hanya makan sekali dalam sehari. la tidur di atas karung dan memakai baju rombeng. Sekali dalam setahun ia membeli baju, itu pun baju bekas. Merasa sayang untuk memakai penerangan, terkadang ia duduk dalam kegelapan. la sangat kuatir orang akan merampoknya, sehingga ia memasang perangkap di depan pintu rumahnya serta menaruh penghalang agar rumahnya lebih aman. Jika keluar atau masuk rumah, ia tidak melalui pintu masuk, melainkan memanjat lewat atas dengan menggunakan tangga. Jika ia pergi, tangga itu akan disembunyikan. Merasa tidak aman untuk menyimpan uang di dalam rumah, ia selalu mencari tempat yang sepi dan gelap untuk menyembunyikan uangnya. Kadang-kadang ia menyembunyikan uangnya di bawah tumpukan pupuk.

    Pada tahun 1766, saudara perempuannya yang bertugas menjaga serta membersihkan rumahnya, jatuh sakit hingga sekarat. Tetapi ia menolak untuk memanggil dokter dengan berkata, "Mengapa aku harus memboroskan uangku untuk menghalangi kehendak yang di atas? Jika memang waktunya sudah tiba, tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan dia dari kematian."

    Seperti Daniel Dancer, di dunia ini tidak sedikit orang yang memandang uang dan kekayaan sebagai sesuatu yang lebih berharga dari segalanya. Begitu berharganya kekayaan tersebut dalam penilaian sebagian orang, sehingga mereka merasa sayang untuk mengeluarkannya meskipun untuk hal yang sangat penting. Padahal Tuhan Yesus mengajarkan kepada para pengikutNya untuk tolong-menolong, peduli dan suka memberi. Tetapi di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang kikir, yang tangannya selalu tergenggam alias tidak mau memberi. Memberi adalah tantangan paling berat bagi orang kikir, karena ia berpikir bahwa dengan memberi, maka hartanya akan berkurang. Ini adalah prinsip yang sangat bertolak belakang dengan firman Tuhan. Pkh 11:1 berbunyi, "Lemparkanlah rotimu ke air, maka engkau akan mendapatnya kembali lama setelah itu."

    Sadarilah bahwa semua berkat yang kita dapatkan adalah pemberian Tuhan dan kita bertanggung jawab untuk mengelolanya sesuai kehendak-Nya. Jika berpatokan pada kebutuhan hidup yang kian hari kian bertambah, maka kita tidak akan pernah bisa memberi. Tetapi kita pasti bisa memberi jika kita memutuskan untuk melakukannya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku hati yang mau memberi dan mau menolong sesamaku melalui apa yang Engkau percayakan padaku. Sehingga aku dapat menjadi kepanjangan berkat-Mu bagi sesamaku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 17 September 2024

    Bacaan:

    "Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur." (Kolose 2:7)

    Renungan:

    Pohon korma bisa dikatakan sebagai pohon yang cukup istimewa sebab dia tumbuh di wilayah yang tandus, gersang, dan tidak jarang mengalami badai yang ganas. Pohon korma adalah pohon yang tahan banting, mampu hidup di tengah kesulitan. Mengapa demikian? Karena pohon korma memiliki akar yang kuat dan sanggup menopang batang pohon dengan sangat kokoh. Pada masa pertumbuhannya, akar pohon korma akan menembus ke bawah mencari sumber mata air untuk bertahan hidup. Akar pohon korma bisa tertanam dan tumbuh hingga puluhan bahkan ratusan meter ke dalam tanah hingga menemukan sumber air. Ini yang menyebabkan tunas yang tumbuh ke atas pun menjadi kuat untuk menembus kerikil atau pasir yang tebal yang akan menghalangi pertumbuhannya. Dengan adanya akar yang kuat, pohon korma merupakan satu-satunya tanaman yang mampu bertahan untuk tidak tumbang meski di tengah badai sekalipun. Selain memiliki akar yang kuat, pohon korma juga memiliki buah yang sangat manis, yang mengandung banyak zat yang berguna bagi tubuh.

    Mungkin saat ini kita sedang berada dalam situasi yang tidak menyenangkan dan dihimpit oleh sesuatu hal, yang membuat kita sulit untuk bertumbuh. Agar terlepas dari himpitan itu, kita harus terlebih dahulu menjadi kuat. Untuk menjadi kuat kita harus mencari sumber yang dapat menjadikan kita kuat. Seperti halnya pohon korma, akarnya akan masuk ke dalam tanah yang sangat dalam untuk mencari sumber air yang menjadikannya kuat. Demikian halnya dengan kita, kita harus masuk ke dalam hadirat Tuhan lebih dalam, agar kita dapat menemukan sumber mata air kehidupan kita, yaitu Yesus Kristus, yang dapat menjadikan kita kuat. Sehingga, pada akhirnya kita mampu menerobos "batu permasalahan" yang sedang menghimpit kita saat ini. Permasalahan bukanlah rintangan bagi pertumbuhan kerohanian kita, sebaliknya dapat menjadi alat untuk memacu pertumbuhan kerohanian kita. Permasalahan dapat mendorong kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Tanpa permasalahan kita tidak dapat menjadi seperti yang Tuhan inginkan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku kekuatan dan kemampuan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 16 September 2024

    Bacaan:

    "Ya TUHAN, lepaskanlah aku dari pada bibir dusta, dari pada lidah penipu." (Mazmur 120:2)

    Renungan:

    Ada sebuah lagu yang dinyanyikan oleh grup vokal Peterpan berjudul 'Topeng'. Salah satu bagian dari lagu ini sangatlah mudah diingat dan dinyanyikan, "Tapi buka dulu topengmu. Buka dulu topengmu. Biar ku lihat warnamu. Kan kulihat warnamu." Lagu ini berbicara mengenai seseorang yang merasa ditipu oleh orang lain. Orang tersebut bisa saja adalah temannya, ataupun kekasihnya. Karena orang tersebut menunjukkan sebuah kepalsuan, sehingga si penyanyi ingin meninggalkannya jauh-jauh karena merasa dikhianati.

