Folgen
-
Rendy Pranata adalah Praktisi Komunikasi. Di episode ini Rendy menjelaskan hasil risetnya mengenai komunitas gay online dan bagaimana masyarakat di Indonesia melihat komunitas ini.
Co-host episode kali ini adalah Dimas Samudra, praktisi dan pegiat pendidikan.
-
Ziz adalah pseudonym aktivis demokrasi di Myanmar. Di episode ini Ziz menceritakan mengenai kondisi di Myanmar setelah setahun lebih dikuasai junta militer.
-
Fehlende Folgen?
-
Edwin Arief adalah pengguna dan penggemar sepeda. Di episode ini Edwin menjelaskan tentang prinsip-prinsip transportasi yang berkeadilan dan perencanaan transportasi di Indonesia.
-
Dimas Samudra adalah praktisi dan penggiat pendidikan. Saat ini Dimas bekerja sebagai konsultan pendidikan di sebuah edutech Indonesia. Di Episode ini Dimas bercerita tentang sisi lain perjuangan penerima beasiswa yang kadang kala tidak seindah kabar indah yang mereka bagikan di beranda laman sosial medianya.
-
Ihsan Maulana adalah peneliti di KoDe Inisiatif, lembaga nirlaba sebagai inisiatif masyarakat untuk mendorong konstitusionalisme dan demokratisasi di Indonesia melalui kegiatan penelitian, pelatihan dan advokasi kebijakan publik. Di episode ini Ihsan menjelaskan legalitas penundan pemilu dan peta politik dibalik wacana ini.
-
Melya Wardhani adalah mantan Kepala Program Kepemimpinan Lingkungan UpRising Manchester. Di episode ini Melya menjelaskan hasil risetnya mengenai hubungan perubahan iklim dan kekerasan pasangan intim.
-
Dwi Prameswari adalah mantan Senior Officer ASEAN Regional Mine Action Center. Di episode ini Dwi menjelaskan mengenai bagaimana ranjau darat masih mempengaruhi kehidupan masyarakat di beberapa negara Asia Tenggara dan kesiapsiagaan tanggap darurat untuk menghadapi bencana alam dan bencana buatan manusia.
-
Malvin Aldy adalah Sekretaris Pertama Politik KBRI Berlin. Di episode ini Aldy menjelaskan tentang kebijakan Jerman mengenai perang Rusia-Ukraina.
-
Hazuki Iijima adalah reporter TVS Jepang. Di episode ini Hazuki bercerita tentang penalaman menjadi reporter Bahasa Melayu di Jepang dan kita berdiskusi mengenai Budaya Jepang di Indonesia.
Co-host episode kali ini adalah Dimas Samudra, praktisi dan pegiat pendidikan.
-
Fandi Achmad adalah Konsultan Perdagangan Digital OECD. Di episode ini Fandi menjelaskan hasil penelitian OECD mengenai Indeks Pembatasan Perdagangan Layanan Digital.
-
Maruli Ferdinand adalah pegiat teknologi. Di episode ini Maruli menjelaskan tentang misinformasi dan disinformasi terutama selama pandemi di Indonesia.
-
Viza Juliansyah adalah pengajar Sosiologidi Universitas Tanjungpura. Di episode ini Viza menjelaskan mengenai kebangkitan identitas masyarakat Dayak yang adalah tema riset tesis doktoralnya di Univeersitas Gajah Mada.
-
Anggun Mahdi adalah Kepala Indonesian Trade Promotion Center di Johannesburg. Di episode ini Anggun bercerita tentang diplomasi kuliner dan tantangan promosi perdagangan di Afrika, terutama selama pademi.
Co-host episode kali ini adalah Maruli Ferdinand.
-
Yoga Putra adalah komunikator lingkungan hidup yang bekerja di bidang konservasi kelautan. Di episode ini Yoga memberikan bercerita tentang kondisi terumbu karang di Indonesia serta upaya pelestariannya.
Co-host episode kali ini adalah Mardiyah Andriana, pegiat pendidikan dan anak pantai.
-
Suri Amalia adalah peniliti di Imparsial, LSM yang melakukan penelitian dan pengawasan terhadap peristiwa-peristiwa pelanggaran HAM serta mengeluarkan rekomendasi kebijakan dan pengawasan implementasi untuk mendukung perlindunga HAM setiap individu. Di episode ini Amel memberikan laporan tentang kondisi HAM di Indonesia selama 2021 dan rekokmendasi untuk pemerintah dan masyarakat sipil.
-
Nona Gae Luna adalah Sekretaris Satu Politik Kedutaan Besar Indonesia di Roma. Di episode ini Nona bercerita tentang hubungan Indonesia dan Italia, perayaan natal disana, dan sejarah makanan Italia.
Co-host episode kali ini adalah Maruli Ferdinand, mantan diplomat yang sekarang menjadi digital nomad.