Episodi
-
Kadang tidak semua rumah itu adalah bentuk sebuah pulang.
-
Episodi mancanti?
-
Sebelas tahun tidak berjumpa, mungkin tahun berikutnya juga sama. Semoga, kelak nanti kita bertemu di semesta yang berbeda. Kita habiskan sore dengan teh panas seperti biasanya.
-
Merayakan tahun ketiga, puji dan syukur tercurah deras kepada Yang Maha. Semoga selalu, syukur kita dilapangkan dari segala keinginan yang mempersempit kesenangan.
-
Senja lebih paham tentang waktu pamit untuk pergi.
-
Sebab yang abadi dari pertemuan adalah perpisahan!
-
Syarat utama dari kehilangan adalah merasa memiliki.
-
Banyak hal yang tak kunjung lekas
-
Setidakmenyenangkan ini menjadi dewasa sebelum waktunya
-
Sebuah dialog yang usai.
-
Kadang sudah berusaha namun hasilnya tak sesuai rencana.
-
Arsip awal tahun saya, baru sempat mengunggahnya di tengah kesibukkan dan ramainya isi kepala. Sengaja saya luangkan waktu, sebagai tanda atau bentuk apresiasi terbesar untuk seorang Ayah. Tidak lama waktu saya dengannya. Tapi, semoga bisa melegakan rasa syukur dan cukup. Cerita ini berisi tentang bagaimana seorang laki-laki. Sama saja, seperti manusia umumnya. Tidak ada dikotonomi khusus, laki-laki juga punya hati dan tidak semuanya diselesaikan dengan logika. Ya, intinya sampai suatu waktu logika mengalahkan ego, air mata bicara tentang semua tanya yang ramai di kepala. Terima kasih untuk 2000 listeners Arah Pulang. Sampai jumpa lagi....
-
Dalam babak ini aku akan lebih banyak bercerita tentang apa itu keluarga
-
Lelaki itu aslinya cengeng. Dari kecil ia lebih sering menangis karena kehilangan sesuatu. Atau lebih paham tentang bagaimana kecewa.
-
Lelaki yang mencintaimu dengan setia, ia pasti pernah meninggalkan sisa air mata. Jatuh dengan tulus, melarung tanpa arus.
-
Kita terlalu pilih-pilih menaiki bus di halte, hingga lupa bahwa banyak hal baik sering kali kita lewati di dalamnya. Bukan tentang tawa saja dunia, atau tentang bahagia, tetapi bagaimana kita bisa menjadi dewasa dalam menerima setiap maaf dan terima kasih.
-
Harus inget yaa, baik-baik terus.
-
Banyak yang menyerah, karena sulit mengerti dan maunya dihargai. Belajar dari salah, ngga salah kan?
-
You know me to well. Thanks for all sicks year.
-
Banyak harap akhirnya terkubur rapih, banyak rencana yang akhirnya merapuh. Semangat, ya.
- Mostra di più