    Dalam kehidupan nyata, kita juga dapat menemukan orang-orang yang memakai "topeng", bukan hanya karena ingin menipu, namun juga ingin menyembunyikan jati diri aslinya dan berusaha untuk menjadi orang lain. Ada juga yang berpura-pura baik terhadap orang lain, namun memiliki agenda tersembunyi yang diinginkan dari orang tersebut, dan kelak akan "menusuknya" dari belakang. Berbagai bentuk kebohongan dapat terjadi dan dilakukan oleh siapa pun. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati agar tidak mudah tertipu oleh orang-orang yang memakai topeng tersebut. Selain itu, kita juga harus menjaga diri kita bersih, sehingga kita tidak menjadi orang-orang yang juga bertopeng dan menipu orang lain. Berhati-hatilah dengan tindakan penipuan dalam bentuk apa pun, karena Tuhan tidak suka dengan kebohongan.

    Di dalam Yoh 8:44 Yesus berkata bahwa Iblis adalah pendusta dan bapa segala dusta. Kita tidak ingin mengikuti kehendak si jahat dan menjadi pendusta. Kita tidak mau disebut sebagai anak-anak Iblis yang merupakan bapa segala dusta. Berusahalah dengan sebaik mungkin untuk selalu berkata jujur dan tulus dalam melakukan segala hal. Jangan menutupi kebenaran dan memanfaatkannya untuk keuntungan diri sendiri. Kita tidak pernah tahu apakah tindakan kita tersebut dapat membawa sakit hati dan kehancuran bagi orang lain. Jangan sampai orang-orang membenci kita karena kepalsuan dalam diri kita.

    Mari kita buang topeng kebohongan kita. Yakinlah bahwa bersama Tuhan kita mampu memutus belenggu yang membelenggu kita dalam kebiasaan-kebiasaan tercela. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan Roh-Mu agar aku memiliki pikiran yang bersih, lidah yang berkata jujur dan hati yang tulus setiap saat, sehingga aku bisa menjadi berkat di manapun aku berada. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 15 September 2024

    Bacaan:

    "Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan mereka pun datang kepada-Nya." (Markus 3:13)

    Renungan:

    Pernahkah terlintas dalam benak kita, mengapa kita menjadi ini dan mengapa kita menjadi itu? Mengapa orang tua kita si A dan bukannya si B?Jawabannya adalah, karena Dia adalah sutradara kehidupan yang paling sempurna, la tahu persis siapa yang sanggup menerima peran dalam menjalankan rencana-Nya. Tuhan memilih setiap pemeran dengan sangat bijaksana. Dia sebagai sutradara tidak pernah menerima usulan ataupun masukan dari siapapun. Lihat saja ketika Yesus memanggil orang- orang yang dikehendaki-Nya dan menetapkannya. Dia tidak perlu menanyakan kepada Petrus, Yohanes, Yakobus maupun orang-orang disekeliling-Nya. Mengapa? Karena Dia lebih tahu siapa yang sanggup menyertai-Nya dalam memberitakan Injil. Yesus tidak memandang perawakan mereka juga tidak mempersoalkan latar belakang mereka. Yesus hanya melihat hati, kesungguhan dan komitmen mereka. Buktinya, ketika Yesus memanggil dan menetapkannya, merekapun datang kepada-Nya.

    Dalam kehidupan ini, Tuhan juga mau memilih kita untuk memegang peranan dalam skenario yang sudah ditulis-Nya. Tuhan yang memilih kita, bukan kita yang memilih Tuhan. Dia tidak memilih kita hanya karena alasan kekayaan, ketenaran, kepandaian atau hal-hal fisik lainnya, namun lebih dari itu karena Tuhan lebih tahu segala sesuatu tentang kita. Jadi jangan pernah mengeluh tentang kehidupan kita, karena semua sudah diatur dan direncanakan dengan sempurna oleh Tuhan dan semuanya adalah indah. Mungkin kita merasa kehidupan kita berantakan, kita memiliki ayah yang suka mabuk-mabukan, ibu kita selingkuh, kakak kita dipenjara karena kasus narkoba, adik kita menikah karena hamil diperkosa dan lain sebagainya. Kita sering bertanya, kenapa saya dilahirkan di keluarga separti ini, apakah Tuhan tidak menyayangi aku? Ingat, Tuhan adalah sutradara terbesar yang selalu tepat dalam memilih siapapun untuk menjalankan tugas seperti yang ditulis dalam skenario-Nya. Jadi, bukannya karena Tuhan tega membiarkan anak-Nya berada dalam keluarga berantakan, tetap memang Tuhan memandang kita sanggup menjalankan peran tersebut. Tuhan ingin kita menjadi pengaruh positif bagi keluarga kita. Dia tahu kita sanggup, maka dia memilih kita untuk menerima ini. Ingat, skenario Tuhan tidak ada yang salah karena Dia adalah sutradara kehidupan yang paling sempurna. Karena itu, mari menjalani peran kita masing-masing dalam kehidupan ini sesuai dengan kehendak dan rancangan Tuhan, bukan sesuai dengan kehendak kita, karena skenario kita belum tentu baik dan benar, tapi skenario Tuhan pasti benar dan yang terbaik. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau telah mengizinkan aku lahir dalam keluargaku saat ini dan bekerja di tempat kerjaku saat ini. Aku percaya ini semua terjadi atas kehendak-Mu. Oleh karena itu ajarilah aku untuk menerima setiap kehendak-Mu dengan penuh sukacita, sehingga dapat menjadi berkat bagi hidupku, sesamaku dan bagi kemuliaan nama-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 14 September 2024

    Bacaan:

    "Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?" (Bilangan 23:19)

    Renungan:

    Ketika manusia membuat janji, janji tersebut memang tidak sempurna. Pernahkah kita mengalami kekecewaan karena ada seseorang yang melanggar janjinya, padahal kita sudah sangat percaya dan menantikan hal tersebut dari orang yang berjanji itu? Sangat mungkin kita semua sudah mengalaminya bahkan sejak kita masih kecil. Orang tua kita menjanjikan hal yang tidak dapat mereka berikan. Atau, hal yang sebenarnya bisa mereka lakukan, namun karena merasa malas, sibuk, dan berbagai alasan lainnya, lalu mereka tidak menepati janji mereka. Dan, mungkin kita sendiri pernah melakukannya, berjanji akan memberikan atau melakukan sesuatu bagi seseorang, namun kita tidak menepati janji kita tersebut. Apa pun alasannya, janji yang dilanggar akan menimbulkan kekecewaan. Karena itu penting bagi kita untuk berpikir matang-matang sebelum membuat janji. Kita tidak boleh menghancurkan harapan seseorang dan mengecewakan hatinya dengan mengingkari janji kita.

    Bicara soal janji, kita harus bersyukur karena kita memiliki Tuhan yang setia akan janji- janji-Nya. Janji-janji Tuhan adalah ya dan amin. Mzm 12:7 menulis dan menggambarkan seberapa dahsyatnya janji Tuhan bagi kita, "Janji Tuhan adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah." Artinya, janji Tuhan sangat teruji dan tidaklah palsu. Berbeda dengan manusia, yang ketika membuat sebuah janji, sering kali tidak dipikirkan matang-matang, sehingga dengan mudah melanggarnya. Oleh sebab itu, mari kita mohon kepada Tuhan supaya memberikan kepada kita ingatan yang tajam akan janji-janji kita dan rasa takut untuk melanggarnya. Ingat, jika kita tidak setia kepada janji kita, maka orang lain akan kehilangan respek kepada kita. Sebaliknya, jika kita setia kepada janji kita, maka kita akan semakin dipercaya oleh orang lain. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, mampukan aku meneladani Engkau yang setia pada janji-janji-Mu, agar aku tidak menjadi batu sandungan bagi sesamaku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 13 September 2024

    Bacaan:

    "Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah." (1 Petrus 3:3-4)

    Renungan:

    Sering kali manusia tidak menyadari bahwa keberadaan hatinya membuat dirinya memancarkan daya tarik tersendiri. Bagaimana seseorang berbicara, bersikap, dan memperlakukan orang lain, semua lahir dari dalam hatinya. Bila hati seseorang terisi dengan kebencian, iri hati, bersungut-sungut, dan semua hal buruk lainnya, maka hal yang sama akan ia hasilkan melalui cara hidupnya. Lantas masih terlihat indahkah penampilan fisik yang dirawat dengan sangat baik itu? Memerhatikan penampilan luar tidaklah dosa, tetapi jangan kita lupa bahwa merawat hati adalah jauh lebih penting. Hati perlu juga dijaga dan dirawat, bahkan perawatannya harus lebih intensif dibandingkan dengan penampilan luar kita. Sebab, jika sumbernya saja tidak sehat, bagaimana bisa kita memancarkan kehidupan yang sehat juga?

    Marilah kita mengintrospeksi diri, apakah keindahan

    tampilan luar lebih kita perhatikan daripada penampilan hati kita? Ingat, hidup anak-anak Tuhan adalah untuk menghasilkan buah yang baik, yang bisa dinikmati orang lain. Kalau kita bisa menjaga hati kita dengan baik, pasti yang dilihat orang adalah yang baik, meski kita tidak bisa memaksakan penilaian orang selalu baik kepada kita. Lagi pula bukan yang berpenampilan menarik yang membuatnya memperoleh upah sorgawi, melainkan orang yang terus menjaga keindahan hatinya. Jadi, rawatlah sesuatu yang mengandung nilai rohani! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih sudah kembali mengingatkanku akan pentingnya menjaga hati. Bersihkan hatiku, sehingga layaklah Roh-Mu menguasaiku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Kamis, 12 September 2024

    Bacaan:

    "Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)

    Renungan:

    Ada seorang anak kecil sedang memperhatikan ibunya yang sedang menyulam secarik kain. Ia mendongak dan bertanya kepada ibunya, "Ibu... apa yang Ibu lakukan?" Sang ibu menjawab, "Ibu sedang menyulam gambar ini pada selembar kain". Sang anak bertanya lagi, "Tetapi Ibu... yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet dan tidak beraturan."

    Ibunya pun tersenyum memandang sang anak dan berkata dengan lembut, "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas."

    Anak itu tetap bingung, mengapa ibunya menggunakan benang hitam, coklat, dan berbagai benang lainnya dan semuanya tampak begitu semrawut menurut pandangannya. Tak berapa lama ibunya memanggil, "Anakku...., mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu." Waktu anak itu melakukan perintah ibunya, si anak merasa heran dan terkagum-kagum melihat bunga- bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Sang anak hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang anak itu lihat hanyalah benang-benang yang ruwet dan tak beraturan. Kemudian ibunya berkata, "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, ibu hanya mengikutinya. Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan." Seiring dengan berjalannya waktu, bertahun-tahun kemudian, saat sang anak mulai dewasa dan mulai menjalani kehidupannya yang keras, lalu dia mendongak dan bertanya kepada Tuhan, "Tuhan, apa yang Engkau lakukan?"

    Tuhan menjawab, "Aku sedang menyulam kehidupanmu." " Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" Tuhan menjawab, "Anakku, kamu belum melihat keindahan hidupmu, karena kamu hanya melihatnya dari bawah, dari tempatmu yang terbatas. Percayalah, bahwa Aku sudah mempunyai pola dan rancangan yang terbaik dan terindah bagimu. Sekarang Aku sedang menyelesaikannya mengikuti rancanganku. Bila tiba waktunya engkau akan melihat dan menyaksikan keindahan dari hidupmu, asalkan engkau tetap percaya dan taat kepadaku."

    Seringkali kita tidak bisa memahami rancangan Tuhan dalam hidup kita, karena kita hanya melihatnya dari tempat kita di bawah sini, sehingga yang tampak seolah hanya keburukan dan keruwetan hidup. Padahal saat Tuhan melihatnya dari atas, yaitu dari Surga, Tuhan sudah mempunyai pola dan rancangan yang begitu indah dalam setiap kehidupan kita, Jadi, jangan melihat hidup hanya dari sisi kita, namun mari belajar untuk melihatnya dari sisi Tuhan, supaya bukan keruwetan yang kita lihat, namun keindahan hidup yang dapat kita nikmati. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, sertailah aku selalu di dalam kehidupan ini sampai aku melihat keindahan jalan hidupku. Yakinkan aku bahwa bersama dengan-Mu semua akan baik-baik saja. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 11 September 2024

    Bacaan:

    Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5)

    Renungan:

    Ada seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata "cukup". Petani itu pun mengambil beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si

    petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Itu pun belum cukup, dia masih terus saja membiarkan mata air itu terus mengalirkan kepingan uang emas hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.

    Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata cukup. Oleh karena itu Tuhan Yesus mengajarkan Doa Bapa Kami, dengan kata" berilah kami makanan pada hari ini "secukupnya" dan bukan kata "berkelimpahan", padahal untuk beberapa hal yang lain di Alkitab selalu dikatakan berkelimpahan. Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang.

    Kapankah kita bisa berkata cukup?

    Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri.

    Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. "Cukup" jangan diartikan sebagai kondisi diam dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat dan mensyukuri apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup.

    Mari belajar untuk mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, ampuni aku karena aku tidak pernah merasa cukup bersyukur atas setiap berkat dari-Mu. Hal itu membuat aku kehilangan damai sajahtera-Mu. Kini aku mohon berilah aku hikmat-Mu agar aku bisa mencukupi hidupku dengan setiap berkat dari-Mu tanpa merasa kurang ini dan itu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 10 September 2024

    Bacaan:

    "Sebab itu janganlah kamu khawatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Matius 6:34)

    Renungan:

    Suatu ketika ada seorang pembuat jam bertanya kepada jam tangan yang dibuatnya, "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetak paling tidak 31,104,000 kali selama setahun?" Jam pun kaget dan berkata, “Hah? Mana sanggup saya!" Pembuat Jam bertanya lagi, "Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari?" Jam pun menjawab dengan penuh keraguan, "86.400 kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" Pembuat jam pun bertanya lagi, "Bagaimana kalau 3,600 kali dalam satu jam?" Jam pun menjawab lagi dengan ragu-ragu, "Dalam satu jam harus berdetak 3600 kali? Banyak sekali itu." Kemudian pembuat jam dengan sabar menanyakan jam itu lagi, "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?" "Naaaa, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh semangat. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetak sebanyak 31,104,000 kali, jika dihitung 1 tahun ada 360 hari.

    Bukankah dalam menjalani kehidupan ini, situasi kita hampir sama seperti jam tadi. Mungkin di hadapan kita, ada begitu banyak tugas yang harus kita selesaikan selama setahun ini. Mungkin ada begitu banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan selama satu bulan ini. Atau mungkin ada begitu banyak tantangan yang harus kita atasi selama satu minggu ini. Ada kalanya kita menjadi ragu dan seolah tak berdaya untuk menyelesaikan segala tugas yang ada di hadapan kita, yang begitu banyak dan terasa amat berat. Mari belajar dari kisah jam tadi, untuk tidak melihat banyaknya tugas yang harus kita selesaikan. Mulailah mengerjakannya satu demi satu, tanpa memikirkan tugas hari esok, pekerjaan lusa, tugas minggu depan, atau bahkan pekerjaan bulan depan. Kerjakan saja tugas hari ini dengan penuh semangat, karena tugas hari esok mempunyai waktunya sendiri untuk kita selesaikan. Jika seorang ibu rumah tangga membayangkan berapa ribu piring yang harus ia bersihkan selama setahun atau berapa ratus polong baju yang harus ia cuci selama satu tahun, maka ia bisa saja pingsan sebelum mampu melakukannya. Namun bila sang ibu rumah tangga hanya fokus pada 2 atau 3 piring yang harus ia bersihkan setiap selesai makan, atau beberapa potong baju yang harus ia cuci setiap hari, maka ia akan dapat mengerjakannya dengan mudah. Jadi, jangan memikirkan yang nun jauh di sana, tapi kerjakan saja apa yang tampak di hadapan kita satu demi satu, maka dengan sendirinya semua pekerjaan kita akan dapat terselesaikan dengan baik dan tidak terasa berat. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, berilah aku kemauan untuk mengerjakan dengan setia setiap tugas yang dipercayakan padaku. Jangan biarkan kemalasan menguasaiku sehingga aku menunda-nunda pekerjaan tersebut, sehingga menghalangi berkat-Mu turun atas hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 9 September 2024

    Bacaan:

    "Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki" (Yohanes 6:11)

    Renungan:

    Manusia sering jatuh dalam kekhawatiran. Banyaknya pilihan sulit, membuat kita terjebak dalam rasa takut terhadap kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Tidak jarang pula, kita khawatir karena takut kehilangan apa yang kita miliki.

    Kekhawatiran juga dirasakan oleh para murid yang berhadapan dengan lima ribu orang tanpa makanan. Tidak ada cukup makanan untuk mengenyangkan perut mereka. Pada saat itu, hanya ada seorang anak yang mau merelakan lima roti dan dua ikan miliknya. Dalam tradisi masyarakat di zaman itu, ketika seseorang hendak bepergian maka mereka pasti membawa bekal makanan untuk mereka konsumsi sendiri. Sayangnya, dari sekian ribu orang, hanya ada seorang anak yang merelakan bekalnya dan memberikannya kepada Yesus. Yesus mengucap syukur, memecah roti dan membagikannya kepada semua orang yang hadir. Yesus menunjukkan kepada para murid dan orang banyak untuk peduli dan melakukan tindakan nyata, sekecil apa pun itu. Inilah mukjizat yang sesungguhnya, yaitu ketika seseorang menanggalkan kepentingan pribadi dan tergerak hatinya untuk peduli kepada orang lain.

    Kita mungkin saja khawatir ketika berhadapan dengan kenyataan di sekitar kita. Lalu, akhirnya, kekhawatiran itu membuat kita bersikap tidak peduli terhadap sesama. Tindakan seorang anak merelakan bekalnya diberikan kepada Yesus, menjadi teladan betapa kepedulian mengatasi kekhawatiran. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, pakailah hidupku agar aku peduli terhadap kebutuhan orang lain, sehingga melalui perbuatanku banyak orang memiliki pengharapan di tengah kekhawatiran hidup mereka. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Minggu, 8 September 2024

    Bacaan:

    Ia mengantar mereka keluar, sambil berkata: “Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” Jawab mereka: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” (Kis 16:30-31)

    Renungan:

    Ada setetes embun yang jatuh di sebuah daun. Daun itu tidak bisa menahan butiran embun sehingga akhirnya embun itu menetes ke bebatuan di bawahnya. Ternyata setiap hari, bebatuan itu basah terkena titik embun segar yang jatuh dari daun-daun. Makin hari, batu yang lembab menumbuhkan lumut pada permukaan batu- batu tersebut. Tidak hanya itu, pada bebatuan itu juga, para semut mulai membuat sarangnya. Melihat itu, banyak burung hinggap untuk mematuk semut, binatang yang menjadi makanan favoritnya. Bebatuan yang awalnya gersang, kini ditumbuhi lumut, rumput-rumput kecil, sarang semut hingga membentuk habitat baru. Itu semua terjadi karena ada peran setetes embun.

    Sekalipun cuma setetes, tapi embun sudah menjalankan fungsinya dengan maksimal. Sebagai manusia, sudah seharusnya kita berlaku demikian. Lihatlah Yusuf, meskipun seorang narapidana namun perannya di penjara tidaklah kecil. Paulus dan Silas pun sama. Walau ada di dalam penjara, itu tidak menghalangi mereka untuk melakukan sesuatu bagi orang-orang di sekitarnya. Bahkan di tempat gelap, sepi, kotor, dingin pun, mereka tetap dapat memberitakan Injil dan menyelamatkan jiwa-jiwa.

    Tidak peduli di mana pun kita berkarya hari ini, di ruang kerja yang kecil, di garasi yang sempit, di toko yang terpencil, di gudang paling belakang, di kantor yang jauh dari keramaian, di lapangan yang kotor, panas, tetaplah jalankan fungsi kita dengan baik. Tetap berilah yang terbaik meskipun mungkin tidak dilihat banyak orang. Tetaplah giat sambil terus percaya dan berharap kalau sesuatu yang besar, yang dari Tuhan pasti akan datang.

    Seringkali bukan tempat yang membesarkan seseorang namun kualitas diri orang itu sendirilah yang menentukan apakah kelak ia akan menjelma menjadi orang hebat, atau tetap menjadi individu yang biasa-biasa saja. Mari tingkatkan kemampuan diri kita dan terus menjadi berkat yang berdampak positif bagi sesama, sampai Tuhan datang menjemput kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, penuhilah aku dengan kuasa Roh Kudus-Mu, agar di manapun aku berada, kehadiranku akan memberi arti bagi orang-orang di sekitarku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Sabtu, 7 September 2024

    Bacaan:

    "Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu." (Yesaya 43:4)

    Renungan:

    Seorang penulis bernama Marry Ann Bird mengisahkan tentang masa kecilnya. Dia menulis, "Saya bertumbuh dengan keadaan sadar betul bahwa saya berbeda, dan saya membencinya. Saya lahir dengan keadaan langit-langit mulut tidak sempurna. Ketika saya mulai sekolah, teman sekolah saya membuat saya sadar betul bagaimana mereka melihat saya sebagai seorang gadis kecil dengan cacat di bibirnya, hidung yang bengkok, gigi miring, dan cara bicara yang aneh. Ketika teman sekelas saya bertanya, 'Apa yang terjadi dengan bibirmu?' Saya akan mengatakan kepada mereka bahwa saya jatuh dan sepotong kaca membuat bibir saya seperti ini. Bagaimanapun lebih mudah diterima cerita mengalami kecelakaan daripada saya dilahirkan dalam keadaan yang berbeda. Saya begitu yakin bahwa tidak ada yang bisa mengasihi saya selain keluarga saya. Hingga suatu saat, ada seorang guru di kelas dua yang begitu kami kagumi namanya Ibu Leonard. Dia pendek, bulat namun periang seorang wanita yang mempesona. Secara rutin, sekolah kami melakukan tes pendengaran. Bu Leonard memberikan tes pendengaran kepada setiap anak di kelas, dan akhirnya tiba giliran saya. Saya tahu bagaimana tes pendengaran dilakukan karena sudah pernah mengalaminya di kelas satu. Kami berdiri menghadap pintu dan menutup satu telinga, dan guru duduk dimejanya lalu membisikkan sesuatu dimana kami harus mengulanginya kembali seperti "langit berwarna biru" atau "Apakah Anda memiliki sepatu baru?" Saya menunggu kalimat apa yang Tuhan taruh di mulutnya. Kemudian dia mengucapkan tujuh kata yang mengubah hidup saya, "Saya harap kamu adalah gadis kecil saya."

    Seperti Mary Ann Bird, setiap orang dilahirkan dengan sebuah kekurangan. Namun mari kita belajar seperti Ibu guru Leonard, yaitu tidak melihat kekurangan dari hidup orang lain namun menyatakan kasih yang tulus kepada setiap orang melalui kata-kata dan tindakan kita, sehingga melalui diri kita kehidupan seorang diubahkan, seperti yang dialami oleh Marry Ann Bird. Jadi, marilah kita mengeluarkan kata-kata yang mampu mengubah hidup seseorang menjadi lebih baik. Gunakan kata-kata kita untuk menghargai dan memberi semangat kepada setiap orang, karena setiap orang adalah berharga dan mulia di hadapan Tuhan. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, urapilah perkataanku, sehingga perkataan yang keluar dari mulutku adalah perkataan yang memberikan kekuatan, semangat dan motivasi bagi orang lain. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Jumat, 6 September 2024

    Bacaan:

    "Satu hal telah kuminta kepada Tuhan, itulah yang kuingini: diam di rumah Tuhan seumur hidupku, menyaksikan kemurahan Tuhan dan menikmati bait-Nya." (Mazmur 27:4)

    Renugan:

    Ada seorang anak laki-laki kecil yang ingin bermain dengan ikan peliharaannya. Anak ini mengulurkan tangannya ke dalam akuarium, menangkap ikan yang menggelepar-gelepar di tangannya dan ia menaruh ikan itu di lantai, tepat disampingnya. Lalu anak itu kembali bermain dengan mobil-mobilannya yang berserakan di lantai. la begitu asik main hingga lupa dengan ikannya yang ditaruhnya di lantai. Beberapa saat kemudian ia teringat akan ikannya itu. Ia melihat ikan tersebut sudah tak bergerak bahkan ketika ia menyentuhnya. Dengan ketakutan, anak tersebut menghampiri ibunya sambil membawa ikan tersebut di tangannya.

    Ketika si ibu melihat ikan tersebut, dengan cepat ia mengambilnya dan menaruhnya kembali di akuarium. Tetapi terlambat, ikan tersebut sudah mati dan mengapung di air. Anak tersebut melihat ikan yang telah mati tersebut sambil menangis. Ketika ibunya bertanya pada anak tersebut apa yang sudah terjadi dengan ikan itu, dengan lugu ia menjawab, "Ah, kami bermain bersama di lantai, waktu kulihat lagi, ternyata ia sudah tidak bergerak lagi."

    Dengan menghibur, ibu itu menjelaskan, "Sayang, tidakkah kamu tahu bahwa ikan tidak bisa hidup di lantai? Tuhan menciptakan ikan untuk hidup di air."

    Sama seperti ikan yang diciptakan untuk hidup di dalam air, demikian juga dengan manusia. Kita diciptakan untuk hidup dalam sebuah lingkungan yang khusus. Kita diciptakan untuk selalu ada dalam hadirat Tuhan dan selalu bergaul dengan-Nya. Jika kita keluar dari lingkungan itu, kita bisa saja mati secara rohani maupun jasmani. Tuhan menciptakan manusia untuk hidup dalam hadirat Tuhan, sama seperti waktu Adam dan Hawa masih berada di Taman Eden. Namun jika manusia keluar dari hadirat Tuhan itu atau hidup dalam dosa, manusia itu akan mati. Satu-satunya cara untuk bisa masuk kembali dalam lingkungan hadirat Tuhan adalah melalui Yesus Kristus. Dialah jalan kebenaran dan kehidupan. Jadi mari hidup sesuai dengan tujuan penciptaan kita yaitu selalu ada dalam hadirat Tuhan dan hidup bergaul dengan-Nya. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, bawalah aku selalu ada dalam hadirat-Mu, jangan biarkan hatiku berpaling dari-Mu. Sebab aku tidak bisa hidup tanpa perkenanan-Mu. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan -Kamis, 5 September 2024

    Bacaan:

    "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9)

    Renungan:

    Seorang artis yang candu akan obat-obat terlarang divonis terkena virus HIV. Dengan tubuh lemah ia terbaring dirawat di rumah sakit. Seorang temannya datang untuk menghibur dan mencoba menguatkan imannya, namun dosa yang menggunung telah membutakan mata hatinya, kini ia merasa sangat putus asa. "Aku sangat berdosa! Aku telah menghancurkan hidupku sendiri dan kehidupan banyak orang di sekelilingku. Sekarang aku tersiksa dan tidak ada lagi yang bisa kuperbuat untuk memperbaikinya. Aku akan masuk Neraka!" Mendengar itu lidah temannya kelu, dalam kesunyian ia melihat sebuah potret gadis kecil di meja yang ada di samping tempat tidur si artis. "Foto siapa ini?" tanyanya memecah keheningan. "Itu putriku. Dia adalah mutiara hidupku. Satu-satunya yang terindah yang kumiliki."jawabnya sambil tersenyum. "Apakah kau akan menolongnya jika dia mendapat kesulitan? Apakah kau akan memaafkannya apabila dia melakukan kesalahan? Apakah kamu masih menyayanginya?" tanya temannya bertubi-tubi. "Tentu saja. Aku akan melakukan apa pun demi dia. Mengapa kau bertanya seperti ini?" tanya si artis kembali. Aku ingin kau tahu bahwa Tuhan juga punya fotomu di meja kerja-Nya, dan Dia akan melakukan lebih dari apa yang akan kau lakukan untuk putrimu yang cantik itu," kata temannya. Jawaban yang singkat ini membuat si artis tertegun. Sudah lama ia tidak berpikir tentang Tuhan, bahkan tidak pernah mengucapkan sepenggal doa kepada Sang Pencipta yang masih menyimpan fotonya di meja-Nya.

    Tuhan sangat mengasihi kita. Seburuk apapun hidup kita atau sebesar apapun pelanggaran yang kita lakukan, Dia tetap mau mengampuni kita! Kasih Tuhan yang begitu besar akan menghapus segala dosa yang kita lakukan ketika kita berani datang dan memohon pengampunan dan penyucian dengan darah suci-Nya. "Marilah, baiklah kita beperkara!-- firman Tuhan-- Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba." (Yes 1:18). Begitu besar kasih-Nya, Ia membuktikannya dengan rela menanggung penderitaan sebelum disalibkan.

    Undanglah Yesus masuk ke dalam hidup kita sebagai Tuhan dan Juruselamat sekarang ini juga. Dia tidak hanya memiliki foto kita di meja kerjaNya, tetapi juga keseluruhan hidup kita. Kita selalu ada di hati, pikiran, dan di dalam rencana-Nya! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, betapa bersyukurnya hatiku atas pengampunan dan penebusan yang telah Engkau berikan padaku. Bantulah aku agar hatiku tetap terpaut pada-Mu, dan tidak tergoyahkan oleh godaan duniawi. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Rabu, 4 September 2024

    Bacaan:

    Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena la tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah la kepadanya: "Maukah engkau sembuh?" (Yohanes 5:6)

    Renungan:

    Kita semua pasti sering mendengar kisah mujizat penyembuhan yang dilakukan Yesus terhadap seorang lumpuh di tepi kolam Betesda. Dalam kisah itu diceritakan bahwa kolam Betesda memiliki keunikan tersendiri yaitu ketika malaikat turun dari surga dan menggoncang-gancangkan air itu, maka orang yang masuk pertama kali ke kolam itu, penyakitnya akan disembuhkan. Saat itu, ada seorang yang menderita lumpuh selama 38 tahun. Meski menanti begitu lama, orang ini tidak mendapatkan hasil apa-apa karena tidak ada seorang pun yang mau menolongnya untuk masuk ke kolam ketika airnya terguncang. Saat itu Yesus bertanya kepadanya, "Maukah kamu sembuh?" Jika kita berada di posisi orang tersebut, kita pasti langsung menjawab, "Ya! Saya mau!" Saat itu Yesus hendak mengembalikan kembali semangat dan pengharapan yang sudah nyaris hilang begitu saja. Ketika semangat dan pengharapan itu kembali muncul dari dalam hatinya, maka mujizat terjadi!

    Demikian pula dalam hidup kita sekarang. Kita mungkin tengah lelah menanti pemulihan dan mujizat yang terjadi dalam hidup kita, namun sampai sekarang kita belum juga mendapatkan hasilnya. Kita masih saja terpuruk dalam kelemahan dan keterbatasan kita. Sebenarnya Tuhan pun ingin kita dipulihkan. Tuhan juga rindu kita dapat hidup di dalam berkat-berkat-Nya. Namun itu semua tergantung kemauan kita. Saat ini Tuhan juga bertanya kepada kita, "Maukah kamu sembuh?" "Maukah kamu Kupulihkan?"

    Marilah kita perbarui komitmen kita kepada Tuhan. Serahkan diri kita kepada-Nya. Akuilah kesalahan kita dan mintalah pengampunan atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat dan bertobatlah. Berserulah kepada Tuhan dan katakan kepadaNya, "Tuhan, saya mau dipulihkan!" Rasakan kasih-Nya mengalir memenuhi jiwa dan raga kita. Kuatkan iman dan pengharapan kita! Percayalah, bahwa oleh bilur-bilur Nya kita telah disembuhkan! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, aku mau dipulihkan dari kelemahan diriku dan semua pergumulan hidup yang aku alami saat ini. Ampunilah segala dosaku agar tidak menjadi penghalang bagi pemulihan untuk dalam hidupku. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Selasa, 3 September 2024

    Bacaan:

    "Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja: demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya." (Yosua 6:3-4)

    Renungan:

    Kita tentu tidak asing lagi dengan kisah tentang penyerangan Bangsa Israel terhadap tembok Yerikho yang terkenal kuat. Bangsa Israel tidak menghancurkan tembok Yerikho itu dengan dinamit atau bom nuklir. Bukan juga dengan tank atau tembakan dari meriam dan senjata mutakhir lainnya. Namun, Tembok Yerikho itu roboh dan hancur dengan sendirinya dengan kuasa doa.

    Waktu itu, Tuhan memerintahkan Bangsa Israel untuk mengelilingi Tembok Yerikho sekali sehari selama enam hari berturut-turut. Dan pada hari ketujuh, mereka diperintahkan untuk mengelilingi Tembok Yerikho selama tujuh kali sambil meniup sangkakala dan bersorak-sorak dengan suara nyaring. Mereka pun melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan, dan akhirnya, tembok Yerikho yang begitu kuat itu runtuh dengan sendirinya sehingga mereka bisa memanjat dengan mudah dan dalam waktu singkat mereka bisa menguasai Yerikho.

    Kehidupan kita juga sering kali berjalan seperti itu. Berbagai masalah mungkin saja sewaktu-waktu datang dan serasa tidak beroleh jalan keluar. Jalan hidup kita serasa terhalang oleh tembok yang demikian kuatnya sehingga kita merasa mustahil untuk melaluinya. Di saat-saat seperti itu, kita bisa belajar dari kisah Tembok Yerikho, di mana mereka mengelilingi tembok itu dengan tekun sambil berdoa dan memuji Tuhan. Demikian pula dengan hidup yang kita jalani. Kita bisa menghancurkan tembok-tembok masalah itu, jika kita tekun berdoa dan berseru kepada-Nya. Bukan hanya menghancurkan tembok saja, bahkan gunung pun bisa kita pindahkan ke laut. Iman dan ketekunan kita dalam berdoalah yang mampu membuat segala yang mustahil jadi nyata. Percayalah bahwa Tuhan tidak pernah terlambat menolong hamba-Nya yang berseru-seru kepada-Nya. Dia akan memberikan yang terbaik bagi kita, yang mungkin belum pernah kita duga sebelumnya. Jangan menyerah, serahkan dan andalkanlah Tuhan senantiasa, sebab hanya dengan bersama-Nya, semua masalah selalu ada jalan keluarnya, dan kita akan selalu keluar sebagai pemenang! Bahkan lebih dari pemenang! Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, Engkaulah andalanku. Aku serahkan setiap pergumulan hidupku pada-Mu, bantulah aku untuk menyelesaikannya dengan cara-Mu sendiri. Amin. (Dod).

  • Kencan Dengan Tuhan - Senin, 2 September 2024

    Bacaan:

    "Supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah." (1 Petrus 4:2)

    Renungan:

    Seorang profesor diundang untuk berbicara di sebuah basis militer. Di sana ia bertemu seorang prajurit yang tak akan pernah dilupakannya, bernama Harry. Harry dikirim untuk menjemput profesor di bandara. Setelah saling memperkenalkan diri, mereka menuju ke tempat pengambilan kopor. Ketika berjalan keluar, Harry sering menghilang. Banyak hal yang dilakukannya. la membantu seorang wanita tua yang kopornya jatuh. Kemudian ia juga menolong orang yang tersesat dan menunjukan arah jalan yang benar. Setiap kali, ia kembali ke sisi profesor, senyumnya selalu menghiasi wajahnya. "Darimana kamu belajar hal-hal seperti itu ?" tanya sang profesor. "Oh, selama perang, saya kira." Lalu ia menuturkan kisah perjalanan tugasnya di Vietnam. Juga saat ia mendapat tugas membersihkan ladang ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan satu persatu temannya tewas terkena ledakan ranjau di depan matanya. "Saya belajar untuk hidup diantara pijakan setiap langkah," katanya. "Saya tak pernah tahu apakah langkah selanjutnya merupakan pijakan terakhir. Setiap langkah yang saya ayunkan merupakan anugerah dan saya kira sejak saat itulah saya menjalani kehidupan seperti ini."

    Jika kita bisa bangun pagi hari ini tanpa kekurangan suatu apa pun, itu semua merupakan sebuah anugerah dan kesempatan berharga yang Tuhan berikan. Oleh karena itu sudah seharusnya kita memanfaatkan hari ini dengan menggunakannya untuk melakukan hal-hal yang positif, yang Allah kehendaki.

    Berhentilah beranggapan bahwa keberadaan kita hanya sebuah hal yang biasa. Jika Tuhan memberi nafas hidup yang baru, berarti ada hal baru pula yang ingin Dia beri, harapan, iman yang baru, terobosan yang baru dan masih banyak lagi hal-hal besar yang mau Dia nyatakan bagi kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati.

    Doa:

    Tuhan Yesus, terima kasih untuk hari baru ini. Mampukanlah aku hari ini untuk melakukan hal-hal positif bagi orang-orang di sekitarku sebagai ucapan syukur atas kehidupan baru yang Kau berikan hari ini. Amin. (Dod